Last Updated on 12 April 2020 by Herman Tan Manado
Kota Wuhan sendiri diketahui berhasil membangun 2 RUMAH SAKIT DARURAT pada awal Februari 2020, untuk menampung pasien yang terjangkit virus Covid-19. Pembangunan ke-2 RS khusus ini dilakukan dalam waktu beberapa minggu, untuk menawarkan lebih dari 2.500 tempat tidur tambahan untuk pasien, disaat virus ini mulai menyebar di seluruh penjuru kota.
1. RS Huoshenshan (火神山医院; Huo Shenshan Yiyuan)
RS Huoshenshan 火神山医院 mulai dibangun pada H-2 Imlek, yakni 23 Januari 2020, dan selesai dibangun pada 2 Februari 2020. Ribuan pekerja konstruksi (termasuk tukang kayu, tukang ledeng, tukang listrik dan spesialis tukang2 lainnya) telah bekerja selama 24 jam untuk menyelesaikan proyek ini, yang dianggap sebagai “mission impossible“.
Rumah sakit yang terletak di dekat Danau Zhiyin, distrik Caidian, Wuhan, ini diberi nama RS Huoshenshan, yang dalam bahasa mandarin berarti “Gunung Dewa Api“. Rumah sakit berlantai 2 ini berdiri diatas tanah seluas 60.000 meter², dengan memiliki daya tampung ±1.000 tempat tidur.
Pemberian nama Dewa Api (Huoshen, 火神) sendiri dinamai menurut Zhurong 祝融, seorang tokoh penting dalam mitologi Tiongkok, yang dikenal sebagai nenek moyang Negara Chu (1030-223 SM); dan Kaisar Yan (Kaisar Api, 炎帝), seorang penguasa Tiongkok kuno legendaris di masa pra-Dinasti, yang dipercaya sebagai nenek moyang masyarakat Tiongkok.
Menurut Catatan Sejarah Agung (Shi Ji) yang ditulis oleh sejarawan di jaman dinasti Han, Sima Qian (145-86 SM), Zhurong digambarkan sebagai sosok yang memegang posisi “Menteri Api” di pemerintahan langit.
Karakter “Huo” (火) juga terkait dengan elemen api dalam Wuxing (五行). Dalam konsep pengobatan Tiongkok tradisional, unsur logam (Jin, 金) mengatur/mempengaruhi paru-paru (Fei, 肺). Api mengontrol logam, karena panas api dapat melelehkan logam (火克金).
Pemilihan nama ini juga menyampaikan harapan, bahwa rumah sakit ini akan mampu mengatasi infeksi pernapasan pasien yang disebabkan oleh virus Covid-19, yang menyerang paru-paru.
Baca juga : Mengenal 5 Elemen Dalam Fengshui
2. RS Leishenshan (雷神山医院; Lei Shenshan Yiyuan)
Selain RS Houshenshan, rumah sakit kedua yang dibangun adalah RS Leishenshan 雷神山医院, yang juga berlokasi di Wuhan. Leishensan sendiri secara harafiah berarti “Gunung Dewa Petir”. Rumah sakit tersebut mulai dibangun pada sore hari di Hari Imlek, 25 Januari 2020, dan diresmikan pada 6 Februari 2020.
RS Leishenshan sendiri terletak di tepi Danau Huangjia, Distrik Jiangxia, Wuhan, menempati area seluas 21,9 hektar (219.000 meter²), lebih luas dibanding RS Huoshenshan, dan menyediakan ±1.500 tempat tidur untuk pasien, dengan lebih fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan yang ada di RS Houshenshan.
Nama rumah sakit ini terinspirasi oleh kepercayaan Dewa Petir Tiongkok yang bernama Leishen 雷神 (Leigong 雷公). Dewa Leishen divisualisasikan berwajah biru dengan paruh burung, memiliki sayap, sambil membawa palu dan pahat untuk menghasilkan petir/guntur. Leishen juga sering divisualisasikan sambil menaiki kereta kuda, yang menyerupai sosok Thor di dunia barat.
Masyarakat Tiongkok percaya bahwa Dewa Petir akan menghukum manusia di bumi yang bersalah, serta roh/spirit jahat yang membahayakan umat manusia di bumi. Karakter “Lei” (雷) juga terkait dengan elemen kayu (木) dalam Wuxing (五行), dimana kayu menghasilkan api (木生火), dan api mengatasi (memelehkan) logam (火克金).
Dalam konsep pengobatan Tiongkok tradisional, unsur logam (Jin, 金) mengatur/mempengaruhi paru-paru (Fei, 肺); sehingga pemilihan nama tersebut menyampaikan harapan, bahwa infeksi pernafasan yang disebabkan oleh virus Covid-19 dapat diatasi.
Tahukah Anda, arsitek Rumah Sakit Corona di Wuhan, Huang Xiqiu (79), ternyata pernah tinggal dan bersekolah di Chunghua School Indonesia tahun 1960-an, sebelum ditutup paksa oleh pemerintah pasca G30/SPKI!
Kedua RS (sementara) yang masing2 diselesaikan dalam tempo ±10 hari ini, dikerjakan oleh 3 perusahaan kontraktor ternama, yakni China State Engineering Construction Corporation, Beijing Geo Environ (BGE), dan Oriental Yuhong.
Kedua rumah sakit yang dibangun secepat kilat ini diketahui meniru model RS Xiaotangshan yang dibangun dalam tempo 7 hari di pinggiran kota Beijing pada tahun 2003 silam, disaat penyebaran wabah SARS kala itu.
Sedangkan teknik konstruksinya dilakukan dengan menggunakan bahan bangunan prefabrikasi, yakni semacam bangunan atau panel yang telah dicetak terlebih dulu di pabrik, kemudian dikirimkan ke lokasi pembangunan dan dirakit di lokasi. Kedua rumah sakit ini juga dikelola oleh staf medis militer Tiongkok, PLA (People’s Liberation Army).
Para ahli meyakini wabah ini kemungkinan dimulai dari sebuah pasar hewan dan makanan laut Huanan di kota Wuhan, sekitar awal bulan Desember 2019 lalu. Tiongkok sendiri telah berjuang paling lama dengan virus ini, dengan memberlakukan karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya pada puluhan juta orang yang tinggal di Negara itu, untuk menahan laju penyebaran virus tersebut.
Baca juga : Lockdown Ketat Ala Tiongkok vs Lockdown Longgar Ala Italia : Ramai2 Menginstall Aplikasi Jian Kang Bao!
Para profesional kesehatan dan tenaga medis bekerja tanpa lelah siang dan malam untuk melawan virus ini di garis depan. Mereka mengambil langkah2 drastis untuk membantu ribuan pasien, termasuk mencukur kepala mereka, dan mengenakan popok untuk mengurangi waktu yang mereka perlukan untuk mengurus masalah pribadi.
Mereka juga mensterilkan kota Wuhan, dengan menyemprotkan cairan desinfektan 2x sehari. Benar2 gila dengan usaha apa yang bisa mereka lakukan, dibandingkan dengan negara2 lain yang terdampak virus ini.
Meski nyatanya banyak yang membenci pemerintahan China (xenophobia), tetapi Anda tidak dapat menyangkal, bahwa ketika mereka perlu menyelesaikan sesuatu, mereka menyelesaikannya!