Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Tahun Baru Imlek dikenal juga dengan sebutan Tahun Baru Lunar atau Festival Musim Semi, merupakan perayaan tradisional terpenting bagi orang Tionghoa. Asal usul dari perayaan ini diketahui sudah ada sejak 3.500 tahun yang lalu.
A. Legenda Asal Usul Tahun Baru Imlek
Seperti perayaan tradisional Tionghoa lainnya, Tahun Baru Imlek dibumbui pula dengan cerita dan mitos. Salah satunya yang terkenal adalah monster buas yang bernama Nian yang menurut mitos adalah sosok pemangsa ternak, hasil panen, bahkan manusia di saat malam tahun baru.
Hal yang menarik bahwa monster buas yang bernama Nian tersebut dilafalkan sama seperti 年 (Nián) yang berarti ‘tahun’ dalam bahasa mandarin. Agar terhindar dari serangan Nian yang berbahaya, pada saat itu orang2 memberikan sesajen berupa makanan untuk Nian yang diletakkan di depan pintu masuk rumah.
Kemudian diceritakan bahwa ada orang tua yang bijaksana mengetahui bahwa Nian takut dengan suara yang keras, dan takut akan warna merah. Maka orang lalu memasang lampion merah dan kertas merah pada pintu dan jendela untuk mencegah Nian masuk ke dalam rumah.
Suara bambu yang dibakar digunakan untuk menakut-nakuti dan mengusir Nian (selanjutnya digantikan oleh suara petasan).
B. Perkembangan Tradisi Imlek Dari Masa ke Masa
Tahun Baru Imlek sudah berevolusi selama jangka waktu yang sangat lama dan adat istiadatnya telah mengalami proses perkembangan yang panjang.
Dinasti Shang (1600-1046 Sebelum Masehi)
Tahun Baru Imlek sudah ada dalam catatan sejarah selama 3.500 tahun. Awal mula pertama kalinya Imlek dilaksanakan tidak diketahui secara pasti. Namun sebagian orang percaya bahwa Tahun Baru Imlek berasal dari masa dinasti Shang (1600-1046 Sebelum Masehi), dimana pada saat itu diadakan upacara persembahan untuk menghormati dewa dan leluhur di setiap awal atau akhir tahun.
Dinasti Zhou (1046-256 Sebelum Masehi)
Terminologi Nian (tahun) pertama kalinya muncul di masa Dinasti Zhou (1046-256 Sebelum Masehi). Pada waktu itu, sudah menjadi kebiasaan dilakukan ritual upacara persembahan kepada leluhur dan Dewa-Dewi dan persembahan kepada alam, agar diberkahi dengan panen yang melimpah setelah pergantian tahun.
Dinasti Han (202 Sebelum Masehi – 220 Sesudah Masehi)
Tanggal perayaan tahun baru yaitu hari pertama di bulan pertama kalender lunar, ditentukan pada masa dinasti Han (202 Sebelum Masehi – 220 Sesudah Masehi). Kegiatan perayaan tertentu berkembang menjadi populer, seperti membakar bambu untuk menghasilkan suara retakan yang nyaring.
Dinasti Wei dan Jin (220 – 420)
Semasa dinasti Wei dan Jin (220-420), selain menyembah Dewa dan leluhur, orang juga mulai membuat hiburan dalam perayaan ini. Kebiasaan berkumpul bersama keluarga, membersihkan rumah, makan malam bersama, dan bergadang sepanjang Malam Tahun Baru, berasal dari kalangan masyarakat umum.
Dari Dinasti Tang hingga Qing (618 – 1911)
Kemakmuran ekonomi dan budaya selama Dinasti Tang, Song dan Qing mempercepat berkembangnya Festival Musim Semi. Adat kebiasaan selama perayaan berlangsung sama seperti di jaman modern.
Menyalakan petasan, mengunjungi kerabat dan teman dan makan pangsit merupakan bagian penting dalam perayaan.
Kegiatan yang lebih menghibur mulai tumbuh, seperti menonton atraksi tari barongsai dan naga selama berlangsungnya festival Imlek hingga menikmati pertunjukan lampion pada saat tanggal 15 bulan pertama.
Fungsi dari Festival Musim Semi telah bergeser dari yang semula merupakan peristiwa religius menjadi peristiwa yang menghibur dan ajang silaturahmi, seperti yang terjadi sekarang ini.
Perayaan Imlek Masa Kini (modern)
Kini semakin banyak kegiatan tradisional yang ditinggalkan, dan mulai tercipta tren-tren yang baru; seperti menonton acara Imlek di CCTV (jaringan televisi kabel di Tiongkok).
Atau hunting barang favorit secara online saat promo besar-besaran menyambut Imlek, saling berkirim ucapan selamat Imlek lewat aplikasi chating Wechat/Whatsapp, dan berwisata ke luar negeri, menjadikan perayaan ini semakin unik dan menarik.