Last Updated on 8 March 2020 by Herman Tan Manado

Gongshou (拱手), juga disebut ‘gong’ (拱),  atau ‘zuoyi’ (作揖). Merupakan tata krama dalam interaksi ketika saling bertemu di kalangan etnis Tiongkok dan perantauannya. Saat bertemu, kedua tangan saling memeluk dan diangkat di depan badan, memberi hormat kepada lawan bicara. Sejak jaman dulu tradisi ini sudah ada.

Cara ini kemungkinan timbul karena meniru tangan budak yang terbelenggu, yang berarti kita bersedia menjadi budak si lawan bicara, bersedia diperintah.

Meski saat ini JABAT TANGAN ala budaya Barat telah populer di Tiongkok, namun tradisi GONGSHOU ini masih dilakukan; seperti saat hari Imlek (saling memberikan ucapan Gongxi, diikuti gestur tangan gongshou).

Selain itu, Gongshou juga lazim dilakukan ketika memberi ucapan selamat kepada pengantin baru, ucapan selamat ulang tahun kepada seseorang, ucapan selamat atas buka usaha baru, ucapan selamat atas keberhasilan seseorang, ketika saat memulai perlombaan wushu dan barongsai, sebagai bentuk respek (rasa hormat) kepada orang yang lebih tua, dan sebagainya.

gongshou-pada-film-drama-wuxia
Tampak Gongshou pada salah satu film serial Wuxia.

Coba perhatikan gambar diatas. Apa beda cara gongshou wanita dan pria? Yup, kalau wanita, tangan kanannya berada didepan tangan kiri; sementara pada pria, tangan kiri berada didepan tangan kanan. Jangan kebalik, atau kamu akan ditertawakan 🙂

Hal ini sebenarnya mengacu pada prinsip “Nan Zuo, Ni You”, 男左女右 (Pria di kiri, Wanita di kanan). Cara gongshou ini juga mengacu pada praktik kebiasaan di jaman Kongzi.

cara-gongshou-tangan-tionghoa
Cara memberikan salam ala gongshou masa kini. Perempuan untuk gambar kiri; sementara Laki2 untuk gambar kanan. Namun prinsipnya (tangan mana yg berada di depan) sama seperti diatas.

Cara memberikan salam ala gongshou sendiri dimasyarakat saat ini umumnya seperti gambar ilustrasi diatas. Namun ada beberapa pengecualian, seperti :

1. Pada olahraga Wushu, semua atlet akan melakukan gongshou seperti tampak seperti foto Jet Li di paling atas; dimana tangan kiri membuka lurus, sementara tangan kanan menutup/melipat.

2. Pada jaman dahulu, cara memberikan gongshou oleh (1) bangsawan atau pejabat tinggi, dan (2) kaum terpelajar atau sastrawan, umumnya seperti gambar ilustrasi dibawah ini :

gongshou-pejabat-tinggi
Gaya gongshou bangsawan atau pejabat istana kerajaan
gongshou-pelajar-sastrawan
Gaya gongsou kaum terpelajar atau sastrawan pada jaman dulu

Beberapa orang menyebutkan bahwa sebenarnya Gongshou memiliki kelebihan daripada menjabat tangan, diantaranya :

Pertama, lebih higienis. Karena tangan kita tidak bersentuhan dengan tangan lawan bicara, maka gongshou lebih higienis daripada jabat tangan. Hal ini sangat baik diterapkan ketika lagi maraknya penyebaran virus corona di tahun 2020.

Kedua, lebih praktis. Memberi hormat kepada ratusan, atau bahkan ribuan orang, cukup dengan melakukan gongshou 1 kali. Apabila kita berjabat tangan, harus menjabat tangan orang satu per satu, sampai pegal rasanya.

Ketiga, lebih indah. Postur tubuh saat melakukan gongshou lebih gagah dan lebih elegan, dibandingkan dengan berjabat tangan.

Keempat, lebih bebas. Jabat tangan memerlukan kerjasama kedua belah pihak, barulah jabat tangan itu dianggap telah dilakukan.

Sering kita menjumpai atau bahkan mengalami sendiri, dimana ketika kita sudah mengulurkan tangan namun lawan bicara kita tidak melihatnya (atau sengaja pura2 tidak melihatnya, cuek), sehingga jabat tangan tidak terjadi, dan akibatnya kita jadi merasa canggung.

Berbeda dengan gongshou, dimana kita TIDAK MEMERLUKAN balasan dari lawan bicara. Kita bebas mau melakukan gongshou kapan saja, karena dapat dianggap sebagai bentuk RESPEK kepada orang lain.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?