Last Updated on 15 July 2019 by Herman Tan Manado
Banyak orang, terutama mereka yang tergolong generasi tua, sering memandang sebelah mata ketika seorang mahasiswa mengambil jurusan bahasa untuk studinya. Masa iya sekolah mahal-mahal hanya untuk belajar bahasa, toh, bahasa bisa dipelajari sendiri. Mungkin kurang lebih seperti itu pendapat mereka.
Bahkan bahasa Inggris yang prospeknya jelas saja masih sering diremehkan, apalagi bahasa Mandarin? Mentoknya, paling hanya jadi guide turis asing, penerjemah, atau jadi guru bahasa Mandarin, dan itu pun cukup jarang, karena bahasa Mandarin tidak termasuk dalam kurikulum sekolah pada umumnya (hanya muatan lokal atau ekstrakurikuler).
Karena berbagai pemikiran seperti itu masih mendominasi di masyarakat, banyak siswa/i jadi pikir-pikir dulu, kalau mau mengambil kuliah jurusan bahasa Mandarin. Takut direndahkan, atau khawatir kalau-kalau masa depan bakalan suram. Tapi pembaca, sebenarnya semua itu tidak lebih dari sekedar anggapan.
Mungkin memang benar, bahwa jurusan sastra Mandarin bukanlah jurusan yang se-prestise Kedokteran (sejak dulu, orangtua Tionghoa akan bangga kalau ada anaknya yang bergelar “S.Ked”, sebagai simbol bahwa mereka keluarga mapan), atau bahkan jurusan Ekonomi. Tapi percayalah, prospek ke depan setelah bertitle “S.S” tidak sesempit itu. Mengapa?
Karena bagi kalian yang berencana mengambil program studi sastra Mandarin, kalian akan memiliki kesempatan kerja yang lebih luas; berbeda dengan bahasa Inggris yang saat ini sudah banyak yang menguasai. Kalian juga berkesempatan untuk bekerja di posisi bergengsi, seperti menjadi staff diplomatik kementerian luar negeri.
Meskipun Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, tetapi bahasa Mandarin-lah yang menduduki posisi teratas sebagai bahasa dengan jumlah PENUTUR AKTIF terbanyak di dunia, yaitu sekitar 1,4 milyar orang, atau sekitar 1/6 dari total penduduk bumi! Ini belum termasuk masyarakat perantauan mereka, yang tersebar di seantero dunia, seperti di kawasan Asia Tenggara dan Taiwan.
Dan kalau memperhatikan situasi saat ini, kita semua pasti setuju bahwa industri & perekonomian Negara Tiongkok berkembang dengan pesat; bahkan BERANI menantang 1 lawan 1 dengan Amerika (yang justru masih mengandalkan bantuan sekutu abadinya, seperti Kanada, Inggris, dan Australia, untuk menekan Tiongkok).
Baca juga : 6 Alasan Mengapa Belajar Bahasa Mandarin Itu penting
Dari sini kita bisa mengambil poinnya, kalau ingin terus berkompetisi secara global di masa mendatang, maka kita harus mempersiapkan diri dari sekarang, dengan mempelajari bahasa Mandarin.
Namun sayangnya, hanya sedikit dari masyarakat kita yang peka terhadap kebutuhan untuk mempelajari bahasa Mandarin. Asumsi bahwa bahasa Mandarin hanya untuk kalangan tertentu, terpatahkan, setelah siswa/i yang beragama muslim, baik di sekolah Negeri maupun sekolah Madrasah, pun mulai ikut mempelajari bahasa ini.
Nah, kalau kamu sudah mantap untuk mengambil jurusan Mandarin saat lulus SMA nanti, berikut ini kami bagikan 8 Universitas terbaik di Indonesia, dengan jurusan sastra Mandarin.
1. Universitas Indonesia, Jawa Barat – ★★★★★
Universitas Indonesia adalah perguruan tinggi yang sering menjadi 3 Besar, dalam berbagai versi pemeringkatan Universitas lokal. Universitas yang berlokasi di Depok ini, merupakan universitas pertama yang mengeluarkan program studi sastra Cina di Indonesia (sejak Orde Lama, kebanyakan lulusannya waktu itu hanya bekerja di tingkat diplomatik, atau sebagai penerjemah resmi Negara), dan program tersebut masih ada hingga kini.
Hal ini menandakan bahwa program studi S1 sastra Cina di Universitas Indonesia unggul dalam hal PENGALAMAN. Hal itu dibuktikan dengan perolehan akreditasi A dari pemerintah untuk jurusan ini. Tidak banyak Universitas yang mendapatkan akreditasi A untuk jurusan ini.
Oh ya, mungkin kamu bertanya-tanya mengapa nama program studinya adalah sastra Cina, bukan sastra Mandarin? Ya, tentu saja, karena di sini kamu tidak hanya belajar bahasa Mandarin saja, melainkan juga ASPEK BUDAYA dari masyarakat penutur bahasa tersebut (Tiongkok). Di UI , jurusan sastra Cina masuk ke dalam lingkupan FIB, atau Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.
Karena bidang ilmunya sangat luas, maka prospek kerja bagi lulusan sastra Cina juga sangat beragam, misalnya saja di bidang pariwisata, penulisan/penerjemah, kedutaan besar, Kementrian Luar Negeri, media massa, keimigrasian, pendidikan, penyiar berita, dan masih banyak lagi.
Untuk biaya pendidikan, hampir sama dengan sebagian besar universitas Negeri lainnya, jurusan S1 sastra Cina reguler di Universitas Indonesia juga sudah menerapkan sistem uang kuliah tunggal (UKT). Dengan sistem UKT ini, uang kuliah tidak didasarkan pada banyaknya jumlah SKS yang diambil, melainkan dibayarkan di setiap semester, dengan biaya yang sudah ditetapkan.
Ketetapan biaya UKT untuk setiap mahasiswa/i berbeda-beda, didasarkan pada keadaan ekonomi mahasiswa/i (BOP-B, Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan). Semakin besar pendapatan orang tua, maka semakin besar biaya UKT yang dikenakan. Biaya UKT untuk jurusan ini bervariasi, mulai dari Rp.100.000 s/d Rp.5.000.000.
Sedangkan biaya pendidikan untuk S1 sastra Cina paralel di UI, terdiri dari uang pangkal dan biaya per semester, dengan besaran masing2 yaitu Rp.11.000.000 untuk uang pangkal dan Rp.6.500.000 untuk biaya per semester.
Baca lebih detail : Program Sarjana Sastra Cina S1 – Universitas Indonesia
2. Universitas Brawijaya, Jawa Timur – ★★★★☆
Sama seperti di UI, Universitas Brawijaya juga menggunakan nama sastra Cina. Jurusan sastra Cina di UB masuk ke dalam naungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Di sini kamu tidak hanya belajar mengenai bahasa Mandarin, tetapi juga belajar sastra dan seni, misalnya saja story telling, bermain drama, dan musikalisasi puisi, yang semuanya menggunakan bahasa Mandarin.
Berdasarkan BAN-PT, jurusan S1 sastra Cina masih mendapatkan akreditasi B. Tapi tenang saja, sebab pihak program studi masih terus mengembangkan kualitas pembelajaran serta sarana dan prasarana, untuk meningkatkan akreditasi S1 sastra Cina UB.
Salah satu hal yang menarik dari pembelajaran di sastra Cina UB, adalah universitas ini mendatangkan pengajar dari Tiongkok langsung khusus untuk kelas shufa! Kelas shufa adalah kelas menulis kaligrafi aksara Cina (hanzi) di atas kertas khusus. Menarik sekali, bukan? Tidak hanya itu, di sini juga terdapat kegiatan memasak makanan khas Tiongkok, seperti jiaozi.
Baca juga : Shu Fa : Asal Usul Seni Kaligrafi Tiongkok
Nah, lulusan dari sastra Cina dari Uiversitas Brawijaya juga memiliki prospek yang luas, seperti menjadi jurnalis, penerjemah, mengikuti ajang kompetisi internasional, pemandu wisata, diplomat, dan lain sebagainya.
Biaya pendidikan S1 sastra Cina di Universitas Brawijaya menggunakan sistem UKT. Selain bergantung pada kondisi ekonomi keluarga, ketetapan nilai UKT juga tergantung jalur masuknya. Untuk kamu yang berhasil masuk melalui SNMPTN atau SBMPTN, maka rentang biaya pendidikan ada di kisaran Rp.500.000 s/d Rp.6.750.000 per semester.
