Last Updated on 19 September 2023 by Herman Tan Manado
Dalam panggilan kekerabatan orang Tionghoa, ada perbedaan penyebutan antara sisi pihak ayah dan sisi pihak ibu. Misalnya, orangtua dari pihak Ibu disebut Wai Gong (外公) dan Wai An (外安) dari anak2nya, sedangkan orangtua dari pihak Ayah disebut A Gong (阿公) dan A Ma (阿媽) dari anak2nya.
Sebutan2 tersebut juga akan berbeda mengikuti DIALEK KELUARGANYA, apakah mengikuti dialek Hokkian (Hokkien), Hakka (Khek), Kanton (Konghu), atau Tiociu (Teochew). Begitu pula dengan semua keturunan yang berasal dari garis pihak Laki-laki dan Perempuan.
Penyebutan panggilan kekerabatan yang dilakukan kepada Paman, Bibi, suami/istri dari paman & bibi, menantu laki2 & perempuan, dan semua anak2nya AKAN BERBEDA SATU SAMA LAIN, mengikuti posisi/tingkatan dalam keluarga. Hal inilah yang menjadi keunikan dalam budaya masyarakat Tionghoa.
Jika diperhatikan, istilah2 kekerabatan yang dilontarkan antar anggota keluarga akan langsung diketahui posisi orang tersebut dalam keluarganya. Penggunaan istilah kekerabatan dalam masyarakat Tionghoa masih terpelihara dengan baik, walaupun ada beberapa istilah kekerabatan yang telah mengalami perubahan.
»Daftar Artikel Panggilan Kekerabatan Tionghoa :
1. Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hokkian (Hokkien)
2. Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hakka (Khek)
3. Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Kanton (Konghu)
4. Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Tiociu (Teochew)
5. Asal Usul Orang Hokkian, Hakka, Kanton, Tiociu, dan Lainnya di Asia Tenggara
A. Dialek Tiociu (Teochew)
Bahasa/dialek Tiociu (潮語; Chao yu), atau Teochew, adalah sebuah dialek bahasa yang termasuk rumpun bahasa bahasa Sino-Tibet. Dialek Tiociu ini sebenarnya mirip dengan dialek Hokkian (dialek Min Selatan).
Bahasanya dipengaruhi oleh logat Hokkian dan logat Kanton, dikarenakan letak geografisnya yang berada di utara Guangdong, dekat perbatasan dengan propinsi Fujian. Karena itu, penutur kedua bahasa tersebut (Kanton dan Hokkian) dapat memahami kedua bahasa ini, meski tidak sepenuhnya.
Orang Tiociu (潮州; Chaozhou) berasal dari Shantou, yang berada di propinsi Guangdong. Daerah asal orang Tiociu biasa disebut Chaoshan, yang merupakan gabungan dari kata (kota) Chaozhou (潮州) dan Shantou (汕头).
Di masa lalu, wilayah Shantou sempat menjadi pusat perdagangan di Tiongkok. Namun dikarenakan bencana alam, penyakit dan kelaparan, akhirnya memaksa penduduknya untuk bermigrasi ke wilayah lain, termasuk ke Asia Tenggara.
Para ahli bahasa Tiongkok menganggap Tiociu sebagai salah satu bahasa daerah yang paling konservatif (tradisional). Jumlah penutur bahasa Tiociu diperkirakan berjumlah 10-15 juta orang, yang terkonsentrasi di propinsi Guangdong, Fujian, dan sekitarnya.
Orang2 perantauan Tiociu di Indonesia sendiri berasal dari berbagai kota di Provinsi Guangdong, antara lain Jieyang, Chaozhou, dan Shantou. Mereka terkonsentrasi di wilayah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat (Pontianak, Ketapang).
Baca juga : Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hokkian
B. Berikut Daftar Panggilan Kekerabatan Dalam Dialek Tiociu (Teochew)
Istilah kekerabatan pada dialek Tiociu sangat banyak. Masing2 istilah kekerabatan tersebut memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Terdapat sekitar 50 istilah kekerabatan yang masih digunakan hingga saat ini oleh kelompok masyarakat Tiociu.
Perubahan istilah kekerabatan juga banyak temukan pada istilah kekerabatan yang digunakan oleh etnis Tiociu.
Beberapa istilah kekerabatan mengalami perubahan dalam penggunaannya, disebabkan karena bahasa yang digunakan dan dipahami oleh
setiap kelompok suku berbeda2. Akulturasi bahasa dan budaya etnis lain, serta pengaruh budaya barat juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan istilah kekerabatan tersebut.
