Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-979) atau Wudai Shiguo (五代十国), adalah era perpecahan dan kekacauan politik di kekaisaran Tiongkok sekitar abad ke-10, antara Dinasti Tang (618-907) dan Dinasti Song (960-1279), 2 dinasti yang sangat sukses.
Periode ini merupakan sebuah jaman di mana daratan Tiongkok terpecah2 menjadi 5 Dinasti yang saling menggantikan, dan 10 Kerajaan (Negara) kecil lainnya. Ini juga merupakan periode peralihan antara Dinasti Tang ke Dinasti Song, dan periode terakhir dari terpecahnya wilayah2 dalam sejarah perdinastian Tiongkok,
• Mandarin : 五代 十 国 (Hanzi : Wǔ Dài Shí Guó)
• Didahului oleh : Dinasti Tang (618-907)
• Diteruskan oleh : Dinasti Song (960-1279)
Selama periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan, lima dinasti di Tiongkok Tengah menggantikan satu sama lain, yakni : Dinasti Liang Akhir 后梁 (907-923), Dinasti Tang Akhir 后唐 (923-936), Dinasti Jin Akhir 后晋 (936-947), Dinasti Han Akhir 后汉 (947-951) , dan kemudian Dinasti Zhou Akhir 后周 (951-960).
Sementara sepuluh kerajaan itu adalah : Wu 吳 (902-937), Shu 大蜀 (907-925), Ma Chu 马楚 (907-951), Min 閩 (909-945), Wuyue 吳越 (907-978), Han Selatan 南汉 (917-971), Nan Ping 南平 (924-960), Shu Akhir 后蜀 (934-963), Tang Selatan 南唐 (937-975), dan Han Utara 北汉 (951-979).
Banyak Negara bagian (state) yag telah menjadi kerajaan yang merdeka secara de facto jauh sebelum runtuhnya Dinasti Tang tahun 907, karena kemampuan Dinasti Tang untuk mengontrol para pejabatnya yang terus menyusut.
Setelah Dinasti Tang runtuh, para penguasa wilayah (warlord; komandan militer regional) yang menguasai daratan Tiongkok menobatkan diri mereka masing2 sebagai Kaisar.
Selama periode 53 tahun, hampir selalu ada peperangan di antara semua kerajaan yang muncu,l dan di aliansi yang mereka bentuk. Mereka semua memiliki tujuan akhir untuk mendapatkan kendali penuh atas daratan tengah, karena hal itu akan memberi legitimasi atas semua wilayah mereka, dan sebagai penerus sah Dinasti Tang.
Baca juga : Dinasti Tang, Eranya Kaisar Wu Zetian, Wanita Pertama Dalam Sejarah Perdinastian Tiongkok Kuno
A. Sejarah dan Latar Belakang Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan
Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan dimulai dengan berdirinya Dinasti Liao (907-1125) di utara Tiongkok (kala itu era Dinasti Tang). Selama periode ini, ada rezim pemerintahan lain yang hadir.
Ketika rezim pemerintahan Tang hampir berakhir, pemerintahnya memberikan lebih banyak kekuasaan kepada Jiedushi 节度使 (gubernur regional/provinsi) yang bertanggung jawab atas urusan sipil dan militer.
Namun pada tahun 874, pemberontakan Huang Chao meletus ketika orang2 yang selamat dari banjir dan kelaparan mengumpulkan keberanian dan bangkit melawan pemerintah kekaisaran. Mereka memandang bencana alam sebagai tanda dari langit bahwa di bumi harus ada perubahan rezim.
Pada awal abad ke-10, lewat pemberontakan An Lushan dan Huang Chao yang terus melemahkan kekaisaran, para komandan Jiedushi berhasil memerdekakan dari otoritas kekaisaran Tang. Ibukota Chang’an dan Luoyang juga ikut diambil.
Mereka tidak lagi diangkat oleh pemerintahan pusat, dan memiliki pasukan mereka sendiri yang menyaingi kekuatan pasukan istana (pemerintah Tang) dan mengumpulkan kekayaan yang sangat besar untuk membangun wilayahnya sendiri.
Pemberontakan tersebut mengakhiri kekaisaran Dinasti Tang, dan menjadi awal dari era kekacauan dan perpecahan, Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan.
