Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Koko Cici Jakarta 2015 Dibekali Dengan Kunjungan Sejarah dan Kebudayaan
Sebelum pengabdian, Ke 32 Finalis Koko Cici Jakarta di gembleng dan di bekali dengan berbagai pengetahuan antara lain bidang kepariwisataan, pemerintahan, kebudayaan, protokoler, bahasa, public speaking, grooming, koreografi, dan motivasi dari para CEO yang telah bergerak di bidang kepariwisataan dan budaya.
Tujuan utamanya adalah mendidik dan menciptakan generasi muda yang tak hanya memiliki brain, beauty, behavior, talent, dan juga agar terus memantapkan peran Koko Cici Jakarta sebagai duta pariwisata, duta budaya Tionghoa dan duta social di DKI Jakarta.
Pada Hari ke-4 karantina, Koko Cici Jakarta mengadakan City Tour. Destinasi pertama yang di datangi adalah Museum Nasional Indonesia yang merupakan lembaga studi warisan budaya dan kultural dan serta salah satu gedung peninggalan kolonial Belanda di Indonesia.
Selanjutnya mereka mengunjungi Staadhuis atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Gedung yang dulu digunakan sebagai Balai Kota pada zaman Belanda itu memperkaya pengetahuan para Finalis Koko Cici Jakarta 2015 melalui koleksi perjalanan sejarah Jakarta yang tertata rapi dalam Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang MH. Thamrin.
Selama perjalanan, mereka dipandu oleh seorang sejarawan dan budayawan untuk memperkaya wawasan, pengetahuan, serta memupuk rasa cinta dan bangga menjadi orang Tionghoa yang telah mewarnai keanekaragaman bangsa Indonesia.
Destinasi terakhir adalah Museum Benteng Heritage yang terkenal kaya akan kebudayaan Indonesia Tionghoa di Indonesia.
Museum yang merupakan salah satu bangunan tertua di Tangerang ini menyajikan gambaran sejarah kehidupan masyarakat etnis Tionghoa melalui artefak kedatangan armada Cheng Ho hingga galeri yang berisi kamera dan alat musik bersejarah.
Cici Linda Amelia selaku koordinator karantina menyatakan bahwa, “Untuk menjadi duta pariwisata, budaya dan sosial DKI Jakarta, kita perlu mengetahui sejarahnya terlebih dahulu, banyak hal yang bisa kita pelajari dengan terjun secara langsung daripada hanya membacanya dari buku”.
Penyataan serupa juga digaungkan oleh Koko Jeffrey Nayoan selaku ketua panitia. Dia berpendapat bahwa, “Dari sana kita bisa pelajari keragaman budaya dan sejarah yang ada di Indonesia, dan kita patut bangga bahwa perbedaan merupakan kekuatan kita sebagai bangsa yang besar bukan sebagai kelemahan.
Foto-foto Dokumentasi Kegiatan Karantina dan City Tour Finalis Koko Cici Jakarta 2015
Tentang Koko Cici Jakarta
Koko Cici Jakarta adalah generasi muda Indonesia yang berperan sebagai duta pariwisata, duta sosial dan duta budaya yang peduli terhadap pelestarian dan pengembangan kebudayaan Tionghoa di DKI Jakarta dan Indonesia.
Koko Cici Jakarta berdiri sejak Pemilihan Koko Cici Jakarta pertama kali yang diadakan pada tahun 2002 oleh Bapak Sarimun selaku walikota Jakarta Barat pada waktu itu, Ibu Ernawati Sugondo, Bapak Edi Rusli, Bapak Suryadi dan Bapak Husein.
Sumber : Media Relations Koko Cici Jakarta