Last Updated on 9 September 2021 by Herman Tan Manado

Ini adalah kisah nyata di sebuah kawasan di Oakland, Amerika Serikat. Warga di kawasan penduduk di Jalan 11th Avenue dan East 19th gembira. Pasalnya, kasus kriminal di sekitar kawasan tempat tinggal mereka itu menurun drastis hingga 82%. Apa penyebabnya?

Hal itu terjadi ketika seorang pria tua di sana memasang sebuah patung Buddha yang dibelinya di sebuah toko peralatan setempat (di US, kebanyakan rupang2 Dewa/i dari Asia dianggap sebagai pajangan/hiasan dalam rumah, yang dapat memberikan energi positif bagi pemilik rumah).

Pria itu sendiri sebenarnya tidak menganut agama apapun (agnostik).

Disebutkan bahwa sebelumnya di tempat itu terjadi banyak berbagai aktivitas ilegal. Tidak hanya sebagai tempat pembuangan sampah atau sekadar aksi corat-coret (vandalism) saja. Namun di tempat itu terjadi pula kejahatan serius, yakni peredaran narkoba (tempat pertemuan pembeli & penjual narkoba), tempat prostitusi, hingga perampokan dan aksi penyerangan dengan senjata tajam.

Jelas saja kawasan itu menjadi tidak aman bagi warga setempat.

Hingga suatu hari, seorang warga setempat di sana terpikir untuk membeli sebuah patung Buddha setinggi 60 cm, dan meletakkan patung itu dalam rumah kecil di median jalan yang ada pepohonannya.

Lokasi tempat itu tepat di ujung jalan yang bersebelahan dengan rumahnya. Tempat itu juga sering dijadikan tempat pembuangan kasur bekas, sofa bekas, pakaian bekas, hingga aneka sampah rumah tangga lainnya.

Kegiatan membuang sampah sembarangan ini juga dilakukan di berbagai tempat rindang lainnya, yang sejatinya tersembunyi dibalik pepohonan.

Itu sebabnya Dan Stevenson mencoba melakukan sebuah improvisasi dengan meletakkan sebuah patung Buddha di sana.

Di lingkungan itu terasa aura positif dari rupang Buddha yang ditempatkan disana.

Namun dalam kasus ini, efek dari “patung improvisasi” menjadi persoalan besar.

“Aku akan pasang patung Yesus di sana, jika itu bisa menjaga tidak lagi dibuangnya kasur-kasur bekas di situ.”

“Namun jika patung Yesus, sudah tentu akan menjadi kontroversial. Jadi aku memilih patung Buddha yang lebih netral,” kata Dan Stevenson setengah bercanda kepada Oakland North.

Awalnya, ia hanya berharap kehadiran “figur” itu akan membawa suatu rasa ketentraman di kawasan pemukiman yang bermasalah itu.

Atau, harapan yang paling akhir adalah setidaknya membuat orang-orang berpikir 2 kali sebelum membuang sampah disana.

Namun apa yang tidak diduga oleh Stevenson adalah patung Buddha itu kini menciptakan sebuah efek meluas, yang hasilnya mengubah keadaan di sekitar kawasan tempat tinggalnya.

Pertama, kegiatan buang-membuang sampah terhenti. Kemudian efek lebih besar terjadi, ketika masyarakat sekitar mulai membersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar tempat itu.

Para penggedar narkoba dan prostitusi pun pindah menjauhi tempat itu, dan aksi corat-coret di dinding (gravity) juga terhenti.

Bahkan sejak Stevenson memasang patung itu, tindak kejahatan di kawasan pemukiman itu menurun drastis hingga 82%.

Statistik dari kepolisian setempat memperlihatkan, selang tahun 2012 s/d 2014, laporan perampokan menurun dari 14 kasus menjadi 3 kasus. Begitupun tindak kekerasan dari 5 kasus menjadi 0 kasus, tindak pencurian dari 8 kasus menjadi 4 kasus, kasus narkoba dari 3 kasus menjadi nol kasus, serta prostitusi dari 3 kasus turun menjadi nol (sumber : intisari online).

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?