Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan Manado
Setelah terbang lebih dari 4.400 km, sepasang panda raksasa bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina), akhirnya tiba di Indonesia pada pagi tadi, Kamis, 28 september 2017, dengan menumpang pesawat penumpang Garuda Indonesia dengan tipe Airbus 330-200 wide body.
Dari pengamatan awak media Nasional yang ikut dalam penerbangan berkode GA887 ini, pesawat tinggal landas dari Bandara Internasional Shuangliu, Chengdu, Tiongkok sekitar pukul 04.20 waktu setempat (03.20 WIB), dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sekitar pukul 08.50 WIB.
Sebelum terbang, Cai Tao dan Hu Chun berangkat dari Wolong Panda Base menempuh perjalanan darat sepanjang sekitar 100 km ke Chengdu, Rabu (27/7/2017) malam.
Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan kedua panda, masing-masing 2 orang dokter hewan dan 2 keeper (pengasuh) dari Taman Safari Indonesia (TSI) dan China Conservation and Research Centre for Giant Panda (CCRCGP) ikut dalam penerbangan ini, dan akan bekerja sama selama hingga 1 bulan ke depan untuk transfer ilmu guna merawat hewan ini.
Penerbangan Chengdu-Jakarta merupakan perubahan rute (re-route) penerbangan reguler supaya hewan warisan dunia itu bisa lebih cepat tiba di tujuan.
Penerbangan Garuda dari Chengdu ke Jakarta biasanya transit di Denpasar, dengan total waktu tempuh mencapai 8 hingga 9 jam. Namun dengan re-route ini penerbangan dipangkas menjadi hanya sekitar 5 jam saja.
Biasanya rute ini melakukan penerbangan 3 kali seminggu dengan transit di Denpasar terlebih dahulu, sebelum ke Jakarta. Namun kali ini rutenya diubah, dengan tiba terlebih dahulu di Jakarta, untuk selanjutnya baru diteruskan ke Denpasar.
Seluruh penumpang yang terbang bersama pasangan panda ini pun mendapat surprize khusus, mulai dari kaos bergambar panda yang bertuliskan “I AM FLYING WITH GIANT PANDAS”, camilan biskuit, headrest cover, hingga cake dessert berbentuk panda, semua diberikan secara cuma-cuma sebagai tanda mata.
Tak ketinggalan para pramugari dan pilot yang bertugas dalam penerbangan ini pun menggunakan PIN panda, hingga stiker Cai Tao dan Hu Chun yang ditempel pada badan pesawat,
“Sebetulnya rute Chengdu-Jakarta itu tidak ada. Tapi karena kami mendapatkan kehormatan mengangkut giant panda ini ke Indonesia, maka sebagai flight carrier kami bertanggung jawab penuh atas keselamatan panda selama transportasi di udara,” kata Direktur Kargo Garuda Indonesia Sigit Muhartono di Wolong, Rabu (27/9/2017).
Cai Tao dan Hu Chun sendiri akan tinggal di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor. Sesuai kesepakatan dengan pihak Tiongkok dalam loan breeding ini kedua panda raksasa yang berumur 7 tahun itu, akan berada di Indonesia selama 10 tahun.
Cai Tao dan Hu Chun diharapkan bisa mempunyai anak saat tinggal di Indonesia. Menurut Wakil Direktur Taman Safari Indonesia Michael Sumampaw di Wolong kepada Kompas.com, kedua panda itu akan dikarantina terlebih dahulu sebelum diperlihatkan kepada publik.
Sementara mengenai tarif tiket pengunjung agar bisa melihat kelucuan para panda ini, Michael menyebut pihaknya masih melakukan pengkajiaan. “Apakah akan dipisahkan, misalnya membayar tiket Rp 50.000 atau dijadikan tiket terusan. Masih kita kaji,” katanya.
Mengenal Cai Tao dan Hu Chun, Sepasang Panda Penghuni Taman Safari
WOLONG, CHINA – Masyarakat Indonesia akhirnya akan bisa melihat panda secara langsung di tanah air.
Yup, kini tidak perlu jauh-jauh lagi ke luar Negeri, cukup datang ke Taman Safari Indonesia yang terletak di Bogor; dimana baru saja mendapatkan PINJAMAN sepasang panda yakni Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) dari Tiongkok.
Kenapa panda ini hanya merupakan pinjaman? Karena sebagai warisan dunia, panda memang tidak bisa dimiliki oleh negara lain. Aturan ini berlaku di seluruh dunia, dimana Negara2 yang telah lebih dulu menjalin kerjasama serupa (breeding loan) : Jepang, Singapore, Malaysia, Jerman, Amerika, dsb.
Nah siapakah Cai Tao dan Hu Chun itu?
Cai Tao lahir tanggal 4 Agustus 2010 di China Conservation and Research Centre for Giant Panda Ya’an Bifengxia Base. Ayah dari panda jantan ini bernama Yuan Yuan dan ibunya adalah Na Na. Berat Cai Tao saat ini mencapai 127 kilogram.
Sementara Hu Chun lahir pada 8 November 2010 di tempat yang sama dengan Cai Tao, dengan berat 113 kilogram. Ayah Hu Chun adalah Wu Gang dan ibunya bernama Ye Ye.
Kedua panda ini diharapkan bisa mempunyai anak selama berada di Indonesia. Pasangan panda raksasa ini akan tinggal di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jawa Barat selama 10 tahun.
