Last Updated on 23 July 2023 by Herman Tan Manado
Festival Qingming (清明; Cheng Beng) disebut juga sebagai hari bersih2 makam atau hari ziarah kubur dalam bahasa Indonesia. Festival ini umumnya jatuh pada tanggal 4 atau 5 April. Qingming merupakan perayaan ke-2 Tionghoa setelah Festival Imlek.
Setiap tahun, Festival Qingming (Cheng Beng) jatuh pada tanggal 4 atau 5 April. Di Tiongkok, festival ini malah diperingati selama 3 hari berturut2, dan merupakan hari libur Nasional.
A. Fakta Mengenai Festival Qingming (Cheng Beng)
• Bahasa Mandarin : 清明节 Qingming jie (hari ziarah kubur); 扫墓 Saomu (menyapu makam).
• Tanggal : 4 atau 5 April (awal Cheng Beng, perayaan ke-2 setelah Imlek).
• Makna Perayaan : puncak hari penghormatan / persembahyangan kepada leluhur.
• Kegiatan : membersihkan makam, mempersembahkan sajian berupa makanan, minuman, buah2an dan manisan sebagai tanda bakti.
• Sejarah : Telah lebih dari 2,500 tahun.
B. Hari Persembahyangan Leluhur Terpenting
Festival Qingming (Cheng Beng) merupakan perayaan tradisional di Tiongkok. Inilah salah satu hari persembahyangan yang paling utama bagi sebagian besar masyarakat Tionghoa; dimana mereka membersihkan makam dan mengenang para leluhur mereka.
Pada hari itu kegiatan membersihkan makam merupakan kegiatan terpenting untuk menunjukkan bentuk rasa hormat kepada para leluhur!
Sebagai info, di Tiongkok, pada tanggal 20 Mei 2006 festival ini resmi masuk ke dalam daftar salah satu dari perayaan warisan budaya Nasional mereka.
Baca juga : Hari Ceng Beng (Festival Qing Ming)
C. Bagaimana masyarakat Tionghoa Merayakan Festival Qingming (Cheng Beng) ?
Ada berbagai macam kegiatan selama Festival Qingming (Cheng Beng). Beberapa yang paling populer adalah membersihkan makam, melakukan perjalanan di musim semi, menerbangkan layang2, serta meletakkan dahan daun pada pagar, menjadi bagian terpenting perayaan ini sejak pertama bermula.
Perayaan ini merupakan perpaduan yang baik antara penghormatan sekaligus kegembiraaan melalui adat-istiadat.
1. Membersihkan Makam – Tradisi Penting dalam Festival Qinming (Cheng Beng)
Masyarakat mengenang dan menunjukkan rasa hormat kepada leluhur dengan mengunjungi makam, mempersembahkan sajian berupa makanan, teh, anggur, membakar dupa, kertas perak dan emas (sebagai lambang uang), dsb.
Mereka menyapu makam agar bersih, menyiangi rumput liar, menambahkan tanah baru yang masih segar, menancapkan dahan daun pada makam, membakar dupa dan uang2an kertas.
Mereka memanjatkan doa di depan batu nisan (墓碑; Mubei, Hokkian : Bongpay), memohon agar keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan berkah.
Namun, kini adat istiadat ini lambat laun telah jauh lebih disederhanakan, terutama di kota2 besar yang umumnya terkena pengaruh barat, dimana hanya karangan bunga saja yang dipersembahkan kepada anggota keluarga yang telah meninggal.
2. Meletakkan Dahan Daun pada Pagar
Selama Festival Qingming (Cheng Beng), masyarakat menggunakan potongan dahan daun dan meletakkannya pada pagar dan pintu depan rumah. Diyakini bahwa tradisi ini dapat menangkal arwah jahat yang gentayangan selama Cheng Beng.
Bahwa dahan dianggap memiliki kekuatan magis terutama berasal dari pengaruh ajaran Buddha. Dalam gambar2 klasik seringkali terlihat Dewi Welas Asih Guanyin sedang duduk bersila sambil memegang sebuah vas berisi air dan dahan daun di dalamnya.
Dewi Guanyin menggunakan air dan daun untuk mengusir hantu. Menurut catatan sejarah, terdapat pepatah kuno yang mengatakan “Letakkan dahan daun pada pagar, hantu akan keluar menjauh dari dalam rumah”.
3. Melakukan Perjalanan di Musim Semi
Qingming disebut pula dengan Festival Taqing. Taqing (踏青; tapak hijau) berarti bertamasya di musim semi, dimana masyarakat keluar dari rumah untuk menikmati keindahan mekarnya musim semi.
Biasanya perayaan ini jatuh tidak lama sebelum segala sesuatu bersemi berubah warna menjadi hijau di belahan utara, dan masuk pada musim berseminya bunga di belahan selatan.
Pada saat masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah, seiring dengan mulai menghangatnya cuaca, inilah pertanda awal datangnya musim semi.
4. Menerbangkan Layangan
Menerbangkan layang2 juga menjadi tradisi penting yang sangat dinikmati oleh seluruh masyarakat, baik tua dan muda, selama perayaan ini berlangsung.
Layang2 dengan berbagai bentuk yang unik diterbangkan selama Festival Qingming (Cheng Beng), tidak hanya pada pagi dan siang hari, tetapi juga bahkan pada malam hari.
Lampion kecil berwarna/i diikatkan pada layang2 atau pada benang penahan layang2. Pada waktu layang2 diterbangkan pada malam hari, cahaya lampion terlihat indah seperti kelap2 bintang di langit.
