Last Updated on 1 February 2021 by Herman Tan Manado
Dialek Minnan dan Kanton adalah salah satu bahasa dialek di RRC. Tercatat ada kurang lebih 300 dialek di RRC. Dialek di RRC bisa terbagi menjadi 7 bagian besar dengan contoh; Putonghua (Mandarin), Gan, Hakka (客家), Min (閩), Wu, Xiang dan Yue (Kanton).
Di setiap grup tersebut, terdapat banyak dialek. Inilah bahasa yang digunakan oleh orang Han (漢族) yang mewakili 92% populasi di RRC. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa kata yang diambil dari bahasa kanton dan hokkian.
Dialek di dalam 7 grup di atas juga cukup berbeda satu sama lainnya. Sebagai contoh, orang yang berbicara menggunakan bahasa Mandarin di daerah utara RRC bisa mengerti sedikit bahasa kanton, tapi mereka yang tidak bisa berbicara mandarin bisa mengerti bahasa mandarin dengan logat yang kuat.
Ini sebagian besar karena Mandarin sudah menjadi bahasa nasional di RRC sejak tahun 1913. Mandarin atau Putonghua adalah bahasa dengan dasar dialek di daerah utara RRC seperti Beijing (北京) atau Tianjin (天津). Pada artikel kali ini akan difokuskan pada bahasa kanton dan minnan.
A. Kanton 廣東話 / 粵語
Bahasa Kanton (廣東話 Guang Dong Hua) atau juga dibilang 粵語 (Yue Yu) adalah bahasa yang digunakan di daerah Guangzhou atau Kanton (廣州). Di RRC, bahasa Kanton menjadi bahasa resmi untuk daerah provinsi Guangdong (廣東省 Guang Dong Sheng) dan daerah seperti bagian timur dari provinsi Guangxi (廣西省 Guang Xi Sheng).
Di luar dari RRC, bahasa Kanton menjadi bahasa utama di Hongkong (香港 Xiang Gang) dan Macau (澳門 Ao Men).
Meskipun bahasa kanton banyak menggunakan kosa kata dari bahasa Mandarin, tapi secara tata bahasa dan pengucapan membuat kedua bahasa tersebut berbeda. Penggunakan kosa kata dalam bahasa Kanton lebih condong menggunakan bahasa yang lebih kuno atau historis.
Bagian paling menonjol diantara Mandarin dan Kanton adalah jika bahasa lisan di ubah menjadi bahasa tertulis. Di dalam bahasa Mandarin, kalimat atau kata yang diucapkan juga ditulis seperti itu, sedangkan di dalam bahasa Kanton sendiri, mungkin ada beberapa kata tertulis langsung cocok dengan apa yang dikatakan.
Di dalam bahasa Kanton terdapat 7 nada atau sering disebut dengan 聲調 (Sheng Diao) sedangkan dalam bahasa Mandarin hanya terdapat 4 nada. Kanton tertulis menggunakan karakter tradisional dan ada beberapa yang tidak bisa kita temukan di dalam Mandarin sehari-hari.
Sebagai contoh : huruf “Tidak” dalam bahasa Mandarin menggunakan karakter “不”(bu), sedangkan bahasa Kanton menggunakan karakter “唔”(wu atau dibaca “ng/m“).
Contoh kalimat :
Jika ingin bertanya, “Kamu mau pergi kemana?”
1. Mandarin : 你想去哪裡? pinyin : ni xiang qu nali?
2. Kanton : 你去邊度? jyutping : nei heoi bin dou? pinyin : ni qu biandu?
Di dalam contoh di atas, huruf atau karakter “邊度“ atau “bian du” tidak mempunyai arti di dalam bahasa Mandarin, sedangkan dalam bahasa Kanton ini adalah kata tanya untuk menanyakan keberadaan atau dalam bahasa Indonesia adalah kata “Dimana”.
