Last Updated on 20 February 2023 by Herman Tan Manado

Perjalanan arwah merupakan awal perjalanan individu dari hidup setelah mati. Cerita mengenai adanya “kehidupan” setelah kematian sudah ditulis dalam banyak buku, baik oleh penulis2 dari timur maupun barat. Sebagian besar sumber informasinya didapat melalui “dialog”, baik lewat mediumisasi, hipnotis, dan lain2.

Waktu seorang meninggal, butuh waktu beberapa jam sampai beberapa hari baru dia tahu kalau dia sudah meninggal. Begitu dia tahu kalau sudah meninggal, dia akan panik, bingung, resah, dan takut menghadapi kondisi dan situasi yang begitu asing baginya. Dia tidak tahu harus berbuat apa dan harus bagaimana.

Keadaan arwah (; Gui) atau roh seperti ini perlu mendapat penghiburan, bimbingan, dan perlindungan agar arwah menjadi tenang dan pasrah menerima keadaannya. Untuk itu dibutuhkan beberapa upacara ritual kematian yang sudah dikenal, sesuai dengan kepercayaan atau agama yang dianut oleh mendiang.

Arwah orang yang baru meninggal biasanya masih berada di rumah bersama keluarganya, atau masih berada di alam kehidupan dunia untuk beberapa waktu. Ada yang selama beberapa hari, sampai beberapa tahun baru dapat “naik” ke alam arwah.

Arwah yang belum naik ini memang masih dapat bergentayangan kemana saja yang dia mau. Dia dapat berkunjung kemana saja yang dia mau di alam transisi, atau alam peralihan dari alam dunia ke alam arwah, yang juga disebut alam arwah gentayangan.

Ada banyak penyebab yang membuat arwah belum dapat naik ke alam arwah, seperti rasa dendam dan penasaran, keterikatan pada keduniawian, ilmu non Ilahi, dan lainnya.

Arwah yang belum dapat naik ini perlu ditolong dan dibimbing untuk “dinaikkan”, atau “diseberangkan”, atau juga disebut “disempurnakan”.

Upacara ritual untuk arwah hanya bermanfaat untuk arwah yang belum naik, atau arwah yang masih berada di alam arwah gentayangan. Seperti upacara “pengiriman rumah dan uang2an (kertas)” untuk arwah, yang dilakukan umat Konghucu dan Taoisme.

Kiriman rumah, uang2an, dan macam2 barang duniawi ini hanya bermanfaat/berguna bagi arwah yang belum naik. Setelah arwah naik ke alam arwah dan mulai menempuh perjalanan arwah, semua kiriman duniawi sudah tidak ada gunanya. Semuanya harus ditinggalkan. Tidak ada satupun yang dapat dibawa masuk ke alam arwah.

Umumnya arwah tidak mempermasalahkan jenasahnya di kubur atau di kremasi. Rasa khawatir dan takut kalau mati di kubur atau di kremasi yang muncul pada waktu masih hidup tidak akan ditemukan.

Juga rasa khawatir dan takut kalau nanti meninggal arwahnya akan kelaparan karena tidak di sembahyangi oleh keluarganya (anak cucunya), sebab keluarganya sudah pindah agama, juga tidak akan terjadi. Kesemuanya hanya kekhawatiran manusiawi sewaktu masih hidup.

Karena ketidaktahuan dan kurang mengerti, sampai sekarang masih banyak orang yang salah menafsirkan kemampuan arwah, mengira bahwa arwah itu serba tahu dan serba bisa.

Sehingga banyak orang waktu berdoa di meja abu sembahyang atau di kuburan leluhurnya, meminta kepada arwah leluhurnya untuk membantu melindungi dan mengawasi keluarganya. Bahkan banyak yang minta dibantu usahanya supaya maju.

Sebenarnya kebanyakan arwah tidak mempunyai kemampuan seperti itu. Tidak serba tahu dan serba bisa. Dalam menempuh perjalanan arwah, sebagian besar arwah membawa dirinya sendiri saja sudah susah, apalagi kalau sampai diminta untuk membantu dan melindungi keluarganya yang masih hidup, betul2 akan menambah beban perjalanannya semakin berat.

Oleh karena itu, jangan meminta kepada arwah keluarga Anda. Perjalanan arwahnya sendiri sudah berat, jangan ditambah lagi dengan permintaan2 duniawi!