Baca juga : Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hakka (Khek)
Keterangan :
Lk : Laki-laki
Pr : Perempuan
I — : Keturunan
口 : Anggota keluarga
口 : Pusat sapaan istilah kekerabatan
1. Suami → Ang (丈夫; Zhàngfū)
2 Abang dari suami → A Hia (哥哥; Gēgē)
3. Istri dari abang suami → A Bo Ku (嫂子; Sǎozi)
4. Kakak dari suami → A Yi (姐姐; Jiějiě)
5. Suami dari kakak suami → A Neng (姐夫; Jiěfū)
6. Adik (laki) dari suami → A Cek (弟弟; Dìdì)
7. Istri adik (laki) dari suami → A Kim (弟妇; Dìfù)
8. Adik (pr) dari suami → A Yi (妹妹; Mèimei)
9. Suami dari adik (pr) suami → A Neng (妹夫; Mèifū)
10. Ayah dari suami → A Pa / A Sia (爸爸; Bàba)
11. Abang dari ayah suami → A Pek (伯父; Bófù)
12. Istri dari abang ayah suami → A Sou (伯娘; Bó niáng)
13. Kakak dari ayah suami → A Em / A Kou (姑妈; Gūmā)
14. Suami dari kakak ayah suami → Ko Tio / Ko Tiu (姑父; Gūfu)
15. Adik (laki) dari ayah suami → A Cek (叔叔; Shūshu)
16. Istri dari adik (laki) ayah suami → A Kim (婶婶; Shěnshen)
17. Adik (pr) dari ayah suami → A Yi (姑妈; Gūmā)
18. Suami dari adik (pr) ayah suami → A Neng (姑父; Gūfu)
19. Ayah dari ayah suami → Tio Nang Pek (爷爷; Yéyé)
20. Ibu dari ayah suami → Tio Nang Bu (奶奶; Nǎinai)
21. Ibu dari suami → A Mak (妈妈; Māmā)
22. Abang dari ibu suami → A Pek (舅父; Jiùfù)
23. Istri dari abang ibu suami → A Sou (舅母; Jiùmu)
24. Kakak dari ibu suami → A Em / A Kou (姨妈; Yímā)
25. Suami dari kakak ibu suami → Ko Tio / Ko Tiu (姨父; Yífu)
26. Adik (laki) dari ibu suami → A Cek (舅父; Jiùfù)
27. Istri dari adik (laki) ibu suami → A Kim (舅母; Jiùmu)
28. Adik (pr) dari ibu suami → A Yi (姨妈; Yímā)
29. Suami dari adik (pr) ibu suami → A Neng (姨父; Yífu)
30. Ayah dari ibu suami → Tio Nang Pe (外公; Wàigōng)
31. Ibu dari ibu suami → Tio Nang Bu (外婆; Wàipó)
32. Istri → Bou (主妇; Zhǔfù)
33. Ayah dari istri → Tio Lang (爸爸; Bàba)
34. Ibu dari istri → Tio Em (妈妈; Māmā)
35. Anak laki2 → A Nou (儿子; Érzi)
36. Istri dari anak laki2 → A Nou (媳妇; Xífù)
37. Anak perempuan → A Nou (女儿; Nǚ’ér)
38. Suami dari anak perempuan → A Nou (女婿; Nǚxù)
39. Ayah istri / suami anak (besan laki2) → Cheng Ke (親家; Qìng jiā)
40. Ibu dari istri / suami anak (besan perempuan) → Cheng Yi (親姆; Qīn mǔ)
41. Sepupu laki2 → Lai Sun / Gua Sun (表兄 / 堂兄; Biǎo xiōng / táng xiōng)
42. Sepupu perempuan → Lai Sun / Gua Sun (表姊 / 堂姊; Táng zǐ)
43. Cucu laki2 dari anak laki2 → Boa Sun (孙子; Sūnzi)
44. Cucu perempuan dari anak laki2 → Boa Sun (孙女; Sūnnǚ)
45. Cucu laki2 dari anak perempuan → Lai Sun (外孙; Wàisūn)
46. Cucu perempuan dari anak perempuan → Lai Sun (外孙女; Wàisūnnǚ)
47. Saudara angkat → Piao Hia (拜认的亲属; Bài rèn de qīnshǔ)
48. Kemenakan → Lai Sun / Gua Sun (侄; Zhí)
Catatan :
Berdasarkan panggilan kekerabatan diatas, terdapat beberapa istilah kekerabatan yang sama2 dimiliki oleh etnis Tiociu dan Konghu. Namun terdapat perbedaan makna dari istilah2 tersebut.