Contoh kata serapan yang diambil dari bahasa Kanton adalah kata “Kecap”. Karakter 芥汁 ( pinyin : jie zhi jyutping : khe tsap baca: kecap). Pelafalan kota “Hong Kong” sendiri berasal dari bahasa kanton. Dengan menggunakan karakter 香港 ( pinyin : xiang gang jyutping : heung kong). Untuk info selengkapnya mengenai kota Hongkong, bisa langsung klik disini
Di luar RRC, Hong Kong dan Macau bahasa Kanton banyak digunakan oleh etnis Tionghoa di negara seperti Amerika, Malaysia, Kanada dan Selandia Baru. Bahasa Kanton adalah salah satu bahasa dialek yang paling gampang dipelajari dibandingkan dialek Hokkian.
Tapi dalam mempelajari dialek, alangkah baiknya jika didasari dengan bahasa Mandarin atau Putonghua, menguasai banyak kosa kata dan mampu mengenali huruf atau karakter Mandarin.
B. Minnan Yu (閩南語)
Bahasa Minnan atau lebih dikenal dengan bahasa Hokkian adalah bahasa utama di daerah selatan Provinsi Fujian (福建省 Fu Jian Sheng). Provinsi Fujian sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu; 閩北(Min Bei), 閩東(Min Dong), dan 閩南(Min Nan).
Dari bagian tersebut, bisa diketahui bahwa penyebutan bahasa Hokkian itu luas. Untuk lebih spesifik, disarankan untuk menggunakan bahasa Minnan karena di RRC sendiri, orang tidak akan mengerti jika kita pakai penyebutan bahasa “Hokkian”.
Bahasa Minnan juga adalah salah satu bahasa utama di Taiwan. Di RRC, penduduk di provinsi Fujian bagian selatan seperti kota Quanzhou (泉州), Amoy atau Xiamen(廈門), dan Zhangzhou(漳州) memiliki pelafalan bahasa Minnan yang berbeda tetapi mereka bisa saling mengerti satu sama yang lain.
Sebagai contoh, Minnan di kota Xiamen adalah gabungan dari Minnan Quanzhou dan Zhangzhou. Di Taiwan pun menggunakan Minnan seperti Xiamen dan menggunakan kata pinjaman dari bahasa Jepang. Daerah Taiwan utara lebih menggunakan Minnan Quanzhou sedangkan di Taiwan selatan lebih condong ke Minnan Zhangzhou.
Tidak ada perbedaan yang menonjol diantara Minnan Quanzhou dan Zhangzhou, tata bahasanya pun kurang lebih sama. Penggunaan bahasa Minnan di RRC sudah mulai berkurang. Tidak seperti bahasa Kanton, yang digunakan oleh orang berbagai usia, bahasa Minnan lebih banyak digunakan oleh orang tua.
Sebagian besar anak muda di daerah Xiamen tidak bisa menggunakan bahasa Minnan. Ditakuti kedepannya bahasa Minnan akan punah.
Di luar RRC, Bahasa Minnan banyak digunakan di Singapura dan Malaysia bagian utara seperti kota Penang. Di Indonesia sendiri, Bahasa Minnan banyak digunakan di daerah Sumatra tepatnya di kota Medan, Sumatra Utara.
Bahasa Minnan di daerah tersebut sudah memiliki variasi sendiri. Bahasa Minnan di Medan sudah banyak menggunakan kata Indonesia, dan beberapa kata penyambung pun sudah tidak digunakan lagi. Sedangkan Minnan di Malaysia dan Singapura banyak menggunakan kata pinjaman dari bahasa Inggris dan Melayu.
Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia ada yang menggunakan bahasa Minnan, sebagai contoh; Loteng, Tahu, Tauge dan penyebutan jumlah uang yang digunakan sehari-hari seperti gope, atau goceng. Seperti bahasa Kanton, bahasa Minnan juga mempunyai tata bahasa sendiri dan menggunakan kata yang berbeda dari Mandarin.
Bahasa Minnan mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Banyak orang bisa menguasai bahasa Kanton tapi tidak untuk Bahasa Minnan. Mungkin hal ini yang menjadi penyebab banyak anak muda di Provinsi Fujian Selatan tidak menggunakan bahasa Minnan lagi.
Alangkah baiknya bagi para pembaca yang masih bisa menggunakan bahasa Kanton atau Minnan untuk tetap melestarikan bahasa tersebut.
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai sastra Cina. Sastra Cina merupakan salah satu prodi yang diminati oleh mahasiswa Indonesia. Saya memiliki beberapa pembahasan sastra yang bisa anda kunjungi.