Sedangkan untuk kamu yang masuk melalui seleksi mandiri, biaya per semester dibagi menjadi 3 kategori, dengan rentang biaya antara Rp.4.225.000 s/d Rp.6.575.000 per semester. Biaya per semester tersebut dapat juga langsung dibayar 1 kali, dengan rentang biaya antara Rp.17.285.000 s/d Rp.26.585.000.
Baca lebih detail : Faculty of Cultural Studies – Universitas Brawijaya
3. Universitas Bina Nusantara, Jakarta (Swasta) – ★★★★★
Universitas Bina Nusantara adalah salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Meskipun jumlah program studi masih terbatas, namun kualitas pendidikan di sini tidak bisa diremehkan. Mayoritas program studi sudah memperoleh akreditasi A oleh BAN-PT. Dan kabar baiknya, S1 sastra Cina juga termasuk salah satunya.
Universitas Bina Nusantara atau BINUS sebenarnya baru membuka Chinese Department (Departemen Program Studi Cina) pada tahun 2002, yang mana kala itu masih mendapat akreditasi C. Lalu 3 tahun kemudian akreditasi naik menjadi B. Dan tahun 2015 kemarin, BINUS berhasil mendapatkan akreditasi A.
Hal ini sedikit banyak menggambarkan bagaimana usaha dan kerja keras mereka untuk meningkatkan kualitas dosen & mahasiswanya.
BINUS mendorong mahasiswanya untuk dapat berkompetisi secara global. Salah satu bentuk nyatanya adalah dengan menggandeng beberapa industri internasional, seperti Huawei dan Bank of China, agar menghasilkan lulusan terbaik yang siap kerja. Maka dari itu, Universitas Bina Nusantara adalah rekomendasi universitas swasta TERBAIK untuk kamu yang ingin belajar sastra Mandarin!
Biaya pendidikan di BINUS UNTUK S1 Sastra Mandarin dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tuition fee (biaya pendidikan) dan development fee (biaya pengembangan). Rinciannya, untuk tuition fee kurang lebih sebesar Rp.123.360.000, dan development fee kurang lebih sebesar Rp.27.500,000. Jadi, total biaya pendidikan selama 8 semester sebesar Rp.150.860.000 (bisa dicicil per semester).
Biayanya memang lumayan mahal, itupun belum termasuk pengeluaran lainnya dan biaya hidup selama studi; karena walau bagaimanapun, Universitas ini menyandang salah 1 dari 2 Universitas swasta PALING di Indonesia (satunya Pelitan Harapan, biayanya 11-12). Tidak tahu apakah ada beasiswa atau pengurangan keringanan biaya bagi siswa/i yang berprestasi?
Baca lebih detail : Chinese Department – BINUS University
4. Universitas Sumatera Utara – ★★★☆☆
Universitas lain yang menyediakan program studi S1 sastra Mandarin adalah Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Medan. Program studi ini dikeluarkan oleh Universitas pada tahun 2007. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, USU bekerja sama dengan Universitas Jinan Tiongkok. Salah satu bentuk kerja samanya, ditandai dengan didatangkannya pengajar dari Tiongkok langsung untuk mengajar bahasa Mandarin.
Akreditasi terbaru menurut BAN-PT, S1 sastra China USU memperoleh akreditasi B. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa akan belajar banyak mengenai budaya Tiongkok, seperti aksara, bahasa, dan seni yang ada di Negara tirai bambu tersebut.
Hal yang menarik, karena jurusan ini juga menyediakan mata kuliah Bahasa Hokkian (dialek) dan Kewirausahaan.
Untuk biaya, Universitas Sumatera Utara juga menerapkan sistem UKT. Kisaran nilai UKT S1 sastra China untuk mahasiswa SNMPTN/SBMPTN yakni Rp.500.000 s/d Rp.3.000.000; yang terbagi dari kelompok I sampai VII.
Sedangkan untuk mahasiswa dari seleksi mandiri, biaya pendidikan terdiri dari 2 jenis, yaitu Dana Kelengkapan Akademik (DKA) dan Biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Untuk S1 sastra China di Universitas ini, dikenai biaya Rp.7.000.000 untuk DKA dan Rp.5.000.000 untuk SPP.
Baca lebih detail : Program Studi Sastra China – Universitas Sumatera Utara
Baca juga : Wow! Inilah 10 Universitas Paling Top di Tiongkok!
