Last Updated on 18 September 2021 by Herman Tan Manado
Festival Musim Gugur merupakan perayaan tradisional terpenting kedua di Tiongkok (perayaan terpenting pertama adalah Tahun Baru Imlek). Ada banyak kegiatan yang dilakukan selama perayaan ini, baik yang masih bersifat tradisional maupun tren baru.
Baca lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana masyarakat Tiongkok merayakan Festival Musim Gugur ini.
1. Makan Kue Bulan – Tradisi yang paling Khas
Kue bulan adalah sejenis kue tradisional Tiongkok. Penganan khas ini terbuat dari tepung terigu dan diisi dengan kandungan bahan yang memiliki rasa manis, seperti gula dan serbuk biji teratai.
Kue bulan melambangkan reuni keluarga, dan sesuai tradisi, kue bulan dipotong dan dibagi-bagi ke dalam ukuran yang sama besar dan jumlah yang sama banyak dengan jumlah anggota keluarga.
Makan kue bulan merupakan tradisi yang paling umum dan yang paling tepat mewakili festival ini. Di hari-hari biasa, orang-orang tidak akan membeli atau tidak akan makan kue bulan (dianggap tidak lazim), tetapi saat Festival Musim Gugur semua orang pasti punya kue bulan untuk merayakannya.
Lihat 10 Rasa Kue Bulan Terpopuler
2. Mengagumi Bulan Purnama – Simbol Reuni Keluarga
Dalam kepercayaan rakyat Tiongkok, bulan purnama melambangkan reuni keluarga. Banyak penyair kuno terkemuka menulis puisi mengenai bulan sebagai ungkapan kerinduan yang terpendam. Saat memandangi rembulan, ingatan akan selalu kembali tertuju pada keluarga dan kampung halaman.
Saat ini masyarakat di Tiongkok masih senang memandangi dan mengagumi bulan purnama saat Festival Musim Gugur. Keluarga-keluarga di Tiongkok pun berkumpul untuk menikmati makan malam bersama di malam Festival Musim Gugur.
Setelah acara makan malam selesai, mereka akan berbincang-bincang mengenai pekerjaan, anak-anak serta rencana ke depan.
Lokasi Memandang Bulan Purnama – Atap Rumah, Puncak Gunung atau Tepi Danau
Masyarakat Tiongkok senang mencari lokasi terbaik yang menawarkan penampakan yang menakjubkan dari bulan purnama, seperti di atas atap rumah, balkon, puncak gunung atau tepi danau.
3. Bersembahyang kepada Dewi Bulan – Tradisi yang Sirna
Setelah makan malam, setiap keluarga akan menempatkan sebuah meja altar di depan pintu rumah, atau di halaman. Di atas meja diletakkan kue bulan, dupa dan lilin, menghadap ke arah bulan. Kini tradisi ini telah sirna. Di kota-kota besar jarang ditemui keluarga yang masih melakukan sembahyang kepada Dewi Bulan.
Di beberapa kota tua atau kota wisata, masyarakat masih melakukan ritual sembahyang ini di alun-alun, taman kota atau jalan, tetapi ini tujuannya lebih sebagai pergelaran wisata.
Buah yang digunakan untuk bersembahyang kepada Dewi Bulan, termasuk diantaranya semangka, jeruk Bali, delima, pir, kesemak, anggur atau buah musiman lain.
Selain itu, ada pula cerita legenda yang mengatakan bahwa jika seorang wanita menyentuh labu, maka dia akan melahirkan anak laki-laki. Seperti dalam bahasa China, karakter pertama dari kata “labu” dan “anak laki-laki” adalah sama.
Jika dia menyentuh kacang, dikatakan bahwa dia akan melahirkan seorang anak perempuan, karena dalam bahasa mandarin, kata “kacang” mewakili/berarti alis seorang gadis cantik.
4. Membuat Lampion Warna Warni — Kegiatan Favorit Anak-Anak
Membuat lampion warna warni merupakan kegiatan yang menyenangkan di antara keluarga dan anak-anak. Lampion dibuat beraneka bentuk, bahkan dapat menyerupai binatang, tanaman atau bunga.
Anak-anak senang membuat lampion yang berwarna warni dalam berbagai bentuk yang variatif, kemudian digantungkan di atas pohon atau rumah. Dapat pula diapungkan di sungai. Di taman-taman pun digantungkan lampion beraneka warna, menciptakan pemandangan yang luar biasa indah di malam hari.
Masyarakat juga membuat lampion Kongming, yaitu lampion terbang dengan menggunakan lilin yang dibakar untuk memanaskan udara di dalam lampion. Anak-anak menuliskan keinginan dan harapan yang baik pada lampion, kemudian melepaskannya terbang tinggi ke langit.
