Last Updated on 6 March 2022 by Herman Tan Manado
Bao Zheng (包拯) atau yang kita kenal dengan sebutan JAKSA BAO adalah seorang hakim dan negarawan terkenal pada zaman Dinasti Song Utara. Beliau lahir pada tahun 999 M dan mangkat pada tahun 1062 M.
Karena kejujurannya, Baozheng mendapat julukan Bao Qingtian (包青天) yang berarti “Bao si langit biru”; sebuah nama pujian bagi seorang pejabat yang bersih.
Sementara musuh2 nya menjulukinya Bao Heizi (包黑子) yang artinya si hitam Bao karena warna kulitnya yang gelap. Nama kehormatannya adalah Xiren (希仁).
A. Kehidupan Bao Zheng (Jaksa BAO)
Bao dilahirkan di Shenxian (慎县), (sekarang Hefei, Anhui), pada jaman Dinasti Song pada tahun 999 (meninggal 1062) dalam keluarga sarjana di Luzhou (sekarang Hefei, propinsi Anhui Tiongkok).
Kehidupan masa mudanya banyak memengaruhi kepribadiannya. Orang tuanya walaupun hidup pas2 an, namun masih sanggup menyekolahkannya dengan baik.
Menurut sejarah, Bao Zheng memiliki 2 istri, Nyonya Zhang (張氏) dan Nyonya Dong (董氏), seorang putra, Bao Yi (包繶), dan 2 putri dari Ny. Dong. Ayahnya Bao Lingyi (包令仪), seorang sarjana dan pejabat, sedangkan kakeknya Bao Shi Tong (包士通) adalah orang biasa.
Ketika sedang mengandung, ibunya sering turun naik gunung untuk mengumpulkan kayu bakar. Di kampungnya, Bao banyak berteman dengan rakyat jelata, sehingga mengerti beban hidup dan masalah mereka. Hal ini membuatnya membenci korupsi dan bertekad untuk menegakkan keadilan dan kejujuran.
Pada usia 29 tahun, Bao lulus ujian kerajaan tingkat tertinggi dibawah pengujian langsung dari Kaisar hingga menyandang gelar Jinshi.
Sesuai hukum dan peraturan saat itu yang mengatakan bahwa seorang sarjana Jinshi dapat ditunjuk menempati posisi penting dalam pemerintahan, maka Bao diangkat sebagai pejabat kehakiman mengepalai Kabupaten Jianchang.
Namun Ia mengundurkan diri tak lama kemudian, karena sebagai anak berbakti dia memilih pulang kampung untuk merawat orang tuanya yang sudah tua dan lemah selama sepuluh tahun.
Baru setelah kematian orang tuanya, Ia kembali diangkat sebagai pejabat, kali ini sebagai pejabat kehakiman Propinsi Tianchang. Ketika itu, Ia telah berumur 40 tahun.
Sebagai pejabat, Bao bekerja dengan adil, berani, dan berpegang pada kebenaran. Kecerdasan dan bakatnya membuat banyak orang kagum, termasuk Kaisar Song Renzhong yang mempromosikannya dan memberikannya jabatan penting termasuk sebagai hakim di Bian (sekarang Kaifeng), ibukota Dinasti Song.
Bao Zheng terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap korupsi di antara pejabat pemerintahan saat itu. Ia menegakkan keadilan bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu tidak benar.
Sejarah mencatat bahwa selama kurang lebih 30 tahun sejak memegang jabatan pertama kalinya, sebanyak lebih dari 30 orang pejabat tinggi, termasuk beberapa menteri telah dipecat atau diturunkan pangkatnya olehnya atas tuduhan korupsi, kolusi, melalaikan tugas, dan lain2.
Beliau sangat berpegang teguh pada pendiriannya, dan tidak akan menyerah selama dianggapnya sesuai kebenaran.
Dalam catatan sejarah, Beliau pernah 6 kali melapor pada Kaisar dan memintanya agar memecat pejabat tinggi, Zhang Yaozhuo, paman dari selir kelas atas kerajaan, 7 kali melapor untuk memecat Wang Kui, pejabat tinggi lain yang kepercayaan Kaisar.