5. Universitas Bunda Mulia, Jakarta (Swasta) – ★★★★★
Universitas Bunda Mulia atau yang biasa disingkat dengan UBM, adalah salah satu universitas swasta bergengsi di Indonesia. Bahkan, UBM ini masuk dalam daftar 50 Promising Indonesian Universities berdasarkan seleksi yang dilakukan Direktorat Jenderal pada tahun 2016 lalu.
UBM memiliki beberapa fokus pembelajaran, yaitu manajemen, teknologi, budaya dan bahasa, dan ilmu komunikasi. Nah, salah satu program yang tercakup dalam bidang budaya dan bahasa adalah program studi Bahasa dan Budaya Tionghoa. Akreditasi terbaru untuk jurusan ini tercatat B.
Program studi ini mengutamakan kemampuan linguistik mahasiswa dalam bahasa dan budaya Tionghoa. Oleh karena itu, beberapa kompetensi yang diharapkan dari setiap lulusannya adalah mampu berkomunikasi aktif dalam bahasa Tionghoa, dan mencapai HSK minimal level 5 dalam ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi).
Ada beberapa peluang karir yang terbuka untuk lulusan dari jurusan ini, diantaranya yaitu sebagai dosen, penerjemah, penulis, reporter, administrator officer, dan broadcaster (penyiar).
Sebagai catatan, UBM ini merupakan SATU-SATUNYA universitas yang mencantumkan Program Studi Bahasa dan Budaya Tionghoa pada papan nama jurusannya, alih-alih mencantumkan kata CINA. Salut!
Biaya pendidikan di Universitas Bunda Mulia terdiri dari 3 jenis, yaitu uang pangkal, biaya pokok semester, dan biaya penyelenggaraan pendidikan (BPP). Untuk program studi S1 Bahasa dan Budaya Tionghoa, biaya yang dikenakan sebesar Rp.19.900.000 untuk uang pangkal, Rp.3.000.000 untuk biaya semester, dan Rp.7.500.000 untuk biaya BPP.
Namun uang pangkal tersebut bisa bervariasi, karena setiap gelombang pendaftaran, memiliki potongan harga yang berbeda-beda. Semakin awal mendaftar, maka potongan uang pangkal akan semakin besar, atau dengan kata lain uang pangkal akan semakin murah.
Baca lebih detail : Program Studi Bahasa dan Budaya Tionghoa – UBM
6. Universitas Kristen Maranatha, Bandung (Swasta) – ★★★★☆
Universitas Kristen Maranatha atau UKM, adalah perguruan tinggi swasta bernuansa holistik. Bermarkas besar di Bandung, Universitas ini memiliki jurusan bahasa Mandarin, baik untuk diploma D3 Bahasa Mandarin, maupun S1 Sastra China. Nah, untuk sarjana S1 sendiri nama jurusannya adalah S1 sastra China.
Di S1 sastra China, mahasiswa juga tidak hanya belajar di kelas, melainkan juga meningkatkan kemampuan softskill dengan mengikuti berbagai kegiatan, seperti kunjungan kerja, study tour, field trip, dan aneka kegiatan kompetensi lainnya. Hal ini bertujuan supaya mahasiswa/i nya bisa menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktek.
Lulusan Program Studi S-1 Sastra China disiapkan, agar memiliki kompetensi Keahlian dan Pengetahuan dalam bahasa Mandarin & budaya Tionghoa, dengan standar New HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) level 5 atau 6 (setara pengajar/laoshi).
Baca juga : Cara Mendaftar, Mengikuti dan Mengecek Ujian Tes HSK Mandarin
Biaya pendidikan di Universitas Kristen Maranatha terdiri dari 2 jenis biaya pokok, yaitu biaya pengembangan per semester dan biaya SKS per semester. Untuk S1 Sastra China, biaya pengembangan sebesar Rp.3.800.000 per semester dan Rp.300.000 per SKS (Kalau dalam 1 semester mengambil 18 SKS, maka biayanya menjadi Rp.300.000 x 18= Rp.5,400.000/semester).
Biaya tersebut adalah untuk harga normal, karena nanti akan ada diskon biaya per semester, tergantung jalur masuknya. Jalur prestasi dan jalur undangan akan mendapatkan diskon, sedangkan jalur reguler tidak.
Baca lebih detail : S-1 Sastra China – Universitas Kristen Maranatha
7. Universitas Al Azhar, Jakarta (Swasta Islam) – ★★★☆☆
Universitas Al Azhar adalah perguruan tinggi swasta di Indonesia yang didirikan pada tahun 2000. Universitas ini terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Meskipun bernuansa Islami, namun Universitas ini juga memiliki program studi S1 Sastra Cina.