B. Lima Dinasti
1. Dinasti Liang Akhir; Hou Liang 后梁 (907-923)
Di Tiongkok utara, pendiri dari Liang Akhir, Zhu Wen, memegang kekuasaan paling besar selama Dinasti Liang.
Zhu Wen sebelumnya adalah anggota pasukan pemberontak Huang Chao, sebelum membentuk pangkalan militernya di Kaifeng. Dia memainkan peran penting dalam mengakhiri pemberontakan Huang Chao.
Selama periode ini, terjadi pengrusakan dalam kota, dan orang2 dipaksa pindah untuk keluar dari ibukota kekaisaran Luoyang dan Chang’an (sekarang Xi’an).
Pada tahun 904, Zhu mengeksekusi Kaisar Zhaozong dari Tang, dan menjadikan putranya yang berusia 13 tahun, Li Cunxu, sebagai penguasa berpangkat lebih rendah. Pada tahun 907, Zhu memaksa Kaisar muda itu melepaskan tahtanya.
Namun Li Cunxu mendapatkan kembali tahtanya, dan memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar pada musim semi tahun 923. Ia kemudian menghancurkan Dinasti Liang Akhir yang telah berkuasa selama 16 tahun, sehingga dimulailah Dinasti Tang Akhir.
2. Dinasti Tang Akhir; Hou Tang 后唐 (923-936)
Dinasti Tang Akhir didirikan oleh Li Cunxu (Kaisar Taizu) pada tahun 923, dan pemerintahannya berlangsung selama 13 tahun. Ibukotanya adalah Luoyang.
Ketika Li Cunxu terbunuh pada tahun 926 setelah pemberontakan seorang perwira, Li Siyuan (anak angkat Li Keyong) berhasil menguasai dinasti tersebut. Li Siyuan pun menjadi Kaisar mulai 926-933, sampai ia meninggal karena sakit pada usia 66.
Li Conghou (putra kedua Li Cunxu) kemudian melanjutkan posisi Kaisar dari 933-934, sebelum digulingkan oleh saudara angkatnya Li Congke pada tahun 934. Li Congke menjadi Kaisar sampai tahun 936, ketika ia digulingkan oleh saudara iparnya Shi Jingtang, yang kemudian membentuk pemerintahan baru, yang bernama Dinasti Jin Akhir.
3. Dinasti Jin Akhir; Hou Jin 后晋 (936-946)
Pada tahun 936, Shi Jintang (juga dikenal sebagai Gaozu), dibantu oleh Kaisar Taizu dari Liao (dari Kerajaan Liao di utara) dalam pemberontakan melawan Dinasti Tang Akhir. Jika mereka berhasil, Shi Jingtang menjanjikan 16 prefektur wilayah (setingkat kota besar/propinsi) di wilayah Hebei dan Beijing saat ini kepada orang2 Khitan.
Ketika pemberontakan berhasil, Shi Jintang pun menjadi Kaisar di tahun yang sama. Tidak lama kemudian, Shi Jintang meninggal pada tahun 1942, dan Shi Chonggui (Chudi) menjadi Kaisar dari tahun 942-947.
Pada 943, orang2 Khitan menyatakan perang, dan pada 946, mereka merebut ibukota Kaifeng serta menyingkirkan Chudi dari kekuasaan, menandai akhir dari perjalanan Jin Akhir selama 10 tahun, dan dimulainya era Dinasti Han Akhir.
4. Dinasti Han Akhir; Hou Han 后汉 (947-950)
Baca juga : Dinasti Han, Dinasti Kekaisaran Terpanjang (Terlama) di Tiongkok
Dinasti Han Akhir hanya berlangsung 4 tahun, dan merupakan rezim kekaisaran terpendek dari era 5 dinasti dan 10 kerajaan. Selama periode ini, Liu Zhiyuan memasuki ibukota kekaisaran Kaifeng pada 947, dan memproklamasikan munculnya era Han Akhir.
Pada Musim Semi tahun 948, Liu Zhiyuan jatuh sakit dan meninggal. Ia digantikan oleh putranya yang masih remaja, Liu Chengyou sebagai Kaisar. Namun 2 tahun kemudian, pada tahun 950, Dinasti Han Akhir digulingkan oleh Guo Wei, yang kemudian menjadi penguasa Dinasti Zhou Akhir.
