Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Tiongkok” Anda pasti familiar dengan ungkapan tersebut. Meski terdengar ‘jadul’, nyatanya ungkapan belajar ke negeri Tiongkok masih sangat relevan hingga sekarang. Selain Negara2 di Eropa dan Amerika Serikat, Tiongkok merupakan salah satu Negara yang banyak dipilih mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studinya.

Menurut data yang dipublikasikan situs Kementerian Pendidikan RRT, pada tahun 2018 saja ada 400.000 lebih mahasiswa asing dari 190-an Negara yang belajar di berbagai kampus di seluruh penjuru Tiongkok. Sebagian besar berkuliah di kampus yang masuk dalam kategori C9 League.

Kategori tersebut adalah aliansi dari 9 kampus di Tiongkok daratan yang diinisiasi oleh Pemerintah Tiongkok, untuk mempromosikan pengembangan dan reputasi dari pendidikan tinggi yang ada di Tiongkok. Kampus yang masuk dalam C9 League memproduksi 20% dari total publikasi ilmiah dan 30% dari total sitasi dalam negeri.

Sementara itu, jumlah mahasiswa asal Indonesia sendiri diperkirakan ±15.000 orang, yang belajar di berbagai kampus di Tiongkok. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara berperingkat ke-7 penyumbang mahasiswa asing di Tiongkok.

Sebuah prestasi yang sangat relevan dengan ungkapan di awal, bukan? Apalagi, total penduduk Indonesia per 2019 diperkirakan berjumlah ±260 juta jiwa. Sudah tentu, makin banyak pula yang pergi keluar negeri untuk melanjutkan studinya. Apalagi, kampus terbaik di Indonesia, seperti UI, UGM, ITB, saja “hanya” masuk di jajaran 300-an besar ranking dunia (per juni 2019).

UPH dan BINUS? Lebih jauh lagi 🙁 meski keduanya dikenal sebagai sarangnya kampus orang Tionghoa elite di Indonesia.

Nah, kira kira di kampus mana saja para mahasiswa Indonesia belajar bersama mahasiswa asing lainnya di Tiongkok? Berikut 5 kampus di Tiongkok daratan yang memiliki perkiraan jumlah mahasiswa asing terbanyak, dikutip dari situs The World University Rangkings dan situs resmi masing-masing universitas.

Baca juga : Inilah 10 Universitas Paling Top di Tiongkok!

1. Universitas Tsinghua / Tsinghua University (清华大学) : Ranking 17 Dunia

Gedung Utama Universitas Tsinghua (Foto : indiatoday.in)
Gimnasium Universitas Tsinghua (Foto : Tshinghua.edu.cn)

Kampus Negeri yang berdiri sejak 1911 ini memiliki hampir ±4.000 mahasiswa asing, termasuk di dalamnya mahasiswa/i asal Indonesia. Tsinghua University, atau yang memiliki julukan THU ini, bercita-cita menghubungkan Tiongkok dengan dunia luar, menjembatani dunia lama dengan dunia modern, serta bertekat mengembangkan solusi inovatif bagi permasalahan yang ada di Tiongkok.

“Disiplin diri dan komitmen sosial,” menjadi moto univ.THU, disertai dengan semangat “tindakan berbicara lebih lantang dibanding dengan kata-kata saja”. Universitas ini terletak di 30 Shuangqing Rd, Haidian Qu, Beijing Shi.

Univ.THU memiliki fakultas yang beraneka ragam dalam mendukung moto dan spirit utamanya. Beberapa fakultas tersebut adalah Akademi Seni Dan Desain, Fakultas Teknik Penerbangan, Fakultas Arsitektur, Fakultas Teknik, Fakultas Humaniora, Fakultas Hukum, dan lain sebagainya.