Beliau bahkan pernah beberapa kali membujuk Kaisar untuk memecat Perdana Menteri Song Yang. Dalam pemerintahan, teman dekatnya adalah paman Kaisar yaitu Zhao Defang yang lebih dikenal dengan nama pangeran kedelapan (八王爷; Ba Wang Ye).
Di kalangan rakyat, Bao Zheng dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan tanpa rasa takut, juga mampu membedakan mana yang benar dan yang salah.
Beliau terkenal dengan sikapnya yang tidak kenal kompromi terhadap korupsi di kalangan pejabat pemerintah kala itu. Baginya, siapapun termasuk kerabat dekat Kaisar sekalipun harus dihukum bila terbukti bersalah melakukan pelanggaran.
Bao meninggal tahun 1062 dalam usia 63 tahun. Beliau dimakamkan di makam keluarganya di Hefei. Di kota itu juga dibangun sebuah kuil untuk mengenangnya, yang bernama Baogong Ci (包公祠).
“Setiap keturunan saya yang terbukti secara hukum melakukan suap, tidak diperkenankan kembali ke rumah atau dimakamkan di tempat pemakaman keluarga. Dia yang tidak memiliki nilai2 saya berarti bukan keturunan saya” Pesan terakhir Bao Zheng untuk keluarganya.
B. Cerita Mengenai Alat Pancung, Tongkat Emas dan Pengawal Bao Zheng
Bao Zheng banyak menghiasi karya literatur dalam sejarah Tiongkok, kisah hidupnya yang melegenda sering ditampilkan dalam opera dan drama, kebanyakan kisah2 ini telah di dramatisasi.
Dalam opera biasanya dia divisualisasikan sebagai pria berumur dan berjenggot, dengan wajah hitam serta tanda lahir berbentuk bulan sabit di dahinya.
Beberapa versi menyebutkan tanda ini berasal dari luka, ketika dia memberi hormat dengan sangat keras pada ibunya untuk menunjukkan baktinya!
Disebutkan juga bahwa Kaisar pernah menganugerahi Bao 3 buah Guillotine (鍘刀; Zhadao), atau alat penggal (alat pancung) dalam tugasnya sebagai hakim. Ketiga Guilotine itu mempunyai dekorasi yang berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai statusnya, yakni :
1. Guilotine kepala anjing (狗頭鍘; Goutou zha) untuk menghukum kalangan rakyat jelata,
2. Guilotine kepala macan (虎頭鍘; Hutou zha) untuk menghukum kalangan pejabat,
3. Guilotine kepala naga (龍頭鍘; Longtou zha) untuk menghukum kalangan bangsawan kekaisaran.
Beliau juga dianugerahi tongkat emas kerajaan (金黄夏楚; Jinhuang Jia Chu) oleh Kaisar sebelumnya (先帝; Xiandi, mendiang Kaisar), untuk menghukum Kaisar2 setelahnya apabila bersalah;
dan pedang pusaka kerajaan (尚方寶劍; Shangfang Baojian)m sebagai tanda otoritas/berhak untuk menghukum siapapun, termasuk anggota kerajaan sekalipun tanpa perlu melapor atau mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kaisar!
Dalam tugasnya, Bao Zheng dibantu oleh 6 pembantunya, yaitu kepala pengawal yang ahli beladiri Zhan Zhao (展昭), sekretaris penasehat yang pandai Gongsun Ce (公孙策), serta 4 pengawal lainnya Wang Chao (王朝), Ma Han (馬漢), Zhang Long (張龍), dan Zhao Hu (趙虎).
Karena rasa keadilannya yang kuat, Beliau sangat populer di Tiongkok, terutama di kalangan petani dan orang miskin. Ketokohan Bao Zheng menjadi subjek sastra novel, komik, dan serial TV Tiongkok modern, di mana berbagai petualangan dan kasusnya ditampilkan.