Misalnya A Sou, dalam bahasa Konghu digunakan oleh istri untuk menyapa istri dari kakak suami. Sedangkan pada bahasa Tiociu, istilah A Sou digunakan untuk menyapa 2 kerabat yang berbeda, yaitu istri kakak dari ayah suami, dan istri kakak dari ibu suami.
Lalu istilah A Yi, dalam kekerabatan etnis Konghu digunakan untuk menyapa kakak dari ibu suami. Sedangkan dalam etnis Tiociu, istilah A Yi digunakan untuk menyapa saudara perempuan dari Ayah suami, saudara perempuan suami, dan saudara perempuan ibu.
Istilah lainnya, yaitu A Ba dan A Pa. Walaupun terdapat perbedaan huruf konsonan, namun bila dilafalkan dalam bahasa Tiociu dan Konghu kedua istilah tersebut sama2 dilafalkan “A Pa”. Hal ini juga dapat menyebabkan kesalahan penggunaan istilah tersebut, bila si penutur dan si pendengar berasal dari 2 etnis yang berbeda.
Istilah A Ba dalam bahasa Konghu digunakan untuk menyapa abang dari ayah suami, sedangkan dalam bahasa Tiociu istilah A Ba digunakan untuk menyapa Ayah dari suami.
Baca juga : Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Kanton (Konghu)
Dalam bahasa Tiociu, terdapat 8 istilah yang digunakan untuk menyapa lebih dari 1 anggota kerabat.
Istilah A Yi digunakan oleh seorang istri untuk menyapa kakak dari suami, adik perempuan dari suami, adik perempuan dari ayah suami, dan adik perempuan dari ibu suami.
Istilah A Neng digunakan untuk menyapa suami dari kakak suami, suami dari adik perempuan suami, suami adik perempuan dari ayah suami, dan suami adik perempuan dari ibu suami.
Istilah A Cek digunakan istri untuk menyapa adik laki2 dari suami, adik laki2 dari ayah suami, dan adik laki2 dari ibu suami.
Istilah A Kim digunakan untuk menyapa istri adik laki2 dari suami, istri adik laki2 dari ayah suami, dan istri adik laki2 dari ibu suami.
Istilah A Sou digunakan untuk menyapa istri abang dari ayah suami, dan istri abang dari ibu suami.
Istilah A Em digunakan untuk menyapa kakak dari ayah suami, dan kakak dari ibu suami.
Istilah Ko Tio digunakan untuk menyapa suami kakak dari ayah suami, dan suami kakak dari ibu suami.
Istilah A Pek digunakan untuk menyapa abang dari ayah suami, dan abang dari ibu suami.
Istilah2 yang digunakan untuk menyapa lebih dari 1 anggota kerabat tersebut sering menyebabkan kesalahan penggunaan, ketika peristiwa komunikasi melibatkan semua anggota kerabat yang memiliki 1 istilah untuk menyapanya.
Sehingga untuk menghindari kesalahan dalam penggunaannya, dalam berkomunikasi sehari2, dibelakang istilah tersebut biasanya diikuti dengan nama kerabat yang dimaksudkan.
Dalam percakapan sehari2 dialek Tiociu, mereka tidak menggunakan istilah tuan ataupun nona untuk menyapa anggota kerabat yang tidak diketahui silsilah kekerabatannya. Mereka biasanya menggunakan istilah A Hia untuk menyapa laki2, walaupun arti sebenarnya adalah laki2 yang lahir terlebih dahulu.
Lalu istilah Kou Niu (Amoy) digunakan oleh laki2 untuk menyapa perempuan. Namun apabila percakapan diakukan antar perempuan, maka istilah yang digunakan yaitu Ceng Mu.
Sementara dalam menyapa kerabat angkat, seperti abang angkat, kakak angkat, adik angkat, atau anak angkat, masyarakat Tiociu kini sudah tidak lagi menggunakan istilah panggilan kekerabatan.
Ada juga generasi muda yang lebih memilih istilah2 kekerabatan modern, seperti panggilan om dan tante, karena dianggap lebih praktis daripada harus menghafal istilah kekerabatan yang berbeda2 dalam setiap penyebutan anggota keluarga.
Karena inilah, saat ini lebih sulit untuk mengetahui tingkat kekerabatan dari kelompok suku tersebut.
Untuk page bahasa Tio Ciu ini, terus terang banyak sekali kekacauan, kalau saya lihat di bahasa Khek dan Hokkian, terjemahan kebanyakan benar