Sementara itu, lokasi kampus ini berada di bagian barat laut Beijing, Distrik Haidan, yang diperuntukkan Pemerintah Tiongkok untuk universitas dan institusi2 pendidikan lainnya. Tak jauh dari kampus ini, terdapat banyak situs bersejarah yang bisa dikunjungi para mahasiswa di kala senggang.

Baca juga : Inilah 8 Universitas Jurusan Sastra Mandarin (S1) Terbaik di Indonesia

2. Universitas Peking / Peking University (北京大学) : Ranking 30 Dunia

Gedung Ilmu Kehidupan Universitas Peking (Foto : Yurtopic.com)

Selain THU, di Beijing juga terdapat kampus negeri lain, yaitu Universitas Peking, yang akrab disingkat dengan PKU. Memiliki moto “Mengutamakan kualitas dan mengejar keunggulan,” Peking University ini didirikan pada akhir-akhir masa Dinasti Qing, tepatnya pada tahun 1898. PKU dapat dikatakan merupakan universitas nasional pertama dalam sejarah Tiongkok modern.

Universitas ini terletak di 5 Yiheyuan Rd, Haidian Qu, China, 100871.

Sebagai universitas pertama, PKU memegang peran penting dalam pergerakan intelektual di Tiongkok, dengan melahirkan banyak tokoh-tokoh Tiongkok berpengaruh, seperti Mao Zedong dan Perdana Menteri Tiongkok sekarang, Li Keqiang.

Bersama dengan Universitas Tsinghua (17), Universitas Peking secara konsisten memegang rangking teratas sebagai perwakilan universitas Tiongkok di kancah universitas / perguruan tinggi internasional (30). Terdapat 6 rumpun fakultas di PKU, yaitu Sastra dan Kebudayaan, Ilmu Sosial, Ilmu Alam, Ilmu Kesehatan (kedokteran cs), Ekonomi dan Manajemen, serta Teknik dan Informatika.

PKU menyelenggarakan 129 program untuk strata S1, 280 program untuk strata master S2, dan 254 program untuk doktor S3. Sementara untuk jumlah mahasiswa asing (termasuk mahasiswa Indonesia) di Universitas Peking berjumlah ±3.500 mahasiswa.

Baca juga : Daftar 13 Universitas Yang Menyediakan Jurusan Sastra Mandarin di Indonesia

3. University of Science and Technology of China (USTC) : Ranking 98 Dunia

Tampak gedung utama Universitas USTC (Foto : en.ses.ustc.edu.cn)

Kampus berspesialisasi sains dan teknologi ini didirikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok pada tahin 1958 di Beijing. USTC memiliki moto “Menjadi bertanggung jawab dan profesional, serta mengintegrasikan praktik dan teori.”

Tujuan awal pendirian USTC ini adalah sebagai sebuah tindakan strategis pemerintah Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan akan sains dan teknologi dalam negeri, serta berujung pada meningkatkan daya saing internasional Negara tersebut. Pada tahun 1970, kampus USTC pindah ke lokasi lain, yaitu di Hefei, ibukota Provinsi Anhui (sekarang).

Beberapa fakultas yang ada di USTC adalah Ilmu Teknologi Komputer, Ilmu Ke-insinyuran, Ilmu Sosial dan Budaya, Ilmu Kesehatan, Ilmu Matematika, dan lain sebagainya.

Sesuai dengan namanya, USTC memiliki hubungan strategis dengan beberapa organisasi internasional, seperti International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER), European Organisation for Nuclear Research (CERN), serta berpartner dengan beberapa universitas top dunia, seperti Oxford, Stanford, dan Princeton.

University of Science and Technology of China memiliki mahasiswa asing (termasuk mahasiswa Indonesia) yang berjumlah ±700 mahasiswa.

Baca juga : Wow! Ternyata Inilah 10 Universitas Paling Top di Tiongkok!

