Last Updated on 29 November 2021 by Herman Tan Manado

Selain bisnis usaha yang diprediksi memiliki masa depan yang cerah, tentu saja akan ada bisnis usaha yang bakal menjalani masa2 suram di tahun 2022, akibat pandemi Virus Corona (Covid-19) ini. Sebagian dari pelaku usaha pada bidang2 dibawah ini diprediksi bisa bangkrut, atau setidaknya 1/2 bangkrut, dimana hidup segan, matipun tak mau.

Tanpa perlu berlama2, berikut daftar usaha atau kegiatan bisnis yang diprediksi akan terpuruk di tahun 2022 :

1. Transportasi : Industri ini dipresiksi cukup sulit untuk menghadapi tahun 2022. Transportasi Pesawat Terbang, Kereta Api, Kapal Laut, hingga transportasi lokal, seperti bus antar kota antar propinsi (AKAP), termasuk industri2 yang menopangnya, sebagai pabrik pembuatan, penyuplai suku cadang dan maintenance.

Alasannya 1 saja, saat ini siapa yang berani duduk dempet dengan orang yang tidak Anda kenal sebelumnya? Meski diperbolehkan beroperasi, biasanya hanya diizinkan maksimal 50% dari set penumpang.

Ini termasuk semua bisnis transportasi online, Gojek, Grab, dsb yang mengangkut penumpang. Lihat saja para drivel ojol yang mengeluh pendapatannya menurun hingga 90%, karena tidak bisa mengangkut penumpang lagi. Peminat untuk menggunakan transportasi sewaan ini pun menurun, dan orang2 saat ini cenderung membawa kendaraan sendiri.

Makhluk yang bisa survive bukan yang paling besar, kuat, atau kaya, tapi yang paling bisa beradaptasi – Darwi Theory.

Baca juga : Bisnis Usaha Apa Yang Diramalkan Bagus dan Menjanjikan Untuk Dijalankan di Tahun 2022?

2. Perhotelan : Industri hotel sangat bergantung pada turis dan acara2 yang digelar pemerintah (ini bukan rahasia lagi, mengingat banyaknya uang Negara yang dihamburkan hanya untuk menyewa kamar2 mahal dan menyelenggarakan rapat di hotel). Selama pariwisata rute mancanegara dan rute domestik masih ditutup, industri ini sulit untuk pulih 100% seperti sedia kala.

Dengan kondisi seperti ini saja, banyak hotel yang sudah gulung tikar, karena tidak ada tamu, dan omzet hanya 10-20% (yang didapat dari anak usaha, seperti laundry, restoran, kolam renang, dsb). Apalagi saat ini masyarakat cenderung menahan uang, selain untuk motif berjaga2, pendapatan rata2 mereka juga menurun.

3. Travel : Setali tiga uang, usaha2 travel umumnya sepaket sama hotel dan pariwisata, dan salah satu usaha yang diprediksi paling lesu. Tiket dan paket tur apa yang mau dijual/ditawarkan, kalau pariwisata belum dibuka sepenuhnya?

4. Mall : Pusat2 perbelanjaan shopping dan IT center juga diprediksi sulit untuk pulih 100% seperti sebelum pandemi. Meski diizinkan beroperasi, tetapi tetap dihimbau untuk melakukan social distancing, dan minat orang2 juga cenderung menurun untuk ke tempat2 keramaian seperti ini.

5. Entertainment : Termasuk semua tempat2 hiburan lokal, seperti bioskop, tempat hiburan malam (bar, club), pusat olahraga (fitness center, gym), pusat permainan anak (timezone, amazone), warnet/icafe, dsb. Meski diizinkan beroperasi, tetapi tetap dihimbau untuk melakukan social distancing, dan minat orang2 juga cenderung menurun untuk ke tempat2 keramaian seperti ini.

6. Property : Karena pendapatan masyarakat menurun (termasuk yang kena PHK, atau yang dirumahkan, gaji tidak dibayar full), maka daya beli untuk properti (perumahan dan ruko) juga menurun. Saat ini masyarakat cenderung menahan uang untuk motif berjaga2, mengingat pandemi belum berakhir sepenuhnya.

7. MICE (Meeting; Incentive, Convention & Exhibition) : Acara2 seperti pertemuan, rapat, konvensi, pameran, resepsi pernikahan, dsb, yang bersifat mengumpulkan orang banyak juga akan terdampak. Bagi yang nekat  pingin menikah, siap2 kehilangan “pendapatan” dari angpau dalam jumlah besar, heee. Ini termasuk bisnis persewaan kantor, yang cenderung mengalami penurunan.

8. Restoran (rumah makan) : Sama seperti mall, masyarakat cenderung menghindari tempat2 keramaian, seperti restoran dan rumah makan. Orang cenderung take home saja (bungkus bawa pulang). tidak makan di tempat.

9. Industri Otomotif : Brand2 otomotif, seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Astra, dsb untuk survive tidaklah mudah. Akan ada yang mati, ada pula yang survive. Industri semakin besar, semakin sulit berubah. Tidak semudah industri UKM yang gampang dipivot ke jualan nasi goreng, atau usaha lainnya.

10. Industri Ternak : Contohnya usaha ternak ayam, yang mengalami penurunan penjualan. Ada video yang bisa pembaca temukan di Youtube, dimana seorang peternak akhirnya melepas ribuan anak ayamnya ke alam, dimana tidak mampu lagi memberi pakan akibat Covid-19 ini.