Akan tetapi, Liu Chong, anggota keluarga kekaisaran Han Akhir, membentuk saingan rezim Han Utara di Taiyuan (propinsi Shanxi saat ini) dan meminta bantuan pasukan Khitan untuk mengalahkan Zhou Akhir.
5. Dinasti Zhou Akhir; Hou Zhou 后周 (951-960)
Ini adalah rezim terakhir dari 5 dinasti. Guo Wei adalah Kaisar sampai tahun 954 ketika dia meninggal karena sakit, dan Chai Rong (putra angkatnya) menggantikan tahtanya. Satu bulan setelah Chai Rong naik takhta, Liu Chong, Kaisar Han Utara, berkolusi dengan Dinasti Liao untuk menyerang wilayah Zhou Akhir.
Namun pasukan Chai Rong berhasil mengalahkan pasukan Khitan dan Han Utara, mengakhiri ambisi mereka untuk menggantikan Dinasti Zhou Akhir.
Selama rezimnya, Chai Rong meraih banyak kemenangan dalam kampanye penaklukkan di sebagian besar wilayah Tang Selatan (rezim paling kuat di Tiongkok Selatan). Tetapi pada tahun 959, Chai Rong meninggal karena sakit, saat dia mencoba untuk memulihkan wilayah yang telah diserahkan selama rezim Jin Akhir.
Pada tahun 960, Jenderal Zhao Kuangyin melakukan kudeta, dan berhasil menggulingkan Zhou Akhir, dan kemudian mendirikan Dinasti Song, sehingga mengakhiri Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan.
Selama 2 dekade berikutnya, Zhao Kuangyin dan penggantinya Zhao Kuangyi mengalahkan Negara2 lainnya yang tersisa di Tiongkok, terakhir dengan menaklukkan Han Utara pada tahun 979, dan menyatukan daratan Tiongkok sepenuhnya pada tahun 982.
Baca juga : Dinasti Song, Dinasti Song Utara dan Selatan (Bagian I)
C. Sepuluh Kerajaan
Selama periode sepuluh kerajaan, 10 rezim di Tiongkok Selatan menguasai berbagai wilayah selama beberapa periode, sebelum diserang, digulingkan, dan digabungkan oleh Dinasti Song.
Ekonomi dan perdagangan tumbuh dengan cepat, sehingga terjadi kekurangan mata uang logam. Hal ini diatasi dengan pembuatan wesel bank, atau “uang terbang” (feiqian), serta dengan sertifikat deposito. Pencetakan dengan menggunakan balok kayu menjadi umum selama periode ini.
Dalam periode yang singkat ini juga terjadi inovasi budaya di berbagai wilayah, seperti kerajinan tembikar keramik putih (dengan lukisan lanskap alam Tiongkok, yang diilhami dari agama Taoisme).
Berikut adalah ringkasan dari 10 kerajaan.
1. Wu 吳 (904-937)
Yang Xiangmi (seorang gubernur militer di Huainan, daerah selatan Sungai Huai) menjadi pemimpin Dinasti Tang pada tahun 892, dan mendirikan Kerajaan Wu pada tahun 904. Ibukota Wu (sekarang wilayah Jiangsu, Anhui, dan Jiangxi) pada awalnya di Guangling, dan kemudian pindah ke Jinling.
Kerajaan itu runtuh pada tahun 937, ketika Tang Selatan mengambilnya.
Raja2 Wu yang berkuasa kala itu adalah :
• Yang Xingmi (904-905)
• Yang Wo dari (905-908)
• Yang Longyan dari (908-921)
• Yang Pu dari (921-937)
2. Shu 大蜀 (907-925)
Kerajaan Shu (Former Shu) didirikan oleh Wang Jian, seorang gubernur militer Sichuan barat, setelah runtuhnya Dinasti Tang pada tahun 907. Wang diangkat sebagai gubernur militer di Sichuan barat oleh pemerintahan Tang pada tahun 891
Kerajaan Shu berpusat di Chengdu, dan sebagian besar wilayahnya berada di propinsi Sichuan, propinsi Hubei barat, dan bagian selatan dari propinsi Gansu dan Shaanxi saat ini.
Kerajaannya runtuh, ketika rezim yang dipimpin putranya ditaklukkan oleh kerajaan tetangga di timur lautnya, Tang Akhir, pada tahun 925.
