Last Updated on 25 August 2018 by Herman Tan Manado
Sebelumnya saya harus klarifikasi dulu, saya ini alumnus yang sudah sangat tua. Di zaman saya, kantin papan atas Dunhuang saja masih ada di luar, belum dipindahkan ke dalam.
Ada satu tahun, kantor sekretariat himpunan mahasiswa jurusan dipindahkan ke Aula Daren lantai 4. Tidak jelas apakah memang saya terlalu capek, atau karena masih muda jadi nyalinya lebih besar, saya tidur beberapa malam di situ. Memang akhirnya terjadi sesuatu. Belakangan setelah dijelaskan oleh teman, baru sadar ternyata mengerikan juga …
Waktu itu saya semester 6. Kantor sekretariat pindah dari Aula Da-en ke Aula Daren. Saya masih ingat gara-gara mempersiapkan expo perhimpunan mahasiswa, jadi bersama beberapa teman pada sangat sibuk. Kebetulan saat itu sudah tinggal di luar, jadi kalau sudah terlalu larut malam, saya menginap di kantor sekretariat.
Di kantor sekretariat ada sebuah sofa panjang yang kalau dipakai untuk tidur ternyata lumayan nyaman.
Aula Daren waktu itu masih sangat terasa angker. Waktu itu belum direnovasi. Koridornya sangat sempit dan seram, Orang gampang tersesat di situ. Kalau kamu sempat melihat kondisinya sebelum direnovasi, kamu pasti paham maksud saya.
Pada saat saya baru masuk ke Univ Wenhua, di depan aula Daren ada sebuah lapangan basket yang sekarang sudah jadi tempat parkir umum. Waktu itu masih ada sebuah gerbang. Konon gerbang ini dikenal sebagai gerbang angker.
Begitu masuk ke gerbang, ada sebuah kolam, dan bukit buatan. Di atas kolam ada dua jembatan yang memungkinkan orang untuk jalan. Pada saat saya masuk univ, kolam itu tidak pernah ada airnya. Kondisi bukit buatan, kolam dan jembatan ini entah mengapa selalu memberikan rasa tidak nyaman.
Berjalan agak maju lagi di sebelah kiri adalah lift hantu yang terkenal itu, total ada dua buah. Yang paling angker adalah lift yang posisinya paling dekat dengan kolam. Konon ada seorang dosen yang demi membuktikan lift ini tidak bermasalah, mencoba menaikinya sendirian. Tetapi belakangan dia sendiri yang meminta lift itu ditutup saja.
Aula Daren ada fakultas Sastra dan Seni, jadi tidak heran kalau sering terdengar alunan musik disini, karena pasti selalu ada latihan menari atau menyanyi. Hanya saja berjalan di koridor yang panjang dan sempit ditengah sayup-sayup alunan musik, tidak akan bisa membuat kamu menghayatinya.
Pernah sekali, waktu itu sudah jam 10 malam mendekati jam 11. Karena saya merasa sangat capek jadi langsung saja rebah di sofa di kantor sekretariat. Tanpa sadar akhirnya tertidur. Entah sudah tidur berapa lama, tiba-tiba dari kejauhan sayup-sayup terdengar alunan musik, perlahan-lahan membangunkan aku. Samar-samar melalui pintu saya melihat ada seseorang di koridor sedang perlahan-lahan menuju ke arah saya.
Karena koridornya gelap, dan jaraknya masih jauh, jadi saya tidak bisa melihat dengan jelas itu siapa. Pada saat masih berpikir apakah itu adalah cewek cakep dari UKM Tari atau UKM Seni Teater, tiba-tiba saya menyadari tubuh saya tidak bisa bergerak!
Bahkan bersuara pun tidak bisa. Saya hanya bisa melihat orang itu perlahan-lahan berjalan menuju ke tempat saya!
Ketika posisinya semakin dekat, saya baru bisa melihat dengan jelas, ternyata orangnya berambut panjang, berbaju putih. Gerakannya terlihat seperti menari balet sambil mendekat ke arah saya.
Saya melihatnya semakin dekat. Semakin dekat …
Tetapi untungnya saya terus mencoba berteriak dan mencubit diri sendiri, hingga akhirnya terbangun! Di waktu yang sama perempuan itu pun lenyap di koridor. Tapi saya sudah terlanjur takut setengah mati.
Hanya saja kejadiannya tidak berakhir begitu saja …
Bersambung ke part 05