Mata Uang Tiongkok yang kita kenal sebagai Yuan () ternyata memiliki nama resmi, yaitu RMB (人民币; Renminbi). Yuan sendiri adalah satuan unit dari Renminbi. Tiongkok merupakan Negara yang menggunakan 2 mata uang, yaitu CNY dan CNH.

CNY adalah Renminbi, yang oleh Dunia Internasional disebut Chinese Yuan (CNY) merupakan mata uang Negara Tiongkok yang telah mendapatkan sertifikat ISO 4217, sebagai acuan nama mata uang yang dipakai oleh perbankan dan bisnis di seluruh dunia untuk mendefinisikan mata uang Negara Republik Rakyat Tiongkok.

Dalam penggunaannya, pemerintah Tiongkok membedakan (1) mata uang yang hanya dapat digunakan pada wilayah Tiongkok daratan, dan (2) mata uang yang hanya dapat digunakan diluar wilayah tersebut.

Renminbi (CNY) adalah alat tukar pada wilayah Tiongkok daratan, sedangkan CNH (Chinese Yuan in the Offshore) adalah mata uang yang bisa diperdagangkan di luar wilayah Tiongkok daratan (Chinese Yuan Offshore).

Keduanya memiliki satuan unit yang sama, yaitu Yuan, namun nilai tukar kedua mata uang ini dapat berbeda sewaktu2.

CNH belum mendapatkan sertifikat ISO 4217, sehingga belum dapat dipakai pada banyak negara di dunia. Meskipun begitu, Pemerintah Tiongkok berupaya mengajak Negara2 yang bekerja sama dengannya untuk bertransaksi menggunakan CNH sebagai alat tukar.

Hal tersebut menjadikan CNH sebagai salah satu mata uang berstatus aktif di dunia. Indonesia sendiru adalah salah satu Negara yang bekerja sama dengan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, dan menyetujui untuk menggunakan CNH-Rupiah sebagai alat tukar transaksi, tanpa melalui proses konversi ke dalam bentuk Dolar ($).

E-CNY atau Digital Renmimbi secara sederhana fungsinya sama dengan uang, namun dalam bentuk digital (bukan kertas dan koin). Satuan unitnya tetap Yuan. Uang digital terkadang ada yang menyamakannya dengan Cryptocurrency, namun pada dasarnya adalah hal yang berbeda.

Cryptocurrency mengandalkan teknologi blockchain yang bersifat desentralisasi.

Sistem desentralisasi teknologi blockchain menjadi kontradiksi dengan manajemen bank sentral. Sehingga bank Tiongkok mengembangkan teknologi core yang serupa dengan blockchain, yang akan dikombinasikan dengan mekanisme uang yang tersentralisasi pada struktur pembayaran tradisional.

Pemerintah Tiongkok telah mengambil 5 daerah sebagai pilot roject untuk menggunakan digital Renminbi. Masyarakat yang menjadi peserta diberi sejumlah Yuan Digital Renminbi, dan dapat menggunakannya untuk pembelian produk dan layanan pada ratusan merchant dan online shop di Tiongkok.

Penggunaan Digital RMB pada Online Shop dan Secara Offline

Masyarakat yang telah memiliki sejumlah E-CNY akan disimpan pada “red-envelopes“, yang pengelolaannya menggunakan aplikasi berbasis smartphone.

Red Envelopes diibaratkan seperti e-wallet. Bila masyarakat hendak berbelanja pada online shop Merchant E-CNY, maka pada saat pemilihan metode pembayaran, mereka bisa memilih membayar dengan digital Renmimbi. Kemudian proses autorisasi, dan E-CNY akan berpindah ke pemilik online shop.

Berbelanja barang juga dapat dilakukan tanpa koneksi internet (offline) dan pembayaran sejenis Cash On Delivery.

Bila seseorang ingin membeli sesuatu di toko, maka ketika pembayaran akan dilakukan, pembeli dan kasir cukup saling menyentuhkan smartphonenya, dimana smartphone kasir bertindak sebagai pos terminal transaksi, untuk proses scanning kode.

Kemudian transaksi diautorisasi oleh pembeli, hingga dapat membuka dompet “red envelopes” yang berisi E-CNY, untuk selanjutnya dibayarkan kepada kasir. Kasir toko akan menerima sejumlah E-CNY sesuai harga barang, dan memasukkannya ke dalam “red envelopes” kasir toko.

Demikian halnya bagi pembayaran Cash On Delivery, kurir merchant membawa barang pesanan pembeli, disertai sebuah device yang berfungsi sebagai pos terminal transaksi dengan digital Renmimbi (E-CNY).

Bila barang sudah sampai tujuan, handphone customer akan didekatkan dengan pos terminal (guna proses scan kode autorisasi) agar dapat membayar sejumlah uang dari red envelopes customer kepada red envelopes merchant.

Kedua transaksi tersebut (online dan offline) dapat dilakukan tanpa melibatkan akun rekening di bank, dan bahkan koneksi internet. Penggunaan E-CNY diharapkan dapat menghemat penggunaan uang fisik.

Hal ini sangat membantu pada saat pandemi Covid-19 ini, dikarenakan akan mengurangi kontak dan peredaran uang fisik dari satu orang ke orang lain.

E-CNY telah dirilis oleh pemerintah Tiongkok, namun sampai sekarang belum dilaunching secara resmi. Uji penerapan E-CNY di sejumlah daerah dinilai berhasil, dan Tiongkok menjadi leader yang menerapkan mata uang digital di Negaranya. Mari kita tunggu kapan waktu rilis E-CNY.

Baca juga : Perbedaan RMB (Renminbi) dan CNY (Chinese Yuan)

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?