Last Updated on 1 May 2021 by Herman Tan Manado
Pembangunan makam Kaisar Qin Shi Huang (秦始皇; 259-210 SM) di gunung Li Shan yang membutuhkan tenaga lebih dari 1 juta pekerja selama 40 tahun dan menelan korban jiwa ratusan ribu orang.
Istana bawah tanah yang berbentuk piramid terbalik itu mulai dibangun sejak 220 SM, tepat ketika sang Kaisar mulai menjabat sebagai Kaisar pertama Tiongkok, dinasti Qin.
Dalam istana makam, diisi patung-patung yang terbuat dari tanah liat yang dibuat menyerupai pejabat istana dan pahlawan yang berbaris membentuk formasi.
Patung-patung ini pula dikenal luas dunia dengan sebutan Terracotta Warrior atau 兵馬俑 (pinyin : Bing Ma Yong). Di Indonesia, patung ini disebut patung prajurit Terakota.
A. Terracotta Army (Patung Prajurit Terakota) dan Misteri Yang Terkandung Didalamnya
Ribuan patung pejabat, pahlawan dan kuda yang berukuran sebenarnya itu dikuburkan bersama sang kaisar untuk menjadi pasukan di dunia lain, karena ia berkeinginan untuk menjadi penguasa yang perkasa bahkan setelah ia wafat pun. P
atung-patung Terracotta itu juga dipersenjatai dengan senjata sungguhan, yang sebagiannya masih tajam setelah dikuburkan lebih dari 2000 tahun.
Mereka mengenakan sepatu-sepatu anti selip dengan paku-paku di alasnya menyerupai sepatu olahraga modern. Sementara baju zirahnya terbuat dari potongan besi yang berbentuk kartu, yang dijahit dengan benang khusus.
Menurut para ahli ekskavasi/penggalian, awalnya patung2 ini berwarna-warni. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sisa cat/residu pada sebagian patung.
Warnanya memudar sewaktu pertama kali terpapar udara luar, setelah ribuan tahun terpendalam dalam tanah.
B. Catatan Sima Qian : Makam Kaisar Qin Penuh Emas dan Harta; Namun juga Penuh Jebakan!
Menurut catatan sejarawan Sima Qian (145-90 SM), pada kompleks makam utama istana Qin Shi Huang yang terletak di di Xian, Shaanxi, Tiongkok, ini juga konon dipasang sistem semi-mekanis yang secara otomatis melontarkan panah & tombak yang mematikan, kalau-kalau ada penerobos/perampok yang mau masuk.
Di dalam makam utama sang Kaisar juga dikuburkan banyak sekali emas, perak dan permata; serta di langit-langit atas istana terdapat representasi dari susunan konstelasi rasi bintang surgawi, terdapat bukit dan sungai buatan yang diisi cairan merkuri (air raksa), serta pelita yang dinyalakan dengan minyak ikan, yang akan terus menyala dalam waktu yang lama.
Dalam kekaisaran suatu dinasti, lazim halnya seorang Kaisar dikubur bersama dengan harta bendanya semasa hidup, sebagai “modal” di dunia akhirat sana. Ini juga sama halnya seperti raja-raja di Mesir kuno.
Hanya saja, apakah emas dan permata ini masih tersimpan di dalam sana, atau sudah dicuri oleh orang lain, beberapa puluh tahun, atau beberapa ratus tahun pasca kematian sang Kaisar?
Api akan terus menyala, karena diyakini masih terdapat aliran angin kecil yang masuk ke dalam, meski dari luar kelihatannya kompleks makam sudah tertutup sepenuhnya oleh rumput dan pepohonan.
“Pada bulan ke-9, Kaisar pertama dimakamkan di Gunung Li. Ketika Kaisar Pertama kali naik takhta, penggalian dan persiapan dimulai di Gunung Li. Kemudian, ketika ia mempersatukan kerjaan, 700.000 orang dikirim kesana. Mereka menggali melalui tiga lapisan air tanah dan dituangkan dalam perunggu untuk membuat peti mati luar.
Istana dan menara indah untuk seratus pejabat dibangun dan makam itu penuh dengan artefak langka dan Harta yang menawan. Pengrajin diperintahkan untuk membuat busur dan anak panah prisma untuk menmbak siapa saja yang memasuki makam.
Mercury digunakan untuk mensimulasikan ratusan sungai, Yangtze dan Sungai Kuning, dan laut besar dan mengatur aliran secara mekanis. Di atas ada representasi dari rasi bintang surgawi, di bawah melambangkan bumi. Lilin dibuat dari lemak ikan, yang bisa untuk membakar dan tidak cepat padam untuk waktu yang lama.
Kaisar Kedua mengatakan “ini tidak pantas untuk selir kaisar yang tidak memiliki anak laki-laki untuk keluar bebas”, memerintahkan bahwa mereka harus ikut menemani orang mati, dan banyak sekali orang meninggal.
Setelah pemakaman, disarankan bahwa itu akan menjadi pelanggaran serius jika para pengrajin yang membangun perangkat mekanik membocorkan rahasia kekayaan yang ikut dipendam. Oleh karena itu setelah upacara pemakaman telah selesai dan harta telah tersembunyi, gerbang diblokir dan pintu gerbang luar diturunkan, sehingga orang yang berada dalam makam termasuk semua pekerja dan pengrajin tidak ada yang bisa melarikan diri.
