Last Updated on 27 September 2021 by Herman Tan Manado
Jenderal Yue Fei (岳飛) adalah jenderal militer legedaris dalam sejarah Tiongkok. Ia berperang untuk Dinasti Song Selatan melawan suku Jurchen dari kekaisaran Jin. Hidupnya penuh dengan kepahlawanan dan tragedi.
Dipandang sebagai seorang Patriot dan pahlawan nasional di Tiongkok, Yue Fei telah menjadi ikon kesetiaan dalam budaya Tiongkok.
Yue Fei hidup pada tahun 1103-1142 Masehi. Ia memiliki nama panggilan Peng Ju, lahir di Tangyin, Xiangzhou (sekarang wilayah Henan). Di usia yang masih muda, Yue Fei telah berlatih panahan dan ilmu beladiri dari master Chen Guang (陳廣).
Ia menjadi pria dengan kemampuan paling tinggi di kabupatennya. Yue Fei bergabung menjadi tentara dan bertempur melawan bangsa Liao di usia 19 tahun, hanya untuk kembali dan berkabung atas kematian ayahnya yang tak lama kemudian.
Pada tahun 1126, pasukan Liao melancarkan serangan besar-besaran pada daratan tengah. Yue Fei kembali bergabung dengan tentara dan memulai karir militernya, bertempur menghadapi para penyerang dan melindungi negara.
Menurut legenda, ibunya pernah memberinya wejangan dan menorehkan tato : 精忠报国 (Jīngzhōng bàoguó) yang artinya berbunyi :
“Setia dan Tulus Membela Negara“
Tato inilah yang selalu diingat Yue Fei dan menjadi pedoman hidupnya.
Saat itu, suku Jurchen (Hanzi : 女真; pinyin : Nǚzhēn) di timur laut Tiongkok berkembang menjadi semakin kuat. Pada tahun 1127, pasukan Jurchen (Jin) menyapu bersih seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Song Utara. Invasi Jin membangkitkan pertahanan hebat di seluruh Tiongkok.
Sebelum Dinasti Song Utara jatuh, Yue Fei telah bergabung dengan tentara untuk melawan Jin. Ia sangat mencolok dalam perang-perang melawan para penyerbu dari utara dan meraih banyak kesuksesan.
Setelah Dinasti Song Selatan didirikan, Yue Fei yang saat itu menjabat sebagai pejabat level bawah, menyatakan bahwa ia menolak gagasan Kaisar Gaozong untuk pindah ke wilayah selatan.
Ia meminta Kaisar untuk melawan para penyerbu. Namun, para pejabat yang lebih suka jalan damai menjadi gusar atas petisi yang diajukannya. Mereka menganggapnya telah melewati batas kedudukannya sebagai pejabat level bawah dan mengeluarkannya dari posisinya.
Yue Fei kemudian mencari perlindungan dari komisaris Hebei, Zhang Suo. Zhang Suo menghormati Yue Fei. Ia menunjuk Yue Fei sebagai komandan pasukan utama, lalu mengangkatnya sebagai komandan tertinggi.
Saat pasukan Jin menginvasi daerah selatan, Yue Fei pindah ke Jiangnan. Ia merekrut tentara-tentara yang tidak tergabung dalam pasukan apapun untuk membentuk sebuah pasukan yang mampu bertempur secara independen.
Pada tahun 1130, pasukan Jin berencana untuk kembali ke utara melalui sungai dari Jiankang, dan memulai serangan pada pasukan Jin.
Ia memenangkan pertempuran dan dengan sukses menduduki kembali Jiankang. Pada tahun 1134, Yue Fei berulang kali memimpin serangan dan sukses mengambil alih enam wilayah, termasuk Xiangyang.
Karena berbagai kesuksesan nya, ia dipromosikan menjadi gubernur militer Qingyuan dan kemudian diangkat menjadi Bangsawan Kaiguo di Wuchang.
Pasukan yang dipimpin Yue Fei, yang dikenal dengan nama “Pasukan Yue“, sangat disiplin dan pemberani. Pasukan Jin sangat gentar saat mendengar namanya.
Pasukan Jin pernah mengatakan ” Mudah untuk mengguncangkan gunung, namun sulit untuk mengguncangkan pasukan Yue!”. Ini adalah pujian tertinggi bagi pasukan Yue.
Pada tahun 1140, