Last Updated on 18 April 2021 by Herman Tan Manado

Menurut Direktur dan Pemilik Taman Safari Indonesia Jansen Manansang, peminjaman 2 panda itu merupakan buah hasil nota kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Tiongkok dan nota kerjasama business to business antara PT. Taman Safari Indonesia dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA).

Penandatanganan nota kerjasama tersebut sudah dilakukan pada 1 Agustus 2016, sementara Konservasi satwa Giant Panda telah diinisiasi sejak 2010, saat peringatan hubungan diplomatik dan tanda persahabatan Indonesia dengan Tiongkok yang ke-60.

“Breeding loan ini akan akan dilakukan selama 10 tahun. Setelah itu panda dan anak-anaknya dikembalikan ke Tiongkok.

Dengan kehadiran 2 satwa endemik ini ke Taman Safari Indonesia, bisa dipastikan akan berdampak pada naiknya harga tiket masuk. Sebab, biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk kedatangan sepasang Giant Panda tersebut cukup besar.

1. Rumah Panda Indonesia

Rumah Panda Indonesia dirancang bergaya oriental sebagai penghormatan kepada warisan budaya Tiongkok

Direktur Utama PT Taman Safari Indonesia Frans Manangsang mengatakan, setidaknya Rp 50 miliar dikeluarkan sebagai investasi pada satwa besar tersebut.

Meski, ia belum bisa memastikan angka tepat dari investasi untuk sepasang Giant Panda tersebut. “Susah saya nilai karena infrastruktur masih dibangun terus ini, belum 100 persen ready,” katanya saat ditemui di Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta, Kamis (28/9).

Fasilitas yang diberikan pun tidak main-main untuk kehidupan panda bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) ini. Sedikitnya ada 15 kamar yang disiapkan mulai dari kamar jodoh, kamar breeding, hingga kamar untuk pemisahan anak. Belum lagi dua keeper asal Tiongkok yang harus selalu standby menjaga panda tersebut.

Untuk menyesuaikan ekosistem dengan habitat aslinya, Jansen menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan 4 habitat; 2 di dalam ruangan dan 2 di luar ruangan. Fasilitas rumah panda di Taman Safari Indonesia Cisarua dinamai Rumah Panda Indonesia dan terletak setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut.

Ekosistem terpadu yang meniru habitat asli panda raksasa ini di Tiongkok, dengan pegunungan yang selalu diselimuti kabut, daerah hutan hujan lebat, serta suhu harian yang berkisar antara 15 – 24 derajat celcius.

“Dengan rancangan bergaya oriental, exhibit bertema budaya tradisional di fasilitas Rumah Panda Indonesia membentang seluas 4.800m², dan dirancang sebagai penghormatan kepada satwa panda dan warisan budaya dan alam Tiongkok,” jelas Jansen.

Fasilitas ini juga dilengkapi area khusus pendidikan dan program penjangkauan, perawatan kesehatan hewan dan penilitan medis, serta persiapan makanan dan pengolahan bambu.

Panda tersebut terlihat memakan makanan favoritnya yang disediakan dalam kandang

“Kita diharuskan juga menyiapkan rumah sakitnya, air minum yang bersih, begitu juga dengan tempat peristirahatan, dan yang jelas makanannya harus diatur terdapat menu bambu.

Karena makannya 99% dari bambu, sementara 1%-nya adalah sayur dan buah-buahan,” ujar Jansen usai acara penyambutan kedua panda di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (28/09).

Untuk mengamankan ketersediaan makanan, Taman Safari Indonesia sudah menyiapkan lahan seluas 10 hektar untuk ditanami 63 jenis bambu. Ia menjelaskan dari 63 jenis bambu, 29 jenis di antaranya paling disukai panda tersebut. Sementara 10 jenis di antaranya sudah ada di Indonesia.

Lahan bambu untuk pakan seluas 10 hektare juga perlu dirawat dengan baik. Jumlah makanan Giant Panda dewasa sekitar 17 kilogram batang bambu per hari atau 10 kg hingga 14 kg daun bambu.

Atau setara dengan 40 kg rebung bambu per hari. Apalagi, tidak ada bantuan pembiayaan perawatan oleh pemerintah kepada TSI. “Biaya-biaya itu kan cukup mahal, makanya kita ada kenaikan sedikit untuk subsidi ke panda itu,” ujar dia.

Belum diketahui pasti berapa kenaikan harga tiket masuk wahana konservasi tersebut. Pembicaraan kenaikan harga diakui Frans masih digodok pihaknya untuk kemudian akan diberitahukan bulan depan, saat Cai Tao dan Hu Chun selesai karantina.

Saat ini, tiket masuk harian TSI Cisarua sebesar Rp 150 ribu per orang. Diharapkan, dengan adanya panda ini akan terjadi peningkatan atau revenue sebesar 50%, dan berharap kunjungan wisatawan ke taman safari meningkat hingga 2 juta orang per tahun.

Ke 2 panda ini usianya 7 tahun, sekarang boleh dikata mereka sudah memasuki usia remaja, karena usia panda paling tua adalah 30 tahun. Kita berharap dalam 1 tahun ke depan mereka sudah menikah dan punya anak.

