Last Updated on 28 March 2022 by Herman Tan Manado

Kali ini Tionghoa.INFO akan membahas mengenai 4 sosok pencabut penjemput nyawa menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa. Dua diantaranya yaitu Heibai Wuchang (黑白无常), yakni sepasang penjaga Kefanaan Hitam dan penjaga Kefanaan Putih.

Menurut tradisi, menjelang Festival Hantu Lapar (Hungry Ghost Festival) yang jatuh setiap tanggal 15 bulan 7 Imlek (七月半; Qi Ye ban), masyarakat Tionghoa mulai membuat patung2 kertas dari ke-2 sosok ini, untuk kemudian dibakar pada hari H nya.

Hal ini dilakukan karena posisi mereka dianggap penting sebagai pengawal para roh/arwah, baik di alam baka (neraka) maupun di alam dunia.

Tidak hanya itu, sepasang penjaga ini juga diberi persembahan khusus, agar para roh/arwah yang turun ke bumi tidak membuat masalah dan mencelakai umat manusia. Di sini mereka akan dibahas berpasangan, karena mereka menjalankan tugasnya secara berpasangan.

Tampak ilustrasi Yanluo Wang (阎罗王; Giam Lo Ong) yang sedang menghakimi roh manusia di alam baka.

Heibai Wuchang (黑白无常)- Xie Bian (谢必安) dan Fan Wujiu (范無救)

Kedua pengawal ini sedikit mengingatkan kita dengan Zhong Kui, yaitu sosok hantu yang mendapat ganjaran baik di akhirat setelah kematiannya, karena diperlakukan secara tidak adil pada saat hidup di dunia.

Zhong Kui kemudian diangkat sebagai Dewa (Yin) yang bertugas sebagai hakim/penjaga dunia alam bawah, sekaligus sebagai pelindung manusia dari gangguan hantu.

Dalam kepercayaan Taoisme, kedua pengawal ini disebut juga sebagai Penjemput Roh (grim reaper) atau Wuchang (无常), yaitu pengawal utusan dari alam baka (neraka) untuk mengantar arwah orang yang baru saja meninggal dari dunia manusia, untuk menuju ke alam bawah, maupun sebaliknya.

Kedua sosok pengawal ini divisualisasikan dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan putih.

Salah satu ilustrasi klasik Heibai Wuchang

1. Bai Wuchang (白无常)

Bai Wuchang atau penjaga Kefanaan Putih, disebut juga Jenderal Xie, nama aslinya Xie bian (谢必安); digambarkan memiliki tubuh jangkung dan kurus, serta mengenakan pakaian yang berwarna putih.

Beliau divisualisasikan dengan mata melotot, sambil tersenyum lebar dengan ciri khas lidah panjang yang terjulur. Orang2 biasa memanggil beliau dengan sebutan Qi Ye (七爷), atau kakek ke-7.

Sosok ini memiliki aura sangat ramah dan bersahabat dengan sekitarnya. Di topinya terdapat tulisan “Keberuntungan dan kekayaan akan menghampiri siapapun yang menemuiku” (一見生財 / 一見大吉; Yijian shengcai / Yijian daji), dan “Kamu juga sudah datang” (你也來了; Ni ye laile).

Di tangannya, beliau membawa kipas, borgol berbentuk ikan, dan lempengan kayu dengan tulisan. Biasanya beliau membimbing roh orang2 baik ke alam bawah, dan memberi mereka hadiah berupa uang dan koin emas karena sikap baik mereka.

Karena kesan menyenangkan yang diberikannya, beliau sering kali juga dikaitkan dengan Dewa Keberuntungan.

2. Hei Wuchang (黑无常)

Kemudian Hei Wuchang, atau penjaga Kefanaan Hitam, disebut juga Jenderal Fan, nama aslinya Fan Wujiu (范無救); digambarkan memiliki tubuh yang pendek dan gemuk, serta mengenakan pakaian yang berwarna hitam. Orang2 biasa memanggil beliau dengan sebutan Ba Ye (八爷) atau kakek ke-8.

Sosok ini memiliki wajah yang hitam dan galak, memiliki aura yang menakutkan, serta bersikap sangat galak pada roh orang2 jahat.

