Last Updated on 3 May 2021 by Herman Tan Manado

Tradisi Sangjit (Sang-jit-thau) utamanya hanya melibatkan 2 hal; tata caranya, dan apa isi nampan seserahannya. Tradisi ini awalnya dimulai dari orang2 Hokkian, makanya dinamakan Sangjit. Dalam bahasa mandarin, Sangjit disebut Sòng rì tou (送日頭).

Sangjit sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, apalagi oleh masyarakat keturunan Tionghoa yang masih memegang teguh tradisi leluhurnya, khususnya tradisi pernikahan Tionghoa.
Mungkin bagi para senior yang masih kental dengan adat istiadat tentu memahami betul apa itu Sangjit dan makna dibaliknya. Sayangnya, tidak sedikit dari kaum milenial yang kini tidak begitu memahami apa itu Sangjit.

Rangkaian Prosesi Sangjit; Digabung atau Dipisah?

Rangkaian yang seharusnya dijalani oleh calon mempelai yang mengikuti tradisi Tionghoa adalah Tingjing, Tinghun, Sangjit, Tea Pai, pemberkatan nikah, hingga resepsi pernikahan.

Tampak pasangan mempelai yang melakukan prosesi Sangjit (foto : pinterest.com)

Baca jugaInilah 10 Macam Seserahan Wajib Dalam Baki/Nampan Sangjit; Seserahan ala Tionghoa

Rangkaian dari prosesi lamaran adat Tionghoa sendiri terletak pada 3 tahap rangkaian pertama, yaitu Tingjing (Dingqin), Tinghun (Dinghun), dan Sangjit (Songri).  Tapi mengapa kita lebih sering mendengar Sangjit saja?

Sebenarnya, setiap tradisi yang seharusnya dijalani oleh calon mempelai wanita dan laki-laki memiliki maknanya sendiri2. Sayangnya seiring dengan perkembangan jaman, semakin banyak calon mempelai wanita dan laki-laki melihat bahwa tradisi ini cukup rumit untuk diikuti.

Oleh karena itu, sekarang semakin banyak orang yang berusaha untuk mempersingkat prosesi Sangjit tersebut, tanpa bermaksud menghilangkan makna dari tradisi tersebut. Salah satunya adalah dengan adalah dengan menggabungkan prosesi lamaran dan seserahan menjadi Sangjit.

Kebiasaan inilah yang akhirnya membuat pemahaman akan tradisi Sangjit jadi terlihat sama dengan prosesi2 lamaran pada umumnya, yang sebenarnya ada beberapa tradisi yang seharusnya dilakukan terpisah.

Sebenarnya menggabungkan beberapa bagian dari rangkaian tradisi yang panjang ini tidak salah. Namun sayangnya, penggabungan tradisi tanpa adanya pemahaman mendasar akan arti dari masing2 dapat mengurangi esensi dari tradisi tersebut.

Sangjit sendiri bukanlah acara lamaran pada umumnya, yang sering kali disalahpahami oleh kaum milenial maupun orang awam. Sangjit adalah salah satu tradisi dalam rangkaian pernikahan Tionghoa, yang lebih akrab kita sebut dengan acara seserahan.

Perlu diingat bahwa sebenarnya pada saat acara lamaran pun, sudah ada sejenis seserahan awal yang diserahkan. Namun seserahan pada saat acara lamaran ini sebenarnya memiliki makna yang berbeda dengan Sangjit itu sendiri.

1.  Lamaran (定亲; Tingjing)

Sering kali kita pun bingung apa itu lamaran? Apakah lamaran sama dengan tunangan? Apakah lamaran itu sama dengan seserahan?

Sebenarnya ke-3 hal tersebut serupa namun tidak sama. Jadi mereka itu berbeda? Yup! Ke-3 hal tersebut merupakan rangkaian dari suatu prosesi lamaran, yang bahkan saat ini pun kita sering kali tertukar maknanya.

Dalam prosesi Tingjing (定亲; Dingqin), calon mempelai wanita akan dipakaikan kalung oleh Ibu dari calon mempelai pria.

Baca juga : Tingjing (Dingqin), Prosesi Lamaran ala Tradisi Tionghoa (Wedding Proposal)

Lamaran sendiri adalah suatu proses yang mengawali rangkaian prosesi pertunangan. Lamaran ini memiliki arti bahwa sang pria secara resmi meminta kesediaan sang wanita untuk dapat melangkah ke jenjang yang lebih serius, atau bisa dibilang menuju pernikahan.

Sebenarnya ini bisa dikatakan sebagai proses “nembak”, ketika seorang pria ingin meminta seorang wanita menjadi pacarnya. Namun hal yang berbeda disini adalah saat “nembak” itu dilakukan secara non-formal secara langsung, dari pria ke wanita pujaannya.

Sedangkan Tingjing lebih elegan, karena yang “menembak” tidak hanya sang pria saja, tetapi juga oleh segenap keluarga besarnya.

Dalam prosesi lamaran biasanya mengikuti adat istiadat dari masing2 keluarga. Namun esensinya tetap sama, yaitu keluarga pria meminta, sekaligus mengenalkan diri secara resmi kepada keluarga calon mempelai wanita, agar hubungan keduanya bisa berlangsung ke jenjang yang lebih serius.

