Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan Manado
Dapat dikatakan bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki beragam destinasi wisata menarik di dalamnya. Selain terkenal karena keindahan alamnya yang natural, objek wisata di Sumatera Utara juga dikenal karena memiliki kekayaan adat dan budaya.
Mungkin nama Danau Toba sudah sering Anda dengar. Sesekali Anda bisa mencoba berkunjung ke objek wisata yang jarang terekspos, seperti tempat wisata tionghoa di sana. Berikut ini merupakan 10 tempat wisata Tionghoa di Sumatera Utara yang wajib Anda kunjungi saat berada di sana.
1. Bangunan Kediaman Tjong A Fie
Sumatera Utara, khususnya di ibukotanya Medan, mempunyai penduduk yang multietnis. Salah satu etnis yang ada di ibu kota Sumatera Utara ini ialah etnis Tionghoa. Etnis yang satu ini memang tersebar di seluruh pelosok nusantara, tak terkecuali Medan.
Salah satu tokoh Tionghoa yang sangat terkenal di Sumatera Utara ialah Tjong A. Fie (張耀轩; Zhāng Yào Xuān). Lahir di Guangdong pada 1860 (meninggal 1921), beliau merupakan seorang saudagar terkenal yang menetap di Medan sejak tahun 1875.
Beberapa profesi yang pernah dijalaninya antara lain banker, kapitan yang memiliki peran cukup besar di masa lalu, hingga pengusaha. Karena jasa dan perannya yang besar dan memiliki koneksi dengan banyak orang yang berpengaruh di daerah sana, Ia akhirnya diangkat menjadi ketua etnis Tionghoa di Kota Medan pada masanya.
Selain itu, Tjong A Fie juga memiliki rumah kediaman yang cukup besar. Terletak di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan, dibangun pada sekitar tahun 1900, dengan banyak ruangan, kamar, dan berbagai peninggalan2 antiknya.
Apabila ingin mengunjungi kediaman Tjong A Fie ini, Anda perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 35.000 untuk umum, sedangkan untuk pelajar sekitar Rp 20.000.
Harga ini sudah termasuk biaya tour guide yang bisa memandu Anda selama berada di sana. Anda bisa melihat berbagai macam pajangan, keramik, kursi kuno, dan masih banyak barang peninggalan lainnya.
Rumah bersejarah ini terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani, berada tidak jauh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan. Anda tidak akan kesusahan menemukan tempat ini karena berada di pusat kota.
2. Kawasan Wisata Kuliner Pecinan Medan
Tidak lengkap rasanya apabila Anda berkunjung ke Sumatera Utara, tepatnya Medan, namun tidak menyantap kuliner di kawasan ini. Anda bisa menjajal beragam kuliner menggiurkan di Jalan Semarang Medan.
Ada beragam menu menarik yang ditawarkan di sepanjang jalan ini, seperti aneka macam mie, sate, bebek, kerang, biawak, ular, kodok, lontong sayur, nasi sayur, martabak, dan masih banyak lainnya. Sedangkan untuk minuman ada bir, jus, sampai minuman khas Sumutcap Badak.
Jalanan dengan panjang sekitar 200 meter ini pada pagi hari dijadikan sebagai pusat penjualan onderdil kendaraan di Kota Medan. Kemudian pada malam harinya, mulai pukul 18.00, Jalan Semarang dijadikan sebagai pusat kuliner.
Para pedagang menjual dagangannya di tengah jalan dengan menyisakan gang yang berada di tengah jalan, sehingga hanya cukup dilintasi satu mobil saja.
Aktivitas ini berhenti pada pukul 01.00 pada saat warung kaki lima ini sudah tutup semua. Wisata kuliner Jalan Semarang ini mulai muncul sekitar tahun 1960, kemudian berkembang pesat pada tahun 1970-an hingga dekade 1980-an.
3. Pagoda Taman Alam Lumbini
Perlu Anda ketahui bahwa di Sumatera Utara terdapat sebuah pagoda megah, bahkan dikatakan terbesar di Indonesia. Pagoda ini merupakan replika dari Pagoda Shwedagon di Burma, Myanmar.
Anda bisa menemukan pagoda ini di Taman Alam Lumbini. Taman ini berada di Desa Tongkeh, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, Berastagi, Sumatera Utara. Di dalam kompleks taman ini terdapat sebuah kuil Buddha atau pagoda yang menjadi daya tarik utama para wisatawan.