4. Universitas Zheijang / Zhejiang University (浙江大学) : Ranking 68 Dunia

Gedung Jurusan Arsitektur Universitas Zhejiang (Foto : photorator.com)

“Mencari kebenaran dan mengejar inovasi,” demikian moto dari kampus yang memiliki nickname ZJU ini. Universitas Zhejiang adalah salah satu institusi pendidikan tinggi tertua di Tiongkok, yan sudah ada sejak tahun 1897.

Memiliki lokasi kampus di pusat Kota Hangzhou, Provinsi Zheijang, dan terdiri dari beberapa fakultas, diantaranya adalah Seni dan Kebudayaan, Hukum, Bisnis dan Ekonomi, Ilmu Komputer, Klinik dan Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, Pertanian, Biologi, dan Peternakan, dan lain sebagainya.

Zhejiang University berkomitmen dan bercita-cita mengubah Tiongkok dan dunia lewat keterlibatan aktif. Maka dari itu, ZJU memiliki hubungan partner dengan lebih dari 190 institusi dari 30 Negara di dunia. Imperial College London dan Universitas Sydney adalah 2 institusi yang memiliki hubungan partner dengan ZJU.

Universitas ini juga memiliki kebanggaan sendiri akan inovasi kebudayaannya dan kewirausahaannya. Peneliti dan pengajar ZJU berfokus pada hal-hal yang berdampak ke masyarakat luas, seperti teknologi kecerdasan buatan, teknologi perakitan pesawat, pengusahaan energi bersih dan terbarukan, dan lainnya.

ZJU memiliki mahasiswa asing, termasuk mahasiswa Indonesia, berjumlah lebih dari 7.000 mahasiswa.

Baca juga : Inilah 5 Pekerjaan Yang Diminati Orang Asing di Tiongkok

5. Universitas Fudan / Fudan University (复旦大学) : Ranking 44 Dunia

Foto dari udara, tampak bangunan kampus Universitas Fudan (Foto : fudan.edu.cn)

Scientia et studium, quaestīo et cogitation,” itulah yang menjadi moto Universitas Fudan. Memiliki lokasi kampus di Kota Shanghai, Universitas Fudan adalah salah satu kampus bergengsi di Tiongkok daratan. Universitas ini terletak di 220 Handan Rd, Wu Jiao Chang, Yangpu Qu, Shanghai Shi, China.

Berdiri pada tahun 1905, beberapa tahun sebelum akhir kejatuhan sistem Kekaisaran Tiongkok, Fudan University adalah lembaga perguruan tinggi yang didirikan oleh orang Tionghoa pribumi, yaitu Ma Xiangbo, yang dikenal sebagai pengajar aliran modern.

Fakultas yang ada di Universitas Fudan antara lain Ilmu Sosial, Seni dan Kebudayaan, Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Komputer, Hukum, Teknologi dan Keinsinyuran, Bisnis dan Ekonomi, Pendidikan, Psikologi, dan Ilmu Fisika.

Universitas Fudan sendiri memiliki struktur kampus yang disebut dengan “1 tubuh 2 sayap”, dimana yang dimaksud dengan badan (tubuh) adalah kampus Handan (kampus utama Universitas Fudan) dan kampus Jiangwan (kampus dengan sarana dan prasarana yang baru) yang hanya terpisah sekitar 3 kilometer.

Kemudian, 2 sayap yang dimaksud adalah kampus Fenglin (kampus untuk jurusan dan fakultas kesehatan) dan kampus Zhangjiang (kampus untuk disiplin ilmu teknologi komputer dan farmasi). Ke 4 kampus ini berada di area dalam kota Shanghai, dan berbagi struktur administrasi yang sama dan terpusat.

Dalam hal hubungan dengan perguruan tinggi luar negeri, Universitas Fudan memiliki kerja sama/exchange dengan lebih dari 200 universitas dan lembaga penelitian di 30-an Negara, serta hubungan partner dengan berbagai universitas terkenal dunia, seperti Universitas Goethe, Universitas Yale, dan lain sebagainya.

