Last Updated on 20 February 2023 by Herman Tan Manado
Seberapa pentingkah persiapan lokasi pemakaman (tempat peristirahatan)?
Dalam rangka persiapan, kini banyak masyarakat Tionghoa yang telah “membeli” atau “mempersiapkan” lubang makamnya sendiri, Sehingga ketika harinya nanti, tidak akan merepotkan keluarga yang ditinggalkan.
Lubang makam yang telah disiapkan juga dapat digunakan oleh keluarga, baik itu untuk orang tua, saudara/i kandung, istri, maupun untuk orang2 terkasih lainnya.
Penting bagi kita untuk mempersiapkan lahan pemakaman yang layak, baik itu untuk orang tua, saudara/i, istri, ataupun untuk diri kita sendiri. “Kematian adalah salah satu hal yang pasti”, mengapa kita tidak mempersiapkannya seawal mungkin? Masalahnya hanya soal kapan akan digunakan.
Sebenarnya ini bukanlah hal yang tabu …
Coba bayangkan, jika posisi Anda saat ini tengah berduka karena ditinggal orang tua, saudara/i, atau istri. Setelah sebelumnya sibuk di Rumah Sakit untuk mengurus segala macam administrasi jenazah agar bisa keluar, Anda harus segera bergegas untuk mengurus jenazah di rumah duka.
Jika tidak ada rumah duka, lebih repot lagi, karena harus mengatur (mendekorasi) tempat di rumah sendiri atau di rumah mendiang. Seperti (1) menyiapkan kursi dan tenda bagi tamu pelayat, (2) menyiapkan air mineral dan kue2 kudapan (atau lunch box), (4) dan menyewa sound sistem dan MC/pembawa acara untuk protokoler.
Selain itu, (5) meja bongpai (墓碑; mubei) sementara untuk foto/papan arwah juga harus disiapkan, lalu (6) kasur untuk membaringkan mendiang, serta beberapa bangku panjang untuk menopang / menyanggah peti jenazah. Hal2 diatas harus Anda siapkan sendiri, syukur2 kalau punya banyak saudara/i, jadi bisa berbagi tugas.
Baca juga : Adat Pemakaman Tionghoa (Bagian I)
Karena itulah, di jaman modern ini, sebagian besar sudah menggunakan jasa pihak ke 3, yakni RUMAH DUKA, yang sudah dikelola secara profesional. Mereka bertugas, mulai dari menyediakan dekorasi ruang dan konsumsi bagi para tamu, hingga mobil penjemputan jenazah saat akan berangkat ke pemakaman.
Alangkah sulitnya jika prosesi dilakukan secara pribadi di rumah, di ruko, apalagi di apartemen, yang sudah tentu tidak memiliki ruangan yang luas; juga harus repot menggeser perabot sana-sini serta barang2 jualan, hingga tidak tersedianya lahan parkir yang luas/memadai untuk menampung mobil para pelayat.
Sudah selesai? Belum!!
Ditengah kondisi kesedihan yang mendalam, ditambah rasa kelelahan akibat kurang/belum tidur akibat mengurus hal2 diatas, Anda masih harus menempuh perjalanan jauh (keluar kota), untuk melakukan survei atau peninjauan ke lokasi/kompleks makam yang akan segera digunakan, lalu mengurus proses administrasi dan pembayarannya.
Bisa dibayangkan, bagaimana Anda bisa bertahan dalam kondisi yang terjepit tersebut?
Sudah begitu, Anda juga harus siap secara finansial, karena harga tanah makam setiap tahunnya makin tinggi. Properti makam San Diego Hills (kompleks pemakaman elite) misalnya, rata2 mengalami kenaikan sebesar 20% setiap tahunnya.
Meskipun nantinya bisa dikumpul dari kotak sumbangan saat mengisi buku tamu, tapi rasanya kurang elok, karena sebenarnya TUGAS ANAK LAKI2LAH YANG MENANGGUNG BIAYA PETI & PEMAKAMAN!
Belum lagi Anda harus (1) mencari seorang pendeta/taose yang akan melakukan ritual di rumah duka hingga di pemakaman, (2) mencari orang yang akan merias jenazah, (3) membeli peti mati (termasuk memilih keperluan2 mendiang yang akan dimasukkan dalam peti, seperti jas, gaun, sepatu, dsb), (4) hingga menghubungi rumah sakit untuk menyewa mobil jenazah.
Baca juga : Kompleksnya Upacara Pemakaman Tionghoa di Indonesia (BAGIAN I)
Jadi, menyiapkan tempat peristirahatan untuk diri sendiri, bukan berarti menyumpahi diri agar cepat mati.
Dengan mempersiapkannya lebih awal, Anda telah berpikir maju kedepan, setidaknya akan memberikan rasa tenang (karena merasa tidak membebani finansial keluarga yang ditinggalkan untuk mengurus pemakaman), dan mengurangi beban tugas orang2 yang akan mengurus Anda ketika meninggal nanti.