Di waktu lampau orang menggunting benang layang2 dan membiarkannya terbang bebas di angkasa.
Tradisi ini diyakini dapat membawa keberuntungan dan melenyapkan penyakit. Menerbangkan layang2 sangat populer di seluruh penjuru Tiongkok, dan umumnya Anda akan menjumpai banyak orang memainkannya di lapangan besar dan taman2 kota di seluruh pelosok negeri tersebut.
Baca juga : Cara Membaca Penulisan Bongpay di Makam Tionghoa
E. Hidangan Selama Festival Qingming (Cheng Beng)
Satu hari sebelum Cheng Beng merupakan Hari Pangan Dingin, yang merupakan hari tradisional di Tiongkok. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua hari ini berangsur2 digabung menjadi satu perayaan.
Kini masyarakat di beberapa tempat masih memiliki tradisi menyantap makanan dingin pada saat Festival Qingming.
Tempat yang berbeda memiliki hidangan yang berbeda pula selama Festival Qingming (Cheng Beng) ini. Hidangan tradisional perayaan ini meliputi bola pangsit hijau manis, bubur persik, kue kering renyah, siput Cheng Beng dan telur.
Umumnya hidangan ini dimasak 1-2 hari sebelum Festival Qingming (Cheng Beng) tiba.
1. Bola Pangsit Hijau Manis
Bola pangsit hijau manis (青团; qīngtuán; pangsit hijau) merupakan hidangan populer Cheng Beng. Dibuat dari campuran tepung beras ketan dan jus sayuran hijau, diisi dengan pasta kacang manis. Bola pangsit hijau manis berwarna hijau giok, terasa lengket dan beraroma manis.
2. Kue Qingming (Cheng Beng)
Kue Qingming disebut sazi (撒子; sāzi; penganan dingin) adalah sejenis makanan yang digoreng renyah, dibuat dari tepung terigu atau tepung beras ketan, telur, wijen, bawang bombay, garam dan bahan lainnya.
Diantara beberapa etnis minoritas di Tiongkok, seperti suku Uygur di Xinjiang, suku Dongxiang di Gansu, suku Naxi di Yunnan, dan suku Hui di Ningxia, sazi terkenal sangat bervariasi dan rasanya yang beragam.
3. Hidangan Cheng Beng Lainnya
Bubur persik adalah sejenis bubur yang dimasak dengan buah persik segar dan nasi.
Siput Cheng Beng adalah hidangan yang dimasak menggunakan siput, bawang bombay, jahe, kecap kedelai, arak masak dan gula.
Baca juga : Inilah 6 Hal Yang Perlu Anda Lakukan Pada Saat Ziarah Cengbeng
F. Sejak Kapan Festival Qingming (Cheng Beng) Berawal?
Festival Qingming (Cheng Beng) dimulai sejak Dinasti Zhou dan telah memiliki riwayat sejarah selama lebih dari 2,500 tahun lamanya.
Perayaan ini berawal dari upacara mewah dan berbiaya mahal yang digelar oleh para Kaisar dan pejabat kaya untuk menghormati para leluhur. Mereka memberikan sesajen dan memohon kepada leluhur untuk memberkahi Negara nya dengan kemakmuran, kedamaian dan panen yang melimpah.
Pada tahun 732M, Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang mendeklarasikan bahwa penghormatan secara resmi hanya diberikan di makam leluhur pada hari pertama Qingming.
Maka sejak saat itu, membersihkan makam pada hari pertama Qingming lambat laun semakin populer, berlaku tidak hanya bagi kerajaan saja, tetapi juga bagi keluarga rakyat pada umumnya, dan terus berlanjut hingga lebih dari satu milenium lamanya.
G. Mengunjungi Tiongkok saat Festival Qingming (Cheng Beng)
Festival Qingming (Cheng Beng) merupakan hari libur nasional di Tiongkok. Sebagian besar masyarakat Tiongkok memanfaatkan liburan selama 3 hari dengan bepergian.
Oleh sebab itu selama Festival Qingming (Cheng Beng), sebagian besar atraksi akan sangat ramai dipadati, tiket transportasi umum yang murah seperti bis dan kereta api akan cepat habis terjual, dan tarif akomodasi akan sedikit lebih mahal.
H. Istilah2 selama Festival Qingming (Cheng Beng)
• 清明节 (Qing-ming jie) : Festival Qingming (Cheng Beng).
• 扫墓 (Sao mu) : Menyapu membersihkan makam.
• 祭祖 (Ji zu) : Penyembahan kepada leluhur.
• 纸钱 (Zhi qian) : Kertas emas, kertas yang dibuat menyerupai uang, dan dibakar sebagai penyembahan kepada yang sudah meninggal.
• 烧香 (Shao xiang) : membakar hio/dupa.
Kalau kita masih bisa memperkenalkan cicit kita kepada engkong kita, kenalkanlah, karena kita bukan lahir dari batu. Inilah Suku Tionghoa. Kemana2, nenek moyangnya selalu dibawa. Mungkin mereka tidak kenal Tuhan, tapi yang jelas, mereka membawa nenek moyangnya.
Karena itulah rasa persaudaraan di antara suku Tionghoa begitu kuat. Ini pula yang mendasari apa perbedaan terbesar antara orang Tionghoa dan orang Barat? Yaitu, kita tahu MEMULIAKAN LELUHUR, sementara mereka tidak.