3. Chu 楚, atau Ma Chu 马楚 (907-951)
Kerajaan Chu (atau Chu Selatan 南楚, untuk membedakannya dari sejarah lain yang juga disebut Chu) didirikan oleh Ma Yin. Ma ditunjuk sebagai gubernur militer regional oleh istana Tang pada tahun 896, dan menamai dirinya Pangeran Chu dengan jatuhnya Tang pada tahun 907.
Status sebagai Pangeran Chu ini dikonfirmasi oleh kerajaan Tang Selatan pada tahun 927.
Selama rezimnya, Chu mengalami masa damai, ditandai dengan adanya kegiatan perdagangan yang aktif, seperti eksport kain sutra, teh, dan kuda. Ibukota kerajaan kala itu berbasis di Changsha (provinsi Hunan saat ini) dan di wilayah timur laut Guangxi.
Ketika Ma Yin meninggal, kerajaan menghadapi keadaan yang sulit, sampai Tang Selatan mengambil alih wilayah Negara bagian Chu pada tahun 951, dan memindahkan (menyandera) keluarga kekaisaran ke ibukotanya di Nanjing.
Raja2 Chu yang berkuasa kala itu adalah :
• Ma Yin (907-930)
• Ma Xisheng (930-932)
• Ma Xifan (932-947)
• Ma Xiguang (947-951)
• Ma Xie (951)
• Ma Xichong (951)
4. Min 閩 (909-945)
Kerajaan Min didirikan oleh Wang Shenzhi. Ibukota berada di Changle (sekarang Fuzhou, Fujian), sementara wilayahnya tersebar di pegunungan Fujian. Pada tahun 925, Wang Shenzhi jatuh sakit dan meninggal. Wang Yanhan (putra Wang Shenzhi) menjadi Kaisar hanya selama 2 bulan, ketika ia digulingkan dan dibunuh oleh Wang Yanbing (saudara angkatnya).
Raja2 Min yang berkuasa kala itu adalah :
• Wang Shenzhi (909-925)
• Wang Yanhan
• Wang Yanbing (saudara angkat Wang Yanhan)
• Wang Yanjun (putra kandung ke-2 Wang Shenzhi) menjadi Kaisar pada tahun 933 s/d 935 ketika dia meninggal.
• Wang Jipeng memerintah dari tahun 935-939, sebelum digantikan oleh Wang Yanxi.
• Wan Yanxi memerintah dari tahun 939-944, dan digantikan oleh Zhu Wenjin.
• Wang Yanxi memerintah dari tahun 944-945, dan digantikan oleh Kaisar terakhir Min, Wang Yanzheng, yang memerintah dari tahun 943-945.
• Tang Selatan mengakhiri rezim pemerintahan Kerajaan Min pada tahun 945.
5. Wuyue 吳越 (907-978)
Kerajaan Wuyue adalah yang paling lama bertahan di Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan. Mereka disebut sebagai salah satu Negara bagian yang paling kuat di wilayah selatan. Wuyue adalah kerajaan pesisir independen yang dikenal luas karena pembelajaran dan budaya arsitekturnya.
Wuyue didirikan oleh Qian Liu, yang mendirikan ibukotanya di Xifu (sekarang Hangzhou, Zhejiang). Kerajaan Wuyue memiliki 5 Raja penguasa selang tahun 907-978, yakni :
• Qian Liu (907-932)
• Qian Yuanguan (932-941)
• Qian Zuo (941-947)
• Qian Zong (947)
• Qian Chu (947-978)
Kerajaan Wuyue bertahan sampai tahun 978, ketika Qian Chu menyerah kepada Dinasti Song.
6. Han Selatan 南汉 (917-971)
Han Selatan (atau Yue 越) didirikan di Xingwangfu (Guangzhou saat ini) oleh Liu Yan. Saudaranya, Liu Yin, diangkat sebagai gubernur regional oleh pengadilan Tang. Wilayah kerajaan itu termasuk Guangdong, Guangxi, dan Hainan saat ini. Kerajaan Han Selatan memiliki 4 Raja penguasa antara tahun 917 hingga 971, yakni :
• Liu Yan (917-941)
• Liu Bin (941-943)
• Liu Sheng (943-958)
• Liu Chang (958-971)
Setelah pembentukan Dinasti Song pada 960, ke-10 kerajaan runtuh satu demi satu. Dengan demikian, Han Selatan terpaksa tunduk pada aturan baru Dinasti Song pada tahun 971.
