Last Updated on 17 June 2021 by Herman Tan Manado
Festival Qi Xi (Hanzi : 七夕節; Pinyin : Qixi Jie) secara harafial berarti “malam ke-7”, jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 penanggalan Imlek. Festival ini dikatakan sebagai hari Valentinenya orang Tiongkok (Chinese Valentine Day). Festival Qi Xi memperingati kisah romantis antara pria penggembala Niu Lang dan Zhi Nu si gadis penenun.
Menurut cerita, mereka hanya dapat bertemu sekali dalam setahun. Kisah cinta dari mereka dapat dibaca disini. Nama lainnya adalah Festival Qi Qiao (乞巧節), merupakan salah satu festival yang bernuansa romantis dalam tradisi kebudayaan Tionghoa.
Festival ini jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 penanggalan Imlek. Berdasarkan tradisi, pada malam Festival Qi Xi gadis-gadis muda akan memamerkan keterampilan seni mereka, seperti mengukir melon; dan juga memohon agar supaya bisa mendapatkan suami yang setia dan baik serta mencintainya.
Kapan Festival Qixi (Valentine Tionghoa/Chinese Valentine) Dilangsungkan?
Tanggal festival perayaan Qixi ini mengacu pada penanggalan Imlek, sehingga selalu jatuh antara 28 Juli hingga 28 Agustus. Berikut jadwal Festival Qixi hingga beberapa tahun ke depan :
• Qixi 2016 : 9 Agustus 2016
• Qixi 2017 : 28 Agustus 2017
• Qixi 2018 : 17 Agustus 2018
• Qixi 2019 : 7 Agustus 2019
• Qixi 2020 : 25 Agustus 2020
• Qixi 2021 : 14 Agustus 2021
• Qixi 2022 : 4 Agustus 2022
Baca juga : 5 Serba Serbi Festival Qixi (Malam ke 7 bulan 7) : Versi Hari Valentinenya Tiongkok
Kebiasaan dan Tradisi Menyambut Festival Qi Xi
Menurut kebiasaan, pada malam festival Qi Xi gadis-gadis muda akan pergi ke kuil setempat untuk memohon doa berkah kepada Dewi Zhinu.
Setelah itu, seutas hiasan huruf-huruf yang berisi puisi berangkai diletakkan di halaman rumah dan wanita yang belum menikah dalam rumah tangga akan menghidangkan persembahan yang terdiri dari buah-buahan, bunga-bunga, teh dan bedak muka kepada Niulang dan Zhinu.
Setelah persembahan itu, separuh bedak tersebut ditaburkan pada atap rumah dan separuh lagi dibagi antara wanita-wanita lain. Dipercaya bahwa dalam praktik ini wanita-wanita diabadikan dengan kecantikan bersama Zhinu.
Satu lagi tradisi kebiasaan unik yang lain, akan ada kontes diantara gadis-gadis muda untuk melemparkan jarum jahitan ke dalam sebuah mangkuk yang penuh diisi air di malam festival Qi Xi sebagai ujian keterampilan menyulam. Jika jarum itu bisa terapung, maka dipercaya bahwa gadis itu memang mahir dalam menyulam.
Di hari ini, para gadis kadang-kadang akan berkumpul mandi bersama di danau untuk menghormati tujuh gadis menurut legenda.
Festival Qi Xi ini juga biasanya diikuti bagi pasangan yang baru menikah. Secara tradisional, mereka akan bersembahyang langit untuk terakhir kalinya dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka (辭仙; Qi Xian).
Perayaan ini juga sebagai simbol untuk sebuah pernikahan yang bahagia dan menunjukkan bahwa wanita yang sudah menikah itu akan dihargai oleh keluarga barunya.
Kisah Gembala Sapi Niu Lang dan Gadis Penenun Zhi Nu
Kisah umum dari kisah cinta antara Niulang (gembala sapi, yang melambangkan bintang Altair) dan Zhinu (gadis penenun, yang melambangkan bintang Vega) adalah cinta mereka tidak diizinkan oleh Langit, sehingga mereka dibuang ke sisi berlawanan dari Sungai Perak (melambangkan Bima Sakti).
Setelah setahun, tepatnya pada hari ke 7 bulan 7 penanggalan lunar, kawanan burung gagak akan membentuk sebuah jembatan untuk menyatukan kembali cinta mereka untuk satu hari. Ada banyak variasi Cerita dalam kisah Niulang dan Zhinu, salah satunya adalah dibawah ini.
Menurut legenda, Niulang (牛郎) bertemu dengan 7 peri bersaudari (anak Dewi Kahyangan) yang sedang mandi pada sebuah danau di bumi, untuk mencari kesenangan diri dari kebosanan di surga. Niulang mencuri pakaian mereka, dan menunggu apa yang terjadi selanjutnya.
Akhirnya para peri tersebut sepakat untuk memilih yang termuda di antara mereka, yaitu Zhinu (织女) untuk tetap tinggal dan mendapatkan kembali pakaian mereka yang hilang.
Maka Zhinu pun melakukan tugasnya. Akan tetapi karena dapat dilihat dalam keadaan telanjang oleh Niulang, maka dia pun harus merestui lamaran pria tersebut. Zhinu terbukti menjadi seorang istri yang baik, sedangkan Niulang seorang suami yang baik, maka berbahagialah mereka berdua bersama.
Namun begitu, Dewi Kayangan (ibu dari Zhinu) murka setelah menemukan bahwa Zhinu telah menikahi manusia biasa.
Sang Dewi lalu memerintahkan Zhinu untuk kembali ke surga. Dalam versi lain, Dewi tersebut memaksa peri-penenun tersebut kembali ke tugas lamanya untuk menenun awan berwarna-warni di angkasa karena dia tidak bisa melakukan tugas itu ketika menikah dengan manusia.
Sementara di Bumi, Niulang sangat marah karena istrinya telah menghilang. Tiba-tiba, hewan Sapi peliharaan nya mulai berbicara, mengatakan kepadanya bahwa jika ia membunuh nya dan mengenakan kulitnya, ia akan mampu naik ke surga untuk menemukan istrinya.
Niulang menangis getir sesaat, dia lalu membunuh Sapi nya, lalu mengenakan pada kulitnya dan membawa dua anak tercinta pergi ke surga untuk menemukan Zhinu.
Setelah sang Dewi mengetahui hal ini, Ia menjadi sangat marah. Sang Dewi tersebut lalu melepaskan jepit rambutnya lalu mencakar sungai yang luas di angkasa untuk memisahkan kedua kekasih itu untuk selamanya (maka terbentuknya Bima Sakti yang memisahkan rasi bintang Altair dan Vega).
Zhinu terpaksa duduk di satu sisi sebelah sungai, dan menenun dengan rasa pilu; sementara Niulang merenunginya dari jauh dan menjaga kedua anaknya (yaitu bintang β Beta dan γ Gama yang mengapit Altair atau dengan nama Tionghoa mereka He Gu).
Akan tetapi, setiap setahun sekali, semua burung gagak di seluruh dunia mencurahkan rasa simpati kepada kedua kekasih tersebut.
Mereka berkumpul dan terbang ke kayangan untuk membentuk sebuah “Jembatan Burung Gagak” (Hanzi : 鵲橋; pinyin : Que Qiao) “di atas bintang Deneb pada konstelasi rasi Cygnus, agar pasangan itu dapat bersama lagi selama semalam, yaitu malam ke-7 dalam bulan ke-7 penanggalan Imlek.
kisah cinta yang luar biasa…