C. Beberapa Kisah Legenda Bao Zheng
1. Zha Mei An (鍘美案); mengisahkan Bao Zheng mengeksekusi Chen Shimei, seorang sarjana yang meninggalkan anak istrinya setelah lulus ujian kerajaan dan menikahi seorang wanita bangsawan. Chen bahkan mencoba membunuh istrinya dengan mengirim pembunuh bayaran.
2. Limao Huan Taizi (貍貓換太子); mengisahkan Bao Zheng membongkar konspirasi dalam
istana, dimana bayi putra mahkota ditukar dengan anak kucing ketika baru dilahirkan. Dalam kasus ini Bao harus berhadapan dengan kasim yang menjadi temannya pada awal kariernya, Guo Huai, sehingga Bao harus memilih antara perasaan pribadi sebagai teman dan kewajibannya menegakkan keadilan.
Bao menyamar sebagai Dewa Yama, raja neraka untuk membongkar kejahatan Guo Huai. Guo pun akhirnya mengakui segalanya karena dia mengira telah berada di neraka.
Baca juga : Kisah Hakim Bao yang Mengugat Raja Neraka!
Pada suatu kasus (di seriual film), diceritakan bahwa Baozheng pernah menjatuhkan dakwaan terhadap Kaisar Song Renzhong, dengan tuntutan tidak berbakti (不孝; bu xiao) karena telah menelantarkan ibunya (Ibu suri).
Hukumannya dipukul 20 kali. Selama itu, belum pernah ada yang berani menghukum Kaisar, sebagai kepala kekaisaran tertinggi. Sebagai gantinya, Baozheng menyuruh Zhan Zao, kepala pengawalnya, untuk memukul jubah kebesaran Kaisar yang sudah ditanggalkan (dilepas) Kaisar dengan kayu.
Banyak kisah Jaksa Bao yang difilmkan oleh perusahaan film Taiwan, Hongkong dan Tiongkok dengan judul ‘Justice Bao‘ (包青天; Bao Qingtian) yang meraih popularitas luar biasa di Asia pada dekade 90-an.
Meski hampir semua kisah dalam serial tersebut adalah fiksi yang dihubungkan dengan kehidupannya, namun sarat akan nilai2 tradisional Tiongkok, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan pada Negara, dan keadilan bagi rakyat.
D. Trivia
1. Dalam setiap serial TV Justice Bao, setiap kali Hakim Bao membuka pengadilan, para petugas/pengawal pengadilan akan mengetuk tanah dengan tongkat di tangan sambil berucap “Wei … Wu” (威武). Apakah ada pembaca yang tahu maksud dibalik tindakan/ucapan tersebut?
2. Oleh sebagian orang, Bao Zheng dianggap sebagai tokoh yang Didewakan oleh manusia. Hari kebesaran (Sejit) Bao Zheng diperingati setiap tanggal 14 bulan 7 Imlek.
Di Tiongkok, ada beberapa kuil (kelenteng) yang dibangun untuk memperingati Beliau. Salah satu yang terkenal adalah Kuil Haiching (海清宫; Hai Qinggong) di Yunlin, Taiwan.
sayang dinasti Song harus di invasi oleh mongol kalau tidak Dinasti song bisa menjadi Thiongkok negara makmur. dalam Negara cukup 1 aja yg jujur maka Negara akan sejahtera.
Sungguh menarik film legend of justice bao semoga bisa mendapat kebaikan dari nilai2 moral hakim bao dalm menegakkan keadilan.
Wei Wu 威武 artinya Sangat Berkuasa. Mengartikan Hakim Bao berkuasa untuk menghukum yg bersalah tanpa pandang bulu .
Terima kasih tambahannya, Wili Lim.
Wei Wu adalah seruan agar peserta sidang menjaga ketertiban/wibawa sidang. Misalnya kalo si pelapor dan si terlapor udah mulai mau cekcok/berantem atau main hakim sendiri, maka pengawal akan memperingatkan untuk menjaga ketertiban sidang dengan berseru : “weiwu……!”