Di topinya terdapat tulisan, “Kematian akan menghampiri siapapun yang menemuiku”, “Perdamaian untuk seluruh dunia” (天下太平; Tianxia taiping), dan “Akan menangkapmu sekarang” (正在捉你; Zhengzai zhuo ni).

Beliau divisualisasikan membawa kipas dan lempengan kayu yang bertuliskan “Membuat perbedaan jelas antara yang baik dan yang jahat” (善惡分明; Shan e fenming), serta “Mengganjar perbuatan baik dan menghukum perbuatan jahat” (獎善罰惡; Jiang shan fa e).

Beliau juga membawa rantai besi di salah satu lengannya. Karena kegarangannya, beliau sering diberi tugas untuk menangkap roh orang2 jahat.

Menurut cerita legenda Tiongkok kuno, semasa hidupnya kedua sosok ini bertugas sebagai Jenderal penjaga. Ceritanya, pada suatu hari saat proses pemindahan semua tawanan, mereka kehilangan 1 tawanan, sehingga mereka memutuskan untuk berpencar mencari tawanan yang hilang tersebut, dan berjanji akan bertemu lagi di bawah sebuah jembatan.

Namun, hujan turun besar sekali hingga menaikkan ketinggian permukaan air sungai. Saat itu, Jenderal Fan Wujiu sedang menunggu sahabatnya di bawah jembatan cukup lama dan bersikeras untuk tidak pergi. Jenderal Fan akhirnya tenggelam saat air sungai semakin tinggi dan mencapai daratan.

Saat Jenderal Xie tiba di jembatan dan melihat sahabatnya sudah meninggal, ia sangat terpukul dan memutuskan untuk gantung diri.

Kaisar langit sangat tersentuh oleh sikap patriotik, rasa tanggung jawab, dan kesetiakawanan kedua sahabat ini, sehingga menunjuk mereka sebagai penjaga kefanaan hitam (Yin) dan penjaga kefanaan putih (Yang), dimana mereka bertugas untuk mengawal roh/arwah orang mati.

Dalam beberapa kisah, mereka muncul selama Festival Hantu Lapar dan menghadiahi roh orang2 yang baik dengan kepingan2 emas.

Pada dasarnya, Hitam dan putih bukanlah warna kulit atau warna pakaian, namun lebih mewakili prinsip keselarasan Yin (阴) Yang (阳). Hitam melambangkan Yin, sementara Putih melambangkan Yang.

Alasan kenapa Heibai Wuchang disebut juga dengan penjaga Wuchang Yin dan Yang, adalah karena roh dalam tubuh manusia terdiri atas roh ethereal Yang (disebut Hun 魂), dan roh korporeal Yin (disebut Po 魄).

Baca jugaInilah Struktur Roh Sukma (Yuan Shen) Manusia

Saat seseorang meninggal dunia, kedua Wuchang ini akan menjemput rohnya. Satu Wuchang akan bertanggung jawab untuk menjemput Hun, sementara Wuchang yang lainnya bertugas untuk memisahkan Po dari tubuh dengan menyerapnya.

Lalu roh tersebut akan diantar ke dunia bawah untuk menunggu penghakiman oleh raja dunia akhirat Yanluo Wang (Hanzi : 阎罗王; Hokkian : Giam Lo Ong).

Diagram roh ((hun) dan jiwa (po) manusia

Menurut kepercayaan Taoisme, energi Yin dan Yang harus tetap seimbang. Tubuh pria terdiri atas roh yang (putih) dan jiwa yin (hitam). Sedangkan wanita terdiri atas roh yin (hitam) dan jiwa yang (putih).

Oleh karena itu, saat seorang laki-laki meninggal, maka Wuchang Yang akan mengambil jiwa yin-nya, sementara Wuchang Yin akan mengambil roh yang-nya.

Sebaliknya, jika seorang wanita yang meninggal, maka Wuchang Yin akan mengambil jiwa yang-nya, dan Wuchang Yang akan mengambil roh yin-nya.

Baca juga : Niutou Mamian (Kepala Banteng dan Wajah Kuda); Sosok “Penjemput Nyawa” Masyarakat Tionghoa

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?