Hadapi dan terima kenyataan! Everything is changing, a NEW SYSTEM is coming!

Makhluk yang bisa SURVIVE bukan yang paling besar, kuat, atau kaya, tapi yang paling bisa BERADAPTASI ( Teori Darwin)

Bagaimana Cara Bisnis/Usaha Beradaptasi Dalam Keadaan New Normal Ini?

Jangan berpikir pandemi ini sementara, ibarat katak di kuali yang airnya dipanaskan. Karena pandemi virus ini bisa berlangsung 1 -2 tahun sejak ditemukannya vaksin pertama, seperti menurut Jack Ma, Bill Gates, dan lainnya.

Karena pandemi ini, pelaku usaha/pebisnis harus bisa beradaptasi dengan pola hidup baru. Sebagian pelaku usaha juga nekat banting setir ke bisnis2 yang lagi trending, contohnya seperti :

Di Amerika, tidak sedikit perusahaan Rental Mobil yang bangkrut (terlilit hutang akibat ketiadaan cash flow) karena terhantam Corona.

Baca juga : Bisnis Usaha Apa Yang Diramalkan Bagus dan Menjanjikan Untuk Dijalankan di Tahun 2022?

1. Industri2 transportasi massal beradaptasi, seperti mengubah susunan kursinya (mendesain kursi baru dan memasangnya dalam kabin) dengan memberi jarak 0,5 meter antar penumpang. Contohnya Garuda group dan Lion group yang semakin menggenjot sektor kargonya. Demikian juga dengan kapal2 penumpang, yang dimodifikasi agar bisa menampung muatan kargo lebih banyak.

2. Usaha2 offline harus menjadi e-commerce (jualan online). Sebagian toko2 tradisional dan supermarket saat ini sudah menawarkan jasa antar ke rumah tanpa lewat kurir/pihak ke-3.

3. Hotel2 akan mengedepankan usaha2 sampingannya, seperti restoran yang melayani food/online delivery, atau kolam renang dan jasa laundry yang dibuka untuk umum.

4. Perusahaan Martha Tilaar, yang awalnya bergerak dibidang kosmetik sekarang juga merambah bisnis hand sanitizer.

5. Restoran Es teler 77 sekarang juga sudah masuk ke bisnis frozen food.

6. Gedung2 Lippo mall dan Lippo hotel sebagian dialih-fungsikan ke bisnis rumah sakit, karena memiliki anak usaha Siloam Group yang sudah lebih dulu berkecipung dan berkompetensi di bidang kesehatan.

7. Bagi perusahaan2 yang belum masuk ke IT (teknologi informasi), namun memiliki cukup modal, disarankan untuk terjun ke bisnis digital yang arahnya ke cloud (penyimpanan awan) atau big data (pengolahan data).

Produsen harus mengembangkan channelnya sendiri. Saat ini, modal/nyawa perusahaan adalah data user/pembeli nya. Karena itu, mereka harus memiliki big data sendiri. Sebagai info, bisnis ini pemainnya belum banyak di Indonesia.

8. Bagi yang masih sekolahan atau kuliah, bisa menjual produk2 home made lewat media sosial, atau menjadi youtubers. Jangan merepotkan orang tuamu! Minimal, cukupilah kebutuhan jajan harianmu sendiri dimasa2 sulit seperti ini.

So, bagi pembaca yang bisnis/usahanya kurang bagus (terdampak), JIKA MEMUNGKINKAN sementara bisa beralih ke model bisnis yang baru/usaha lain, mencontoh seperti yang dilakukan Martha Tilaar. Lippo group, dsb. Nyatanya, saat ini semakin banyak perusahaan yang mencari dan menjalani survival mode, setidaknya agar tetap mendapat cash flow di masa2 yang sulit ini.

Hal ini BISA DIPASTIKAN akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama, hingga bertahun2 ke depan. Selama vaksin belum tersebar merata, masyarakat akan tetap berada dalam keragu2an. Apalagi, Virus Corona ini TIDAK SAMA seperti virus HIV/AIDS, dimana memerlukan kontak fisik, seperti berhubungan seksual, dan media perantara, seperti jarum suntik dan darah.

Sementara Covid-19, seseorang bisa tertular MELALUI UDARA, seperti lewat bersin dan percikan air liur, yang bisa terhirup melalui hidung atau tertelan melalui mulut. Orang2 bisa tertular virus ini dengan sangat mudah, kecuali sudah terbentuk herd immunity dalam masyarakatnya (kebal virus), seperti Black Death yang mereda dengan sendirinya di daratan eropa (1346-1353).

So, MASKER juga akan menjadi AKSESORIS BARU, sama laiknya ponsel yang selalu digenggam, atau jam jangan yang selalu dikenakan orang.

Baca juga : Bisnis Usaha Apa Yang Diramalkan Bagus dan Menjanjikan Untuk Dijalankan di Tahun 2022?

Kesimpulan

Janganlah terlalu berharap banyak pada di tahun 2022 ini. Tidak akan ada banyak usaha yang bisa berkembang. Banyak konsumen cenderung akan hold spending, motif berjaga2 untuk memenuhi kebutuhan yang essential, seperti grocery, kesehatan & higienitas.

Akhir kata, seperti kata Jack Ma, jangan dulu berpikir untung terus, yang penting masih bisa hidup (survive) dan melewati wabah pandemi ini. Ini juga merupakan waktu2 untuk meng-upgrade diri sendiri, untuk bisa beralih dari offline selling ke online selling.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?