Tingjing (定亲; Dingqin) dalam bahasa yang lebih familiar adalah lamaran. Sehingga makna dari Tingjing ini lebih kepada pengenalan secara resmi keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan, sekaligus meminta secara resmi kepada keluarga sang wanita untuk dapat meminang anaknya.

Acara Tingjing ini biasanya diadakan pada siang hari, dan diadakan di rumah sang wanita. Bisa juga di tempat lain, seperti restaurant, dengan pihak keluarga wanita yang berperan sebagai tuan rumah.

Pada acara Tingjing ini juga akan ada seserahan sederhana, yang berisi buah-buahan, makanan ringan, dsb, yang tidak termasuk ke dalam keperluan sehari2 calon mempelai wanita.

Dalam prosesi Tingjing ini, biasanya ibu dari calon mempelai pria akan memasangkan kalung kepada calon mempelai wanita, sebagai simbol pengikat bahwa calon mempelai wanita menyetujui dan menerima pinangan dari calon mempelai pria.

Prosesi ini biasanya diadakan jauh2 hari sebelum tanggal pernikahan, sekitar 6 bulan hingga 1,5 tahun. Hal ini bermaksud agar ada waktu secara resmi untuk lebih mengenal satu sama lain antara dua keluarga. Dalam prosesi ini jugalah biasanya terjadi obrolan keluarga tentang hari baik kapan pernikahan harus dilaksanakan.

2. Seserahan (订婚; Tinghun)

Oke. jadi seserahan itu apa? Seserahan itu sudah termasuk dalam acara lamaran kan? Ya engga salah juga, karena dalam prosesi lamaran, ketika pihak keluarga pria memperkenalkan diri biasanya sambil membawa seserahan sederhana.

Namun seserahan yang dimaksud disini berbeda dengan seserahan yang ada dalam prosesi lamaran.

Dinghun (Tinghun), Prosesi Tunangan ala Tradisi Tionghoa (Wedding Engagement)

Baca juga : Dinghun (Tinghun), Prosesi Tunangan ala Tradisi Tionghoa (Wedding Engagement)

Apabila seserahan dalam prosesi lamaran (Tingjing) lebih menyimbolkan tanda keseriusan dari mempelai pria kepada wanita, maka dalam seserahan kali ini (Tinghun) bermakna bahwa si pria sudah sangat serius dan sanggup untuk meminang, dengan mampu menyediakan kebutuhan hidup dari si wanita.

Jadi, seserahan sendiri adalah suatu proses untuk menyerahkan beberapa barang sudah ditentukan sesuai adat/perjanjian masing2, yang biasanya berisi berbagai keperluan dari calon mempelai wanita nantinya.

Seserahan ini merupakan tahap akhir dari serangkaian prosesi pertunangan, sekaligus menjadi mengawali prosesi pernikahan kedua calon mempelai.

Tinghun (订婚; Dinghun) adalah prosesi kelanjutan dari Tingjing. Jika Tingjing dianggap sebagai lamaran resmi keluarga mempelai pria untuk “meminta” persetujuan dari keluarga mempelai wanita, maka Tinghun adalah proses pertunangan itu sendiri.

Pada prosesi Tinghun biasanya dilakukan prosesi tukar cincin pra-nikah, seperti yang kita ketahui pada umumnya ada dalam prosesi pertunangan, sebagai tanda pengikat antara kedua calon mempelai.

Berbeda dengan Tingjing yang dilaksanakan jauh2 hari sebelum hari H pernikahan, Tinghun dilaksanakan saat2 mendekati hari H pernikahan, sekitar 3 hingga 6 bulan. Prosesnya yang cukup simple, yakni hanya sebatas bertukar cincin antar calon mempelai, disaksikan oleh perwakilan keluarga besar.

Makna dari Tinghun sendiri tanda kesiapan, kemantapan, dan tanda pengikat resmi antar kedua calon mempelai untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.

3. Lamaran (送日; Sangjit)

Prosesi terakhir dalam rangkaian acara pertunangan adalah Sangjit. Sangjit sendiri adalah prosesi yang dilakukan mendekati hari pernikahan, sekitar 1 minggu hingga 2 bulan.

Tampak photobooth untuk berfoto Sangjit (foto : bridestory.com)

Baca juga : Tradisi SANGJIT Dalam Budaya Tionghoa

Pada acara Sangjit sendiri juga terdapat acara seserahan, namun dengan makna yang lebih mendalam. Yaitu kesiapan calon mempelai pria untuk mencukupi kebutuhan calon mempelai wanita sehari2, dimana nampan baki yang berisi brides’s daily things akan ditukar dengan groom’s daily things.

Hal ini dapat disimbolkan dengan jenis barang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, seperti pakaian, perhiasan, jam tangan, ban pinggang, sepatu heels, handuk, makanan kaleng, anggur pernikahan, buah2an, uang, dan sebagainya.

Umumnya saat ini prosesi Tinghun dan Sangjit sudah dijadikan 1. Sementara Tingjing lebih baik tetap dilakukan, karena “pertemuan resmi” antar keluarga besar setidaknya akan terjadi 2 kali, dan ini sangat baik untuk memupuk kedekatan nanti.

♦ Bagaimana Tata Cara Sangjit? Inilah 8 Tahap Prosesi Sangjit (Panduan bagi yang mau menikah)
♦ Bagaimana jika ada saudara yang ingin dilangkahi? Bagaimana Prosesi Langkahan (Tradisi Pelangkah) Pada Pernikahan Tionghoa?

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?