“Kita nantinya akan mencoba untuk mengembang-biakkan supaya sepasang ini melahirkan anak, lalu anaknya dikembalikan lagi. Nah itulah satu program yang dijalankan di Indonesia maupun di internasional,” Ujar Jansen Manangsang – Direktur Taman Safari Indonesia.
Dia mengatakan keyakinannya itu berdasarkan kepada lima hal yang bisa didapatkan di Taman Safari Indonesia.
“Di Rumah Panda kami mendapatkan 5 baik, yaitu :
Pertama, udara yang baik.
Kedua, lingkungan pegunungan dan suhu udaranya bagus.
Ketiga, simbol panda, 2 panda sebagai simbol perdamaian, konservasi.
Keempat, gedung palace itu sama seperti budaya di sini.
Dan kelima, TSI merupakan yang terbaik di Asia Tenggara,” katanya.
Pihak Taman Safari Indonesia sendiri telah menyiapkan semua kebutuhan mereka dengan mendesain fasilitas yang dinamakan “Rumah Panda Indonesia”, yang desainnya dibuat sama persis dengan habitat aslinya.
Sebelumnya, dengan diiringi rintik hujan, warga Chengdu Tiongkok ramai-ramai melepaskan kepergian Cai Tao dan Hu Chun, sepasang panda raksasa ke Indonesia dengan pesta perpisahaan.
Pada kesempatan itu, Dubes Indonesia Soegeng Rahardjo memberikan visa Indonesia kepada Cai Tao dan Hu Chun sebagai simbol diterimanya kedua panda raksasa itu di Indonesia. Sementara pihak Tiongkok memberikan sertifikat adopsi sebagai tanda peminjaman kedua panda berumur 7 tahun itu kepada Indonesia.
Dua ekor Giant Panda, Cai Tao dan Hu Chun akhirnya menginjakkan kaki di Tanah Air. Tak main-main, kedatangannya disambut secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dan PLT Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Sun Weide.
Keduanya dilaporkan mendarat di Bandara Internasional Soekarno – Hatta pada Kamis (28/9/2017) pagi dan dibawa ke pusat kedatangan kargo RH 530.
Kedatangan satwa endemik, sekaligus ikon dari Negeri Tirai Bambu itu, dianggap sebagai momen bersejarah karena menjadi salah satu upaya untuk mempererat hubungan antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok.
Sebagai bentuk peresmian, Menteri Siti Nurbaya dan Dubes Sun Weide membuka kunci kandang sebagai simbol diterimanya panda ke pihak Indonesia. Dua ekor panda tersebut seketika jadi primadona utama pada pagi itu.
“Saya menyampaikan puji syukur karena kedua panda dapat tiba dengan selamat. Dua panda ini berusia 7 tahun. Jika diibaratkan, keduanya masih remaja dan sedang mengalami masa pubertas,” gurau Menteri Siti kepada rekan-rekan media.
“Untuk panda betina Hu Chun, punya makna khusus, artinya “Danau di Musim Semi”. Saya menyimpulkan bahwa panda betina ini adalah simbol yang sangat cantik. Sedangkan Cai Tao berarti “Istimewa, tampan dan berasal dari keluarga bangsawan,” kata Siti.
“Cai Tao dan Hu Chun akan tinggal di Indonesia selama 10 tahun dan menjalani proses konservasi di Taman Safari Bogor hingga memiliki anak,” tambahnya.
Saat ini ke 2 panda belum dibuka untuk umum. Mereka masih harus dikarantina untuk melakukan pemeriksaan kesehatan medis, pemeriksaan gigi, pemeriksaan alat kelamin, mata, telinga, ukuran tubuh, ketebalan lemak, dan diobservasi makannya selama satu bulan.
Jadi, paling lambat sekitar awal November nanti ke 2 panda ini sudah bisa disaksikan. Tapi ingat, jangan jadi orang kampungan; selfie sewajarnya, dan jangan gunakan lampu blitz untuk memotretnya, apalagi melempar benda2 atau makanan untuk menarik perhatiannya.
Tampak pada foto utama, dari kiri ke kanan : Mr. Sun Weide (PLT & Minister Counsellor, Duta Besar RRT untuk Indonesia), Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia), dan Jansen Manansang (Direktur Utama Taman Safari Indonesia) menghadiri seremonial penerimaan sepasang Giant Panda di Terminal Cargo RH 530 Garuda Indonesia, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, pada kamis, 27 September 2017.
Catatan penulis :
WELCOME TO INDONESIA! Semoga Cai Tao dan Hu Chun dapat hidup tenang dan tentram di Negara ini. Sebagai info, hanya lembaga-lembaga konservasi (LK) yang mempunyai grade A yang bisa memperoleh izin meminjam hewan endemik Tiongkok ini.
Sebagai salah satu satwa yang paling dihormati oleh warga Tiongkok, banyak yang menilai bentuk fisik panda memiliki filosifi tersendiri. Yin dan Yang yang terdapat pada bulu panda (hitam putih) dianggap sebagai bentuk keseimbangan bagi masyarakat Tiongkok selama ini.
Pada akhir Oktober atau awal November, Presiden Joko Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dijadwalkan akan meresmikan soft launching pengenalan pasangan panda raksasa Cai Tao dan Hun Chun di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Jawa Barat.
Indonesia sendiri secara resmi menjadi negara ke-16 di seluruh dunia, dan negara ke-4 di Asia Tenggara yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan (loan breeding) Giant Panda.