Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Menurut cerita rakyat Negeri Tiongkok, setelah Ban Gu (pencipta) menciptakan langit dan bumi, sama sekali tidak terang. Semua penjuru gelap gulita. Ban Gu melihat bahwa jika tidak ada terang, maka bumi tidak terlalu baik.
Karena itu dia menciptakan benda-benda penerang, yakni Matahari dan Bulan untuk menerangi dunia. Matahari dan Bulan pun berjanji untuk melakukan tugas sebaik mungkin.
Matahari dan Bulan adalah kakak beradik yang hubungannya sangat erat dan harmonis. Mereka berdua sering pergi bersama-sama dan tak dapat dipisahkan.
Karena itu dalam mengemban tugas dari Ban Gu, mereka pun melakukannya bersama-sama. Sewaktu mereka menerangi secara bersama-sama, ciptaan lain melihat bahwa Matahari sangat kuat dan mampu memberikan kehangatan serta mengusir semua kegelapan.
Sementara sinar Bulan tidak terlalu kuat dan sepertinya tidak ada gunanya ketika berada di samping Matahari. Karena itu, benda-benda ciptaan lain sangat menyukai Matahari dan tidak memperhatikan kehadiran Bulan.
Si adik, Bulan, sedih karena tak seorang pun mempedulikan dan menghargai kehadirannya. Si kakak, Matahari, sangat sayang kepada Bulan, adiknya.
Karena itu, ia pun bersusah hati. Matahari tidak ingin semua ciptaan hanya mencari dirinya. Matahari ingin agar semua ciptaan juga mencari dan merindukan Bulan. Karena itu, Matahari mengajak Bulan untuk menemui Ban Gu dan menceritakan semua kesusahan hati mereka.
Setelah mendengar dengan saksama, Ban Gu berkomentar, ”Kalian harusnya tidak berdiri di sini, kalian harus keluar. Langit dan Bumi harus selalu memiliki terang dan kalian jangan beristirahat di sini.
Kalau kalian terus keluar bersamaan , maka kalian akan cepat menjadi lelah. Kalian juga butuh waktu istirahat. Karena itu kalian sebaiknya keluar bergantian untuk menerangi langit dan bumi!”
Mendengar usul Ban Gu, dengan rendah hati Matahari berkata, “Kalau begitu dari pagi sampai petang biarlah Bulan yang bertugas. Pagi sampai petang hampir semua ciptaan beraktivitas, dan mereka harus tahu bahwa mereka juga harus berterima kasih kepada Bulan.
Nanti di saat sedikit ciptaan yang beraktivitas biarlah saya yang keluar menerangi langit dan bumi.”
Bulan segera berkomentar, “Saya ini penakut dan pemalu, lagipula saya juga tahu sampai di mana kemampuan saya. Jika menemui banyak orang saya tidak berani.
Sementara itu terang kakak Matahari benar-benar sangat dibutuhkan pada waktu pagi hingga petang. Karena itu, mohon Ban Gu menetapkan agar Matahari bertugas di waktu siang dan saya bertugas di waktu malam.”
Ban Gu akhirnya memutuskan agar Matahari bertugas di waktu siang dan Bulan bertugas di waktu malam. Seluruh ciptaan di langit dan bumi bersuka cita, karena waktu orang beraktivitas, Matahari sungguh dibutuhkan.
Sementara pada waktu malam, saat lelah, duduk di malam hari sambil menikmati sinar Bulan yang lembut, sungguh sanagt menyejukkan dan menenteramkan hati. Sejak saat itu mereka benar-benar dapat menikmati manfaat Matahari dan Bulan.
Sejak itu, setiap pagi mereka selalu merindukan Matahari dan setiap malam mereka merindukan Bulan. Matahari bisa terus memancarkan terang di waktu siang tidak terlepas dari terang Bulan yang nampak lebih lemah. Terang akhirnya selalu ada untuk menemani seluruh ciptaan di langit dan bumi.
Setiap orang punya kekuatan dan kelemahannya sendiri. Jika setiap orang saling membutuhkan kekuatan orang lain dan bisa menerima kelemahan orang lain, maka keruwetan tidak lagi memperoleh tempat.
Jika kita bisa saling percaya, maka setiap tugas tetap bisa dijalankan dengan baik dan produktivitas tidak menurun. Manusia sering mengalami kelelahan secara fisik dan psikis (mental) karena sulit mengalah dan sulit mempercayakan tugas kepada orang lain yang ada di sekitar kita.
Sumber : Majalah Meditao – Edisi November 2010