Taman Alam Lumbini sendiri mempunyai luas kurang lebih sekitar 3 hektar. Selain melihat pagoda, Anda juga bisa menikmati pemadangan indah yang ada di sekitar taman. Uniknya lagi, di dalam taman ini terdapat jembatan gantung berwarna keemasan dengan panjang sekitar 20 meter.
Untuk menuju lokasi ini, Anda memerlukan waktu tempuh selama 2 jam dari Kota Medan. Kemudian untuk memasuki Taman Alam Lumbini, pengunjung tidak dipungut biaya apapun. Anda hanya perlu mematuhi peraturan dan tata tertib pengunjung umum yang ada di sana.
4. Situs Kota Cina Medan
Salah satu wisata bersejarah Tionghoa di Kota Medan ialah situs Kota China yang berada di Jalan Kota Cina Nomor 65, Kelurahan Payah Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara. Museum ini berada di antara deretan rumah warga.
Saat masuk ke dalam museum kota Cina ini, Anda diwajibkan membayar biaya sebesar Rp 5.000 per orang. Ada banyak artefak peninggalan sejarah pada abad 12 hingga 16 Masehi di tempat ini, seperti patung, batu-batu, keramik, uang kuno, dan masih banyak lainnya.
Bahkan ada juga replica Arca Buddha Amitaba yang yang dibuat dari batu granit putih. Museum ini memang begitu kaya akan artefak peninggalan sejarah, sehingga pantas apabila menjadi salah satu situs berkelas dunia.
Bahkan Pemerintah Kota Medan berencana ingin menjadikan Situs Kota China tersebut menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya di Kota Medan.
5. Kesawan Medan
Kesawan merupakan sebuah daerah di Kecamatan Medan Barat yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan bersejarah. Saat ini nama kampung Kesawan berubah menjadi Jalan Ahmad Yani.
Awalnya, sebelum tahun 1880, kawasan ini dihuni oleh orang-orang Melayu, namun setelah itu orang-orang Tionghoa dari Tiongkok dan Malaka datang untuk menetap di daerah ini, sehingga Kesawan pun berubah menjadi sebuah pecinan.
Rumah-rumah kayu di Kesawan sempat terbakar pada tahun 1898, kemudian para warga Tionghoa mulai mendirikan ruko-ruko dua lantai yang tersisa sampai sekarang. Kemudian pada sekitar awal tahun 2000-an, kawasan Kesawan sempat dijadikan sebagai pusat jajanan kuliner lokal pada malam hari, dengan nama Kesawan Square.
Jalan Ahmad Yani ditutup pada malam hari dan dijadikan pusat kuliner terbuka. Sebagai penggantinya setelah ditutup, dibangun pusat jajanan di kompleks Lapangan Merdeka, depan gedung Bank Indonesia, yang diberi nama Merdeka Walk.
6. Maha Vihara Adhi Maitreya
Berbicara mengenai tempat ibadah etnis Tionghoa, Anda bisa mengunjungi Maha Vihara Adhi Maitreya. Vihara bernuansa campuran Agama Buddha dan Tionghoa ini terletak di Jalan Cemara Boulevard Utara, Kompleks Perumahan Cemara Asri, Medan.
Anda bisa melihat arsitektur bangunan yang menggambarkan kebudayaan dan karakteristik ajaran Buddha Maitreya secara cuma-cuma alias gratis; tidak perlu membayar tiket masuk. Pada saat hari-hari besar perayaan Tionghoa biasanya terdapat beragam acara dan festival menarik.
Vihara ini terdiri dari 3 gedung utama, yaitu Batiksala Umum yang merupakan tempat pemujaan untuk Buddha Sakyamuni, Bodhisatva Avolokitesvara, dan Bodhisatva Satyakamala.
Di gedung ini terdapat fasilitas bermain untuk anak-anak, toko souvenir, restoran, auditorium berkapasitas 130 orang, hingga wisama dengan beragam fasilitas (ruang rapat, studio rekaman, dapur umum, dan ruang perkantoran).
Sedangkan untuk gedung kedua ialah area Baktisala Maitreya, kemudian gedung ketiga dipakai sebagai balai pertemuan berkapasitas 2.000 orang. Anda bisa melihat taman dengan desain khas Tionghoa di bagian kiri Vihara.