7. Jingnan 荆南, atau Nanping 南平 (924-963)
Jingnan adalah Negara bagian terkecil yang terletak di wilayah selatan Tiongkok, dan merupakan pusat perdagangan penting. Kerajaannya didirikan oleh Gao Jichang, dan ibukotanya terletak di Jiangling.
Meski Jingnan adalah kerajaan kecil dan lemah, ia berusaha menjaga hubungan baik dengan 5 Dinasti yang menjadi tetangganya, sehingga tidak rentan terhadap serangan dan invasi.
Raja2 Jingnan yang berkuasa kala itu adalah :
• Gao Jichang (909–928)
• Gao Conghui (928–948)
• Gao Baorong (948–960)
• Gao Baoxu (960–962)
• Gao Jichong (962–963)
Kerajaan runtuh ke tangan pasukan Dinasti Song Utara, yang bergerak maju dari utara pada tahun 963. Mereka adalah yang pertama dari 10 kerajaan yang runtuh. Dalam waktu 19 tahun, Dinasti Song secara bertahap menaklukkan semua Negara bagian yang masih tersisa.
8. Shu Akhir 后蜀 (934-965)
Shu Akhir memiliki ibukota di Chengdu, dan menguasai wilayah yang sama dengan pendahulunya, Kerajaan Shu (大蜀; former shu). Wilayah Shu meliputi propinsi Gansu, Sichuan, Hubei Barat, dan Shaanxi saat ini. Karena Dinasti Tang Akhir sedang menurun, Meng Zhixiang menemukan kesempatan untuk mendirikan kembali Negara Shu.
Hanya ada 2 penguasa kerajaan Shu Akhir. Meng Zhixiang meninggal setahun setelah menjadi Kaisar pada tahun 935, dan putranya Meng Chang memerintah selama 300 tahun berikutnya (935-965), sampai kerajaan tersebut dipaksa untuk menyerah kepada pasukan Song pada tahun 965.
9. Tang Selatan 南唐 (937-975)
Tang Selatan adalah penerus Kerajaan Wu. Li Bian (Kaisar Liezu) mengambil alih Negara pada tahun 937, dan wilayahnya diperluas dari wilayah2 kerajaan Wu sebelumnya. Kemudian Kerajaan Tang Selatan mengambil alih wilayah Yin, Min, dan Chu.
Ibukota Tang Selatan terletak di Jinling (juga dikenal dengan nama Xidu, sekarang Nanjing, Jiangsu), dan wilayahnya meliputi Anhui selatan, Jiangsu selatan, sebagian besar Jiangxi, Hunan, dan Hubei timur sekarang.
Kerajaan diperintah oleh 3 penguasa, antara tahun 937-975 :
• Li Bian (937-943)
• Li Jing (943-961)
• Li Yu (961-975)
Awalnya kerajaan Han Selatan tetap eksis dibawah kekuasaan Dinasti Song awal (yang sedang berkembang) pada 961, namun kemudian ditaklukkan pada tahun 976.
10. Han Utara 北汉 (951-979)
Han Utara adalah sebuah kerajaan kecil yang didirikan oleh Liu Min (劉旻), sebelumnya dikenal sebagai Liu Chong (劉崇) pada tahun 951. Ibukotanya terletak di Taiyuan (propinsi Shanxi saat ini). Dengan perlindungan dari Dinasti Liao yang kuat, Han Utara tetap bertahan sampai Dinasti Song merebutnya dari Khitan pada tahun 979.
Han Utara memiliki 4 penguasa, selang tahun 951-979 :
• Liu Min (951–954)
• Liu Jun (954–968)
• Liu Ji’en (968)
• Liu Jiyuan (968–979)
Han Utara runtuh setelah pengepungan ibukota selama 2 bulan oleh pasukan Song pada tahun 979. Kerajaan Han Utara adalah kerajaan yang terakhir dari rezim Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan, ketika Dinasti Song secara resmi menaklukkannya. Dengan demikian, mereka berhasil merebut kendali atas semua wilayah bekas Dinasti Tang.
Baca juga : Dinasti Song, Dinasti Song Utara dan Selatan (Bagian I)