Pohon dan vegetasi kemudian ditanam pada gundukan makam sedemikian rupa sehingga menyerupai bukit.” – Sima Qian, Kitab Shiji, Bab VI.
Menurut asumsi Guo Zhikun, seorang spesialis dalam sejarah dinasti Qin menyimpulkan dari deskripsi yang ditulis Sima Qian. Guo menyimpulkan bahwa istana bawah tanah setidaknya memiliki 3 gerbang, yakni : gerbang luar, gerbang tengah dan gerbang dalam yang tidak disebutkan.
Ketika Kaisar meninggal, dia ditempatkan di istana bawah tanah. Lalu, gerbang tengah ditutup (closed, yang berarti pintu yang memiliki 2 bilah) dan gerbang luar ditutup (shutdown; yang berarti pintu geser ke bawah secara vertikal).
Pintu tengah terkunci secara otomatis begitu ditutup. Hal ini sengaja dirancang untuk mencegah penerobosan apapun baik dari dalam maupun dari luar.
Selain itu, gerbang dalam yang tidak disebutkan memiliki mekanisme yang sama seperti yang di tengah. Peti mati kaisar dan semua perlengkapan penguburannya ditempatkan di antara gerbang tengah. Konon ketika istana makam diperintahkan untuk ditutup, pekerja masih sedang sibuk bekerja di dalamnya.
Dalam hitungan detik, mereka ikut “dimakamkan” bersama dengan sang Kaisar, dan ikut menjadi korban pemakaman bersama puluhan selir dan pelayan Kaisar yang sudah lebih dulu dibunuh dengan kejam (info terbaru dari Natgeo, mereka semua tidak cuma dibunuh, tapi dimutilasi.
Hal ini diketahui berdasarkan susunan tulang saat penggalian kompleks makam lainnya, yang berjarak beberapa ratus meter ke arah timur dari makam/piramid utama).
Semua pekerja yang berada di dalam makam tak ada yang lolos. Karena hal inilah yang membuat para arkeolog Tiongkok hingga saat ini belum berani menggali ruang makam utama milik kaisar Qin Shin Huang.
Harus ada perencanaan yang matang, karena dengan adanya jebakan (seperti yang ditulis dalam kitab Shiji), bisa saja mereka ikut menjadi “tumbal” dan ikut terkubur hidup-hidup bersama dalam kompleks makam.
Kompleks utama makam sang Kaisar sendiri merupakan gunung yang berbentuk piramida. Gunung buatan ini seutuhnya buatan manusia, dimana setiap sisi panjangnya ¼ mil (±400 meter).
Didalamnya terdapat bangunan batu selebar 410 kaki (± 125 meter), panjang 476 kaki (± 145 meter), dengan dinding setinggi 45 kaki (± 13,7 meter).
Di dasar bangunan tersebut merupakan piramida terbalik, yang dibangun lebih jauh ke dalam tanah; dimana ruang pemakaman sang Kaisar sendiri terletak di bagian terbawah.
Dalam kompleks makam, diyakini terdapat jalan/anak tangga yang menurun ke arah sana. Namun hingga kini, para arkeolog masih belum menemukan dimana pintu masuk/entrance menuju ke makam, karena sejatinya area bukit ini sudah tersegel secara alami oleh alam, dengan tebalnya rumput dan pepohonan sekitar.
Terdapat 1 bukti yang menunjukkan legenda terhebat dalam makam tersebut benar. Keseluruhan “gunung piramida” ini dipenuhi konsentrasi air raksa (merkuri) yang tinggi, sesuai dengan keberadaan adanya “sungai logam cair” di bawahnya. Jasad sang Kaisar pertama Tiongkok ini terkubur di bawah gunung buatan yang berbentuk piramida itu..
Setelah Ying Zheng (Qin Shi Huang) meninggal pada tahun 110 SM (lahir 258 SM), awalnya digantikan oleh anak keduanya, Hu Hai (胡亥; Qin Er Shi), yang mendapat dukungan Perdana Menteri Li Si (李斯).
Dia mengambil alih kekaisaran setelah diam-diam membunuh kakaknya, Fusu (扶苏), yang merupakan putra mahkota, calon pengganti ayahnya.
Namun para gubernur dari tiap-tiap propinsi berupaya melakukan pemberontakan untuk merebut kekuasaan tertinggi di daratan Tiongkok. Dalam keadaan yang kacau itu, Xiang Yu dan Liu Bang muncul beserta pasukannya berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan mengatasi perang tersebut.
Pada bulan ke 10 tahun 206 SM, kekuasaan besar Dinasti Qin yang didirikan oleh sang Kaisar pertama Shi Huang Ti, yang hanya berkuasa selama kurang lehih selama 14 tahun itu pun berakhir sudah, ditandai dengan bergantinya Dinasti Qin ke Dinasti Han oleh Liu Bang.
Sumber sejarah Dinasti Qin : Buku koleksi penulis
Judul : “Jatuh Bangunnya Dinasti Qin” oleh Ren Changhong