S1 Sastra China didirikan pada tahun 2005 atas dasar dorongan untuk aktif dalam komunikasi dan kerjasama global. Dorongan ini muncul karena melihat perkembangan Tiongkok saat ini yang begitu pesat, baik dalam bidang industri, sosial, politik, dan ekonomi.
Universitas UAI ini juga merupakan salah satu universitas yang ditunjuk resmi Confucius Institute Headquarter, atau yang dikenal dengan Hanban 汉办 (perwakilan lembaga resmi Tiongkok untuk pengajaran sastra Mandarin di berbagai belahan dunia), untuk memberikan fasilitas yang memadai bagi mahasiswa/i Sastra Mandarin.
Tujuan pembelajaran di program studi ini tidak hanya menguasai bahasa China secara lisan dan tulisan, tetapi juga mengerti budaya China, untuk memudahkan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia. Proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode, seperti diskusi, presentasi, ceramah, studi analisis, kuliah umum, dan kunjungan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan budaya Tionghoa.
Ada 4 jenis biaya pendidikan di Universitas Al Azhar, yaitu Biaya Pengembangan Pendidikan (BPP), Biaya Operasional Pendidikan (BOP), biaya SKS, dan biaya Administrasi. Untuk S1 Sastra China, rincian biaya yaitu sebagai berikut :
• BPP : Rp.6,000.000 s/d Rp.9.620.000.
• BOP : Rp.4,000.000.
• Biaya per SKS : Rp.230.000.
• Biaya Administrasi : Rp.1,700.000.
Biaya administrasi ini dibayarkan 1 kali selama kuliah, tetapi tetap ada biaya administrasi untuk tiap semesternya, yakni sebesar Rp.400.000.
Baca lebih detail : Program Studi Sastra China – Universitas Al Azhar
8. Universitas Kristen Petra, Jawa Timur – ★★★★☆
Universitas Kristen Petra adalah perguruan tinggi swasta yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Universitas ini memiliki program studi S1 Sastra Tionghoa, yang masuk dalam Fakultas Sastra. Pembelajaran di sini berfokus pada bahasa Tionghoa modern.
Meskipun dalam lingkup universitas sudah mendapatkan akreditasi A, namun untuk program studi S1 Sastra Tionghoa di UKP masih bertahan di akreditasi B. Meskipun begitu, pihak program studi selalu berusaha untuk meningkatkan pembelajaran, dengan memberikan fasilitas kepada dosen2 berkualitas lulusan dalam maupun luar negeri, serta mendatangkan staf penutur asli dari Tiongkok atau Taiwan.
Nah, untuk 4 tahun pertama belajar di jurusan ini, mahasiswa akan mempelajari keterampilan Bahasa Tionghoa modern dan pengetahuan mengenai budaya Tionghoa. Setelah menguasai basic bahasa Tionghoa, mahasiswa akan didorong untuk mengikuti program immersion pada semester VII.
Program immersion ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di Tiongkok atau Taiwan selama 1 semester.
Biaya pendidikan kuliah S1 Sastra Tionghoa di Universitas Kristen Petra terbagi menjadi 5 jenis, yaitu :
• Uang Sumbangan Masuk (USM) : Rp.4,250.000 s/d Rp.8.500.000 (tergantung jalur masuk).
• Uang Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan : Rp.6.000.000/semester.
• Uang Pendaftaran Rencana Studi (UPRS) : Rp.350.000/SKS.
• Uang Daftar Ulang (UDU) : Rp.650.000.
• Biaya lain-lain : Rp.3,175.000.
Baca lebih detail : Sastra Tionghoa – Universitas Kristen Petra
Baca juga : Daftar 13 Universitas Yang Menyediakan Jurusan Sastra Mandarin di Indonesia
Demikian artikel mengenai 8 universitas terbaik di Indonesia, yang memiliki program studi bahasa Mandarin. Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran kepada pembaca dan calon mahasiswa/i, tentang bagaimana pembelajaran bahasa Mandarin di setiap universitasnya. Semoga bisa membantu dalam memilih universitas yang terbaik.
Catatan : Penilaian bintang ★ menurut kacamata pandangan subjektif penulis, berdasarkan ketersediaan sarana & prasarana.