2. Sejarah Panjang Diplomasi PANDA 

Panda pejantan diberi nama Cai Tao, sedangkan panda betina bernama Hu Chun

Sebetulnya, Indonesia bukan satu-satunya negara pertama yang menjadi tujuan diplomasi panda. Kedatangan Cai Tao dan Hu Chun pada 28 September 2017, menjadikan Indonesia sebagai negara ke-16 di seluruh dunia yang dipinjamkan hewan menggemaskan tersebut.

Meski begitu, sejarah mencatat bahwa diplomasi panda China sudah terjadi sejak Dinasti Tang Abad ke-7. Hal itu bermula ketika Permaisuri Wu Zeitan mengirim sepasang beruang — yang diyakini sebagai panda — ke Jepang. Demikian dilansir dari laman History.com.

Kemudian, kebijakan China untuk mengirim panda sebagai hadiah diplomasi dihidupkan kembali pada tahun 1941 — pada saat Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia ke II.

Panda tersebut diberikan oleh Mantan Presiden China Chiang Kai-shek, kepada kebun binatang Bronx di AS. Panda tersebut diberikan tepat setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor. Demikian dilansir dari laman Cia.gov.

Selain Presiden Chiang Kai-shek, diplomasi ini dilanjutkan oleh mantan ketua Partai Komunis China Mao Zedong. Pada tahun 1950, ia mengirim panda sebagai hadiah kepada sekutu komunis China seperti Korea Utara dan Uni Soviet.

Sejarah lain mencatat, pada tahun 1972, Presiden Amerika Serikat ke-37 Richard Nixon pernah melakukan kunjungan ke Asia selama dua bulan. Pada kunjungannya ke China, maksud kedatangan Nixon adalah untuk mengakhiri ketegangan antara AS dan China yang terjadi selama 25 tahun terakhir.

Panda tersebut akan dirawat oleh 2 keeper asal Indonesia yang telah dilatih di Tiongkok selama sebulan

Saat pulang kembali ke Negeri Paman Sam, Richard dan istrinya Pat Nixon memboyong sepasang panda berusia 18 bulan bernama Hsing-Hsing dan Ling-Ling.

Hadiah perdana ke Presiden Richard Nixon tersebut dirawat di Kebun Binatang Nasional Washington D.C. Tak lama setelah kehadirannya, pesona Hsing-Hsing dan Ling-Ling menarik keuntungan besar bagi pihak kebun binatang.

Pasalnya, ada 20 ribu pengunjung yang penasaran di hari pertama kedatangan panda tersebut. Di hari berikutnya lebih mengejutkan. Ada 75 ribu orang membanjiri kebun binatang tersebut.

Pada tahun 1992, kebun binatang tersebut dirundung duka setelah kematian Ling-Ling pada usianya yang ke 23 tahun. Tujuh tahun berselang, tibalah giliran Hsing-Hsing yang meninggal karena mengalami gagal ginjal.

Diplomasi ini berlanjut ke Benua Biru. Pada tahun 1974, Perdana Menteri Inggris Edward Heath mengajukan permohonan peminjaman panda pada kunjungannya ke China. PM Edward bermaksud meminjam Chia-Chia dan Ching-Ching untuk dikembangbiakkan di Kebun Binatang London.

Catatan penulis : 

So, pembaca tidak perlu kuatir, (1) dengan membandingkan kejadian seperti kasus gizi buruk yang menimpa beruang Bonbin di awal 2017, atau kematian gajah Yani pada pertengahan 2016 di Kebun Binatang Bandung. Apalagi setelah menilik halaman reputasi Google, ternyata kebun binatang tersebut hanya memiliki nilai review 3,0/5 (oleh 1.125 orang).

(2) Bandingkan dengan Taman Safari Indonesia yang memiliki nilai review 4,4/5 (oleh 3.986 orang). Sebagai info, hanya lembaga-lembaga konservasi (LK) yang mempunyai grade A (diakui dunia internasional) yang bisa memperoleh izin meminjam hewan endemik Tiongkok ini.

(3) Selain itu, kesehatan sepasang panda ini juga masih dibawah kontrol penuh CWCA – China Wildlife Conservation Association, yang berbasis di Chengdu Tiongkok; karena sifatnya hanya pinjaman selama 10 tahun (bukan hak milik). Jika suatu saat kenapa-napa, yang tidak bisa ditangani keeper/pengasuh Indonesia, tentu bisa ditarik pulang ke negeri asalnya.

Harapannya saja, agar kedatangan ke 2 panda ini tidak dihubung-hubungkan ke hal politik. Harusnya Indonesia berbangga, karena Negara dengan popolasi muslim terbesar di dunia ini terpilih sebagai negara ke-16 yang mendapatkan program peminjaman pengembangbiakan (loan breeding) Giant Panda oleh pemerintah Tiongkok.

Tidak mungkin mereka berani menitipkan 2 pandanya sekaligus kalau tidak memiliki catatan reputasi yang baik. So, pandanya jangan sampai di demo. Bisa rusak citra Indonesia di mata dunia.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?