Last Updated on 25 August 2018 by Herman Tan Manado

Kali ini kita akan melanjutkan petualangan Hong Haoyun selama perkuliahannya. Bagi yang penasaran dengan kisah sebelumnya, bisa baca dulu mengenai pertemuan dengan senior atau kejadian di ruang bersalin.

Kejadian ini terjadi di rumah sakit lain. Sebetulnya gak pantes di taruh di artikel sini sih. Tapi karena ini emang cerita hantu di rumah sakit, jadi yah dimaklumin aja deh! Coba lihat foto di bawah ini. Bangunan rumah sakit ini memiliki sebuah elevator / lift yang bisa melihat pemandangan keluar.

Perhatikan yang ada garis hitam di tengah itu. Nah itulah lift buat lihat pemandangannya, kita bisa keluar lewat kaca hitam. Pokoknya mulai dari lantai 2, kita sudah bisa melihat ke luar. Dulu sih gak ada pemandangan apa-apa buat dilihat yah.. Gak tau deh sekarang sudah berubah atau atau masih sama.

Jaga shift di sana sangat melelahkan, soalnya satu orang musti urus satu rumah sakit. Sekarang sudah mending, jumlah tenaga sudah lumayan memadai. Kalau dulu, kerja di situ betul-betul mengerikan!

Cerita gua ada pada lift yang itu …

Jadi suatu malam, waktu itu gua naik elevator dari basement menuju lantai 9. Di lantai 1 tiba-tiba ada sesosok pria paruh baya yang berjalan masuk …

Harap tenang, yang masuk itu manusia kok. Ok deh kita lanjut. Coba kalian pikir-pikir. Kalau naik lift model begini, seharusnya posisi berdiri kita bagaimana? Sudah pasti berdiri di sisi kanan atau kiri buat lihat pemandangan kan? Pemandangan di malam hari sebetulnya lumayan bagus juga.

Gak kelihatan sampah, hanya kelap-kelip lampu. Namun pada saat lift sudah di lantai 2 yang seharusnya kita bisa lihat pemandangan, si bapak malah tiba-tiba menghadap ke depan, ke arah panel tombol lift. Mukanya mendadak tegang!

Pas lantai 9, kita sama-sama berjalan keluar. Gua akhirnya baru sadar kalau bapak ini ternyata sedang gemetaran?!

“Kamu baik-baik saja?” Tanya gua. Gua juga baru sadar kalau wajah bapak ini pucat pasi.

“Kamu gak melihatnya?” Tanya dia dengan suaranya yang bergetar. Jelas-jelas dia sedang ketakutan. “Barusan, bagian luar lift, bagian kaca di sisi kamu, ada sebuah kepala, dia ikut kita naik ke atas!”

Sial … Sekarang ini malam. Dan gua masih harus lanjutin shift jaga! Duh! Saya sebenarnya bisa saja menganggap si bapak ini sinting. Cuman ternyata peristiwa yang lebih sinting malah terjadi!

Kejadian hampir sama, di lift, dari basement. Kali ini dengan seorang wanita paruh baya. Gua tekan lantai 6, dia tekan lantai 8. Pada saat di lantai 2 gua merasa si tante ini ada perasaan tidak tenang. Dia melihat saya, lalu melihat tempat lain. Matanya melihat ke mana-mana, pokoknya aneh deh.

Pas sampai di lantai 6, saat pintu lift terbuka malah dia yang keluar duluan? Tante ini kok kayak anak kecil aja main pencet-pencet tombol lift. Gua sih gak niat ladenin. Mending gua urus pasien aja.

“Dok!” panggil si tante itu. Ampun deh, kenapa biasa yang panggil gua bukan cewe cakep. Gua membalikkan badan “Ada apa?”

“Tadi kamu gak mendengarkannya?” Ini lagi, ini lagi. Ekspresi dan tatapannya seperti orang yang pertama kali melihat rekaman proses persalinan. “Dengar apa yah?”

“Tadi di lift terus ada yang omong terus menerus ‘Lantai 9, terima kasih!‘”

Sial! Gua kan gak mendengarkannya, napain dia kasih tahu gua? Gua kan masih harus lanjutin shift…. T_T

Kali ini ceritanya memang tidak terjadi di Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan, tapi karena ini pengalaman si penutur, jadi tidak masalah. Part ke 3 ini masih hanya secuil dari kisah seram yang ada di rumah sakit yang dialami si penutur. Jadi silahkan diikuti terus kisahnya.

Bersambung ke part 4

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?