5. Menikmati Makan Malam Bersama – Kebahagiaan Reuni bersama Keluarga
Karena Festival Musim Gugur melambangkan reuni keluarga, maka setiap keluarga akan berkumpul untuk makan malam bersama di malam itu.
Orang yang biasanya tidak memiliki waktu untuk tinggal bersama orangtua mereka, akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat pulang, minimal untuk duduk makan malam bersama. Itulah sebabnya kemacetan lalu lintas pun terjadi selama perayaan ini.
Masakan di Rumah atau Makan di Restoran?
Di masa lalu para ibu akan memasak menyiapkan berbagai hidangan yang lezat di rumah, kemudian seluruh anggota keluarga akan menghabiskan waktu makan malam bersama.
Kini hampir sebagian besar keluarga cenderung memilih menikmati makan malam di restoran daripada harus memasak sendiri di rumah. Oleh sebab itu, banyak restoran terkemuka di Tiongkok yang sudah terpesan penuh di malam Festival Musim Gugur.
6. Memberi Bingkisan – Mempererat Persahabatan, Kekeluargaan dan Kerja Sama
Memberi bingkisan saat Festival Musim Gugur merupakan kegiatan yang populer. Saat perayaan orang saling mengadakan kunjungan singkat sambil membawa bingkisan untuk dihadiahkan kepada para sahabat atau kerabat. Umumnya mereka akan berpamitan pulang sebelum waktu makan malam tiba.
Inilah saat yang tepat untuk mempererat jalinan persahabatan dan hubungan kekerabatan. Hadiah juga diberikan oleh perusahaan-perusahaan kepada semua pegawai/staf nya. Bingkisan terpopuler dan yang paling umum diberikan adalah sekotak kue bulan, atau sekeranjang buah-buahan segar.
Baca 5 Bingkisan Festival Musim Gugur yang Terpopuler sebagai masukan ide.
7. Mengirim Pesan Ucapan – Bagi yang Terpisah Jauh oleh Jarak
Bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan telepon genggam, akan mengirim ucapan selamat berupa pesan kepada sahabat atau kerabat yang tinggal berjauhan. Ini memang merupakan cara terbaik untuk mencairkan suasana, apalagi jika Anda tidak tahu bagaimana harus memulai percakapan langsung di telepon.
Di masa lalu orang mengirim pesan singkat berupa SMS. Kini di kalangan generasi muda lebih menyukai berkirim pesan melalui aplikasi pesan instan, seperti WeChat atau QQ.
Pesan ucapan yang terpopuler adalah : Selamat Merayakan Festival Musim Gugur!
Bahasa Mandarin: 中秋節快樂! Zhōngqiūjié kuàilè!
Baca juga 10 Ucapan Terpopuler di Tiongkok saat Festival Musim Gugur
8. Perjalanan Wisata Singkat – Tradisi Modern
Festival Musim Gugur tidak hanya merupakan perayaan tradisional di Tiongkok, tetapi juga menjadi hari libur resmi nasional bagi warga Tiongkok. Umumnya warga Tiongkok mendapat libur selama 3 hari, termasuk akhir pekan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan singkat bersama kerabat atau sahabat.
Lazimnya 2 minggu atau 1 bulan sebelum perayaan tiba, masyarakat Tiongkok sudah mulai membuat rencana perjalanan wisata singkat ke kota-kota terdekat yang memiliki destinasi wisata. Makanya dalam waktu singkat tiket-tiket kereta api selama libur 3 hari itu selalu habis terjual di muka.
Jadi jika jadwal tur Anda ke Tiongkok berdekatan dengan Festival Musim Gugur (biasanya jatuh pada akhir september s/d awal Oktober), dan menggunakan moda transportasi kereta api, disarankan untuk melakukan reservasi tiket sedini mungkin.
Baca juga Jadwal Hari Libur Nasional di Tiongkok
9. Belanja – Tren Populer di Kalangan Kaum Muda
Hampir di semua liburan besar selalu ada promo diskon di toserba, pusat-pusat perbelanjaan seperti supermarket atau mall dan toko online seperti Alibaba.
Saat Festival Musim Gugur mereka biasanya akan mengadakan penarikan undian dengan menggunakan struk pembelian untuk memenangkan hadiah berupa kue bulan berkualitas premium.
Kalangan kaum muda senang berbelanja pakaian dan menikmati potongan harga besar-besaran. Dan yang paling populer tentunya lewat belanja online.
10. Nonton Film – Bagi yang tidak Memiliki Ide Lain
Menonton film bukanlah tradisi perayaan manapun, karena dapat dilakukan kapan saja. Tetapi bagi yang tidak memiliki rencana dan ingin merayakan liburan, nonton film adalah ide yang bagus.
Umumnya keluarga atau pasangan akan menonton film setelah acara makan malam selesai. Sementara bagi kalangan kaum muda memilih melakukannya setelah berbelanja sepanjang hari, sambil mengistirahatkan kaki.