Last Updated on 21 June 2021 by Herman Tan Manado
Pembaca pasti pernah menonton film Fist of Legend 1994 (精武英雄; Jing Wu Ying Xiong). Ada satu adegan menarik dalam film tersebut, dimana Chen Zhen 陈真 (yang diperankan aktor Jet Li) mematahkan papan duilian yang (kemungkinan) ditulis oleh gurunya, Huo Yuanjia 霍元甲 (pendiri sekolah beladiri Jingwu 精武).
Pada papan duilan (對聯, papan kaligrafi yang bertuliskan untaian syair/sajak yang berpasangan di kedua sisi, dalam Hanzi mandarin) yang dipatahkan tersebut terdapat 1 karakter/huruf yang bertuliskan 忍 (Rěn). Jika diperhatikan, “Ren” ini terbentuk dari 2 karakter lain, yakni pisau (dāo 刀) dan hati (Xīn 心), daoxin.
Diatas karakter “Ren” terdapat huruf pisau (dāo 刀), yang artinya jika seseorang yang sudah tidak bisa lagi mengalah, maka harus melawan, atau minimal bersikap!
Jika diartikan dalam bahasa inggris, menjadi endure (atau tolerate) yang kira2 berarti “menderita atau menangggung (sesuatu yang menyakitkan atau sulit) dengan penuh kesabaran”.
Hal tersebut sebenarnya sebuah tanda, bahwa Tiongkok selama ini sudah cukup menahan diri untuk terus dijajah.
Ingat! Usai Dinasti terakhir Tiongkok (Dinasti Qing) runtuh pada tahun 1912 dan menyerah imperialisme barat, maka “dibagilah” wilayah Tiongkok LAIKNYA SEBUAH KUE kepada 8 Negara sekutu barat, yang pada saat itu menduduki / menguasai wilayah2 kecil di Tiongkok, yakni Inggris, Italia, Prancis, Spanyol, Belanda, Portugal, Rusia, dan Jepang.
Meski dalam cerita film, Negara Jepang inilah yang sedang berkonflik dengan sekolah Jing Wu cs.
Namun dalam situasi waktu itu, Negara Tiongkok benar2 berada pada kondisi titik nadir terendah, dan sering mendapat ejekan “Pesakitan Dari Asia Timur” atau “Orang Sakit Dari Asia” (Sickman of East Asia), atau 亞洲 病夫 (Yazhou bingfu) dari orang2 Jepang dan Eropa.
Kenapa dijuluki Pesakitan dari Asia Timur?
1. Kala itu, pedagang2 dari Inggris mengimpor opium/candu ke Tiongkok untuk berdagang teh, yang mengakibatkan banyak orang Tiongkok, baik masyaakat kalangan atas hingga bawah menjadi kecanduan.
2. Pada masa Dinasti Qing (1644-1911) Kaisar2 Dinasti Qing yang menjabat di tahun 1800-an (Daoguang, Xianfeng, Tongzhi, dan Guangxu; Puyi tidak termasuk karena masih berusia balita) dipaksa menandatangani serangkaian perjanjian yang tidak seimbang, yang berpuncak pada invasi Jepang ke Tiongkok, dari tahun 1937 hingga 1945.
Pemerintahan Qing juga mengalami berbagai kerusuhan sosial (perang saudara), kesulitan ekonomi, korupsi, dan disintegrasi politik pada saat itu, sehingga mereka dianggap sebagai Negara atau masyarakat yang sakit.
Baca juga : Perjalanan Dinasti Qing (Qing Chao), Dinasti Terakhir Tiongkok
Istilah “orang sakit” yang diberikan Negara2 barat dapat dianggap menghina, karena menyiratkan akan sebuah Negara yang lemah. Dimasa kini, istilah tersebut juga masih digunakan orang2 barat untuk menghina orang2 asia timur.
Pada awal tahun 2020, dimasa Virus Corona menyebar di seantero kota Wuhan, sebuah opini di koran harian Wall Street Journal yang ditulis oleh Walter Russell Mead mengenai epidemi Covid-19 berjudul, “China Is the Real Sick Man of Asia!” (China adalah orang sakit yang sebenarnya dari Asia!).
Artikel tersebut memicu kemarahan dari sebagian masyarakat Tiongkok dan perantauannya, serta dari Pemerintah Tiongkok sendiri. Sebagai balasan, pihak berwenang mencabut kredensial pers dari 3 wartawan Wall Street Journal, dan memerintahkan pengusiran mereka keluar dari wilayah Tiongkok.