Dalam hal jumlah mahasiswa, Universitas Fudan memiliki mahasiswa asing, termasuk yang berasal dari Indonesia, berjumlah lebih dari 7.000 mahasiswa.

Catatan :

Selain itu, terdapat juga beberapa universitas lain yang menjadi rujukan para mahasiswa/i asal Indonesia, seperti Shanghai Jiao Tong University (peringkat 68 dunia) dan Beijing Normal University, yang levelnya setara dengan universitas terbaik di Indonesia, UI.

Sumber pemeringkatan universitas (per Oktober 2019) : QS World University Ranking

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

7 thoughts on “Inilah 5 Universitas Kampus di Tiongkok (China) dengan Mahasiswa/i Asal Indonesia Terbanyak”
  1. @Herman Tan,

    Benar sekali yang anda sampaikan.

    Saya pikir, tanggapan yang disampaikan malah akan dianggap aneh. Rupanya anda juga sangat memahami topik permasalahan yang dibahas.

    Selain beasiswa LPDP Kementerian Keuangan. Beasiswa swasta seperti proyeknya Dahlan Iskan dari Surabaya juga berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya jumlah Mahasiswa Muslim Indonesia di Tiongkok.

    == Marga Tan ==

    1. Ya, makanya jangan heran jika 1-2 dekade lagi, jumlah penutur bahasa mandarin di Indonesia akan didominasi oleh kaum mayoritas.
      Karena mereka disponsori pemerintah.

  2. ” jumlah mahasiswa asal Indonesia sendiri diperkirakan ±15.000 orang, yang belajar di berbagai kampus di Tiongkok.”

    Data tahun 2018.
    Dari sekitar 15.000 orang Indonesia tersebut ternyata yang disebut sebagai Tionghoa Indonesia tidak sampai 1.000 orang. Sisanya sekitar 14.000 orang, kalau di Indonesia disebut sebagai golongan asli kaum pribumi.

    Uniknya. Golongan asli pribumi Indonesia tersebut, mayoritas, menempuh pendidikan tingkat S-1, S-2, dan S-3 dalam bahasa pengantar full Mandarin (tulisan aksara Hanzi, HSK minimal tingkat 5).

    Sedangkan, yang disebut sebagai Tionghoa Indonesia, mayoritas, mengikuti kuliah S-1 di Cina dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Mentok hanya sampai S-1 jurusan Ekonomi/Sosial,dan lulus dengan ranking IPK paling rendah di kelasnya. Jarang sekali Tionghoa Indonesia mengikuti kuliah dan lulus S-2 & S-3 dalam bahasa pengantar Mandarin. Kebanyakan drop-out di tengah jalan.

    Tionghoa Indonesia yang mengikuti perkuliahan dalam bahasa Mandarin adalah yang jurusannya ilmu bahasa Mandarin. Itupun tingkatannya hanya kursus 1 sampai 2 tahun.

    Uniknya pula. Ternyata selain menimba ilmu di Cina, ternyata kaum Pribumi Indonesia memperdalam ilmu Agama Islam di Cina. Bahkan PBNU sampai membuka cabang di negeri Cina Komunis.

    == Marga Tan ==

    1. Biasanya/umumnya, orang Tionghoa menyekolahkan anaknya ke Tiongkok hanya untuk mendalami bahasa mandarin saja, sebagai percakapan keseharian.
      Mereka sejatinya tidak ada tekanan ekonomi, yg mengharuskan sang anak untuk menguasai keahlian bidang keahlian tertentu.
      Begitu sang anak pulang, sebagian besar melanjutkan usaha yg telah dirintis orang tuanya.

      Berbeda dengan golongan non-Tionghoa, spt yg sdr Pengamat sebutkan, mereka berangkat sekolah/kuliah ke Tiongkok, sebagian besar karena difasilitasi, diberikan beasiswa.

      1. Kalau saya boleh tau, untuk kmpus binus sendiri itu brp jumlah mhasiswa asing dan mahasiswa pribuminya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?