Last Updated on 22 August 2020 by Herman Tan Manado
Indonesia siap memproduksi vaksin Covid-19, CoronaVac. Vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Sinovac Biotech Tiongkok ini sudah tiba per 19 Juli lalu (sebanyak 2400 pcs) sebagai bahan uji klinis di Indonesia.
Nantinya, harga jual vaksin ini diperkirakan antara US $5 – US $10, atau sekitar Rp.72.500 s/d Rp.145,000 per dosisnya (kurs 1 USD = Rp.14.500).
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto. Ia mengatakan bahwa rentang harga tersebut masih bisa berubah.
“Harga vaksin masih kami hitung, untuk perkiraan sementara estimasi US$5-US$10. Tidak ada paten dalam kerja samanya,” ujarnya pada 21 Juli kemarin.
Mengutip Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Hak Paten adalah hak eksklusif inventor yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Sebagai info, uji klinis fase 1 dan 2 dilakukan di Tiongkok dengan melibatkan 743 relawan, dengan rentan usia 18 s/d 59 tahun. Perusahaan terus memantau perkembangan uji ini hingga 28 hari setelah disuntikkan, dan akan dipublikasikan di jurnal akademik.
“Studi fase 1 & 2 kami menunjukkan CoronaVac aman dan dapat memicu respons imun. Hasil menggembirakan dari studi klinis ke-1 & 2 ini adalah tonggak penting lain yang telah kami raih dalam perang melawan Covid-19,” ujar President CEO Sinovac Weidong Yin, dikutip dari Hindustan Times.
Selanjutnya, Bio Farma akan melakukan uji klinis tahap ke-3 pada vaksin khusus mengobati Covid-19 itu. Tahapan proses uji klinis ini akan dilaksanakan di Pusat Uji Klinis di Fakultas Kedokteran UNPAD, dijadwalkan akan dimulai pada 3 Agustus 2020, dan ditargetkan selesai pada Januari 2021 mendatang (±6 bulan).
Pada fase uji klinis ketiga ini, akan dilibatkan ±1.620 relawan, dengan rentang usia 18-59 tahun, dengan berbagai kriteria tertentu. Sementara sisa dari vaksin tersebut akan diberikan untuk uji lab di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
Dalam uji klinis vaksin ini, Bio Farma berperan sebagai sponsor, yang berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, sebagai medical advisor, BPOM RI sebagai regulator, dan FK UNPAD sebagai insititusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan berbagai uji klinis atas vaksin2 yang beredar di Indonesia.
Setelah uji klinis fase ketiga ini selesai dan memenuhi syarat, barulah BUMN yang bergerak di industri kesehatan (Bio Farma) akan mulai memproduksi vaksin Covid-19 ini secara massal pada Q1 2021 mendatang.
Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menargetkan dapat memproduksi vaksin virus corona pada kuartal I 2021 mendatang. Ia mengungkapkan, jumlah vaksin virus corona akan ditingkatkan secara bertahap.
Setelah 40 juta dosis, perusahaan akan menaikkannya menjadi 100 juta dosis per tahun, dan maksimal menjadi 250 juta dosis per tahun.
“Tapi untuk tahap pertama sesuai target penyelesaian uji klinis Januari 2021, pada saat selesai uji klinis di dalam laboratorium dan izin edarnya keluar, (paling tidak) kami sudah menargetkan untuk bisa memproduksi sekitar 40 juta dosis per tahun,” ungkapnya dalam video conference, Selasa kemarin.
Dia juga menambahkan, alasan pemilihan Sinovac sebagai mitra adalah karena platform vaksin atau metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh perusahaan Sinovac Biotech ini, sama dengan kompetensi yang dimiliki oleh Bio Farma saat ini.
Dengan metode in-aktivasi tersebut, Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin, seperti virus pertusis (batuk rejan, penyakit pada saluran pernapasan dan paru-
Saat ini, Bio Farma telah mendatangkan vaksin virus Covid-19 dari perusahaan asal Tiongkok, Sinovac. Sebanyak 2.400 pcs vaksin sudah diterima oleh Bio Farma per 19 Juli 2020 lalu untuk kebutuhan fase uji klinis, dan segera dibawa ke Bandung untuk persiapannya.
Pengembangan vaksin Covid-19 ini merupakan satu dari 5 skenario Bio Farma, dalam menangani penyebaran virus SARS COV-2, antara lain, produksi Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Terapi Plasma Konvalesen, Mobile Laboratorium BSL 3, dan Pembuatan Viral Transport Media (VTM).