Banyak upacara ritual untuk arwah masih dilakukan oleh keluarga mendiang. Seperti yang masih banyak dilakukan oleh umat Konghucu dan Taoisme.

Ada meja abu sembahyang, ada sembahyang Ceng Beng, sembahyang rebutan (Qi Yue Pan), sembahyang H-1 Sin Cia (sehari sebelum Imlek), dan lain2.

Apakah semua ritual sembahyang ini berguna untuk arwah?
Apakah semua arwah yang diundang dapat hadir?
Apakah semua hidangan yang disajikan dapat dinikmati oleh arwah?
Apakah aneka ritual sembahyang untuk arwah ini baik bagi keluarga mendiang?
Apakah manfaatnya?

Berikut ulasan misteri perjalanan dunia arwah.

Ilustrasi pengadilan di alam bawah oleh Raja Neraka, Yan Luo Wang (Hokkian : Giam Lo Ong)

Bagian 1 : Alam Surga dan Arwah

Surga atau neraka hanyalah sebuah kondisi semu saja. Wujud itu bukanlah sesuatu yang dipermasalahkan bila kita sudah meninggal. Yang tersisa setelah kita tinggalkan dari kehidupan kali ini adalah se onggok energi saja. Perwujudan yang ada (fisik) hanyalah untuk menampilkan identitas diri saja.

Hiduplah dengan baik, agar bisa dipertanggungjawabkan saat ajal menjelang. Dalam kematian, yang tertinggal hanyalah amal dan kebaikan yang kita perbuat.

Kehidupan ini terasa begitu singkat, tetapi akan bermanfaat apabila dilakukan dengan penuh kebaikan. Di dalam alam penantian, hanya ada kegelapan yang menanti orang2 yang tidak menjalankan kehidupannya dengan benar.

Hidup saya penuh dengan perjuangan. Itu benar untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan dari segi materi. Namun dari sisi spiritual, tidak banyak hal yang saya perjuangkan. Untuk itu, akan sangat baik jika semasa hidup kita juga memperjuangkan kehidupan spiritual.

Berjuang demi diri sendiri, bukan demi orang lain. Semua itu harus diketahui oleh manusia, sehingga hidup tidak sia2. Adanya materi hanya untuk memenuhi kehidupan di dunia dengan kebaikan, karena dengan materi barulah dapat berbuat banyak bagi kehidupan.

Ada kebebasan bagi manusia semasa hidup. Namun, kebebasan itu harus dapat dipertanggungjawabkan. Kebebasan itu menjadi faktor penentu dalam kehidupan ini, apa akan berjalan menuju kebenaran, atau ingin tetap tanpa perubahan.

Namun jika sisi spiritual tidak diperjuangkan, maka akan mendapati jalan buntu saat kematian menjelang. Hidup merupakan anugerah. Hidup merupakan kesempatan agar kita berubah menjadi sosok yang lebih baik.

Jika hidup tidak dijalankan dengan benar, maka penyesalan akan didapat saat ajal menjelang.

Susunan dan Sketsa Alam Arwah

Dengan sketsa Alam Arwah ini penulis ingin mengambarkan perjalanan arwah orang yang baru meninggal, meninggalkan badan jasmaninya.

Mulai dari alam transisi (1) yang umum dikenal dengan Alam Arwah Gentayangan. Kemudian masuk ke alam arwah yang sebenarnya, yang dimulai di bangsal penampungan dan ruang penghakiman.

(2) Dari sini baru arwah2 itu dikirim ke bagian2 lain di alam arwah, untuk menjalani proses perjalanan arwahnya sesuai dengan amal perbuatannya waktu dia masih hidup. Tidak setiap arwah menjalani perjalanan arwahnya dengan urutan yang sama.

1. Alam Transisi (Alam Arwah Gentayangan)

Alam Transisi adalah suatu tempat diantara Alam Kehidupan (dunia) dan Alam Arwah. Di tempat inilah para arwah yang belum dapat memasuki Alam Arwah ditempatkan, dan ada “rumah penantian”.

Alam Transisi ini dihuni oleh arwah2 dari :

• Orang yang baru meninggal,
• Orang yang belum waktunya meninggal (mati muda, mati bunuh diri, dsb),
• Orang yang menyandang ilmu non Ilahi (pelaku pesugihan, dsb),
• Arwah yang masih terikat kuat pada keduniawian (masih ingat keluarga).