Di dalam vihara terdapat lukisan2 khas Agama Buddha dan Tionghoa, kemudian 3 patung suci khas Buddha berwarna keemasan yaitu patung Sang Buddha, Hakim Bao, dan Dewi Kwan Im.
7. Kawasan Pecinan di Jalan Selat Panjang Medan
Selain Jalan Semarang, ada juga wisata kuliner di kawasan Pecinan di Jalan Selat Panjang Medan yang tak kalah menariknya. Masih dengan konsep yang sama, jalan ini berisi deretan warung makanan yang menyajikan berbagai jenis makanan yang meggiurkan pengunjung.
Anda dapat menyusuri sepanjang jalan dan memilih beragam makanan yang ditawarkan. Namun bedanya, tidak semua tempat makan di sini berbentuk outdoor. Ada warung makan yang menyediakan tempat lebih nyaman dengan atap dan pendingin ruangan.
Beragam menu terkenal yang ditawarkan di sini diantaranya adalah nasi ayam, bubur ikan, aneka jenis olahan mie, nasi babi panggang, martabak piring, dan masih banyak lainnya.
Selain makanan, ada banyak jajanan pasar yang dijual seperti aneka kue manis (kue putu, kue lapis, klepon, kue keladi, dan masih banyak lainnya), dan berbagai jenis dimsum (siomay, lo mai kai, chi cong, atau faan).
8. Masjid Lama Gang Bengkok
Nama masjid ini cukup unik karena tidak berbau Islami atau kearab-araban. Masjid ini diberi nama dengan Masjid Lama Gang Bengkok karena dulu ada sebuah gang yang bentuknya bengkok di depan masjid ini.
Kini gang tersebut sudah tidak ada karena dijadikan jalan, melihat kendaraan di depan masjid semakin ramai. Masjid ini telah didirikan sejak tahun 1880-an.
Dibangun di atas tanah yang diwakafkan Datuk Kesawan Haji Muhammad Ali. Selain tanahnya, pendanaan bangunan masjid ditanggung oleh Tjong A Fie, saudagar Tionghoa yang notabene adalah seorang non muslim. Sehingga arsiktektur bangunan masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai budaya.
Sebagian ornamen yang ada dalam kompleks masjid lebih dominan ke perpaduan warna kuning dan hijau ala Melayu, sedangkan bagian atap masjid berciri khas negeri Tiongkok, dan bagian gapura serta mimbar bergaya khas Timur Tengah.
Itu tadi beberapa tempat wisata Tionghoa di Sumatera Utara yang bisa Anda kunjungi. Jika dilihat secara keseluruhan, beragam objek wisata di atas kebanyakan berada di Kota Medan, yang merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara.
Sebagai pusat dari provinsi ini, Kota Medan memang menyajikan beragam wisata menarik bagi para pengunjungnya. Tidak hanya indah saja, namun juga kaya akan sejarah di masa lampau. Bagaimana, apakah Anda tertarik mengunjungi?
Selain bisa berlibur, Anda juga bisa sambil mengenal sejarah yang ada di sana. Sesekali pergi berwisata ke Sumatera Utara tidak hanya ke Danau Toba saja, namun bisa mengunjungi beragam objek wisata yang masih belum terkenal lainnya, khususnya yang bernuansa Tiongkok.
Bonus : Patung Dewi Kwan Im Tertinggi se Asia Tenggara
Patung ini didirikan dalam kompleks Vihara Avalokitesvara yang berlokasi di pusat kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Vihara ini terletak di lokasi yang sangat strategis. Bahan2 pembuatan patungnya pun sebagian di impor langsung dari negeri Tiongkok, dengan menelan biaya total hampir Rp 9 miliar.
Patung Dewi Kwan Im ini merupakan patung terbesar di Asia Tenggara. Patung ini juga merupakan salah satu ikon kota Pematangsiantar yang memiliki tinggi 22,8 meter.
Patung ini berhasil dibangun dalam jangka waktu hampir 3 tahun, dan diresmikan pada tanggal 15 November 2005 dan dinobatkan sebagai patung Dewi Kwan Im yang tertinggi di Asia Tenggara oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) pada tahun 2008 silam.