Last Updated on 27 August 2018 by Herman Tan Manado

Saya awalnya agak tidak mempercayai omongannya. Soalnya teman yang satu ini memang terkadang suka melebih-lebihkan sesuatu. Tetapi saya akhirnya memutuskan lebih baik jangan bermalam di kamar itu. Kebetulan saya mendengar teman sekamar saya sudah kembali. Jadi saya pun memutuskan pada saat mereka ada di kamar, saya membereskan pakaian dan pergi.

Pada saat masuk kamar, ternyata si A yang di dalam.

Saya pun bertanya ke dia apa belakangan ada terjadi sesuatu yang aneh. Dengan wajah mengeras dia pun bertanya apakah saya sudah mendengarkan ceritanya juga.

Saya pun mengulang kembali kisah yang saya dengar dari teman di kamar sebelah. Si A melanjutkan bahwa akhir-akhir ini kamar asrama ini memang agak aneh. Contohnya beberapa hari yang lalu, dia jelas-jelas mengisi air bak dengan air panas. Pada saat mau mandi, air panasnya tiba-tiba sudah berubah menjadi air hangat.

Dan di tengah-tengah mandi, airnya tiba-tiba berubah dingin. Semuanya terjadi dalam kurun waktu 10 menit! Air panas yang terisi penuh di bak bagaimanapun juga tidak mungkin bisa mendingin dalam waktu sesingkat itu!

Yang lebih anehnya lagi, pada saat mandi, ternyata saringan pembuangan air tersumbat. Pas dibuka ternyata tersumbat oleh gumpalan rambut-rambut, ada yang panjang ada yang pendek. Anehnya dari mana datangnya rambut panjang? Soalnya semua anak di kamar berambut pendek.

Dia pun membuang gumpalan rambut itu, dan melanjutkan mandinya. Tetapi tidak berapa lama berselang, kembali tersumbat oleh rambut panjang lagi. Karena terasa cukup seram, dia akhirnya mempercepat mandinya.

Si A pikir-pikir apa mungkin rambut itu berasal dari teman perempuannya yang datang meminjamkan rekaman pas sore hari itu. Mungkin dia pada saat itu menyisir rambut di kamar mandi? Tetapi setelah dikonfirmasi dengan temannya itu, ternyata si teman perempuannya tidak pernah menyisir rambut di situ.

Lalu si mahasiswi itu juga bilang ada sesuatu yang aneh kalau dipikir-pikir kembali. Pada saat dia duduk di salah satu ranjang di kamar kami, dia terus merasa ada yang mendorong punggungnya beberapa kali. Malah dia merasa ada yang duduk disampingnya dan berdempetan dengan dia.

Waktu itu di dalam kamar memang ada 4-5 teman lainnya, jadi dia pikir itu mungkin ulah temannya. Tetapi setelah ditanya si A begitu, akhirnya dia mulai merasa ketakutan juga.

Semenjak itu si A tidak berani tinggal di kamar lagi. Dia memutuskan numpang tinggal di kamar kost temannya yang ada di luar kampus. Hanya saja kebetulan malam ini pacar si teman datang, jadi dia terpaksa kembali ke asrama.

Saya mempertimbangkan apakah yang diceritakan teman Tao saya ini perlu saya sampaikan ke A juga. Tiba-tiba teman si A ini meminta saya ikutan bermalam di sini saja menemani yang lain.

Saya bertanya ke A, apa sudah ceritakan kisah tadi ke semuanya. Ternyata si A sudah omong ke semuanya, tetapi tidak ada satupun yang percaya.

Sebetulnya, setelah mendengar cerita dari teman-teman sebelumnya, saya semakin yakin bahwa yang “tinggal” di kamar ini adalah perempuan. Dan hal paling pertama saya ingat adalah insiden Aula Daren. Itu sebabnya saya semakin tidak ingin bermalam lagi.

Entah memang nasib saya, atau memang sudah disuratkan saya tidak bisa menghindar?

Teman saya si A ini rupanya juga ingin meminta jawaban tugas kampus saya, supaya dia bisa membandingkan jawabannya. Tetapi dikarenakan insiden beberapa hari terakhir, membuat saya tidak bisa konsentrasi, akibatnya saya tidak mengerjakan tugas sama sekali. Jadi mau tidak mau, demi menyalin jawabannya, saya terpaksa bermalam di sini juga.

Saya pikir setelah lewat beberapa hari dan semuanya pada baik-baik saja, seharusnya malam ini pun tidak mungkin akan terjadi sesuatu. Mungkin saja seperti ucapan teman Tao saya itu, roh itu bukanlah roh jahat. Mungkin saja seiring energi manusia semakin banyak di ruangan itu, roh yang mengganggu ini akan meninggalkan kamar ini.

Saya tidak memberi tahu penjelasan teman Tao ke anak-anak sekamar, karena khawatir membuat mereka ketakutan.

Belakangan 2 teman sekamar yang lain pun kembali ke kamar. Ternyata mereka berdua sudah selesai mandi. Yang mengisi bak mandi tadi adalah si B, pada pukul setengah 8. Dikarenakan pada sibuk dengan kegiatan sendiri-sendiri, masalah air bak ini pun tidak dibahas lebih lanjut.

Saya melihat si C yang biasanya paling aktif dan semangat, malah sepertinya lesu. Tidak sampai jam 11 dia sudah tidur duluan. Sementara saya sendiri harus bergadang sampai jam 12 lebih untuk mengerjakan tugas. Dikarenakan pada hari itu seusai bermain basket, ditambah pula harus mengerjakan tugas, badan jadi terasa sangat capek.

Walaupun sebelum tidur terus kepikiran sesuatu yang enggak-enggak, saya akhirnya tertidur pulas juga …

Namun tidak berapa lama, saya tiba-tiba mengalami mimpi buruk. Ular yang waktu itu keluar dari kamar mandi kemudian bergerak ke atas ranjang. Pada saat dia sudah di atas ranjang, saya langsung terbangun. Badan saya basah dengan keringat. Saat itu saya merasakan firasat buruk. Saya tetap dalam keadaan rebah tidak menggerakkan badan.

Tidak jelas waktu itu jam berapa. Saya melihat ke atas saya yang seharusnya adalah kasur tingkat atas, hanya terlihat warna hitam legam.Kemudian saya pun memutar kepala saya, melihat ke arah jendela. Karena ada cahaya penerangan jalan di luar yang bisa masuk ke jendela, saya melihat siluet yang membuat seluruh bulu kuduk saya merinding.

Ada sebuah wajah terbalik yang bergantung dari atas sedang menatap saya …

Bersambung ke part 15

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?