Di alam ini, arwah masih bebas kemana pun dia ingin pergi di alam kehidupan (di dunia). Di Alam ini tidak ada “polisi” atau “penjaga” untuk menjaga ketertiban. Yang berlaku adalah hukum rimba, yang kuat yang berkuasa.

Di alam ini, arwah dapat “disandera” atau “dipelihara” untuk dimanfaatkan oleh sesama arwah yang lebih kuat (; Mo), atau yang sudah ratusan tahun disana sehingga mempunyai suatu kekuatan, maupun oleh manusia2 yang mempunyai suatu ilmu untuk “memberdayakan arwah” (orang pintar), misalnya untuk meramal, atau untuk melakukan pekerjaan2 yang baik maupun yang tidak baik, dsb.

Di Alam Transisi ini ada “rumah penantian” untuk menampung semua arwah orang yang baru meninggal, dengan syarat upacara ritual pemakaman atau kremasinya “berisi”, dimana pemimpin upacara ritualnya benar2 mempunyai kemampuan spiritual untuk menghantarkan arwah mendiang untuk sampai ke “tempat penantian” ini.

2. Bangsal Penampungan dan Ruang Penghakiman

Di Bangsal penampungan (bangsal penantian) ini dikumpulkan arwah yang sudah waktunya untuk memulai perjalanan arwahnya di dalam alam arwah. Istilah yang lebih popular adalah “arwah yang sudah mendapatkan jalan”.

Ruangan ini menyerupai bangunan seperti hangar atau bangsal yang besar dan luas sekali, dimana berkumpul banyak arwah dari berbagai suku bangsa dan ras.

“Mereka” bercerita, bahwa suasananya seperti tempat penampungan / pengungsian. Yang anehnya, antara arwah yang satu dengan yang lainnya tidak dapat berkomunikasi, dan tidak pernah bertemu dengan arwah yang sewaktu hidupnya saling kenal.

Disini ada ruang penghakiman, dimana arwah menunggu gilirannya untuk diadili. Semua kebaikannya dibeberkan, dan semua kesalahannya diperlihatkan melalui cuplikan gambar2 di layar. Hasil keputusan dari pengadilan ini akan menentukan kemana arwah itu akan dikirim untuk menempuh perjalanan selanjutnya.

3. Rumah Penghukuman

Tempat ini untuk menghukum arwah2 yang (perlu) mendapat hukuman, seperti dipukuli, dicambuk, dan lain2. Hukuman ini hanya dilakukan pada siang hari saja (atau mengikuti waktu di dunia arwahnya), sementara pada malam hari diberi waktu untuk istirahat. Besoknya menjalani hukuman lagi, sampai hukumannya telah selesai/dirasa cukup.

4. Ruang Tahanan

Seperti namanya, ruang tahanan menyerupai ruang kecil seperti sel tahanan yang dihuni 1 arwah. Ruang tahanan ini dibagi 3 macam yang dibedakan oleh penerangan yang ada di dalamnya.

Ada yang sama sekali gelap, ada yang memakai pelita (lilin/lampu minyak), dan ada yang memakai lampu. Di luar pintu tiap ruangan ada penjaganya. Arwah penghuni ruang tahanan ini diberi kesempatan untuk bersembahayang di tempat2 ibadah yang ada di dekat situ. Para arwah ini tidak diberi pekerjaan apa2, jadi pengangguran.

5. Tempat Kehidupan Duniawi

Tempat kehidupan duniawi di alam arwah ini untuk menghukum arwah yang sangat mendambakan, atau sangat menginginkan kehidupan duniawi. Di tempat ini ada keluarga (namun bukan keluarga waktu masih hidup), ada pernikahan, ada perdagangan (jual-beli), dan lain2.

Akan tetapi semuanya monoton dan menjemukan, serta tidak ada kebahagiaan seperti di dunia. Arwah yang dihukum di tempat ini akan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk dapat di-reinkarnasikan kembali.

Bersambung ke bagian II : Misteri Perjalanan Arwah; Bagaimana “Kehidupan” Mereka Disana? Arwah Gentayangan (Bagian II)

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

One thought on “Mengintip Perjalanan Arwah; Bagaimana “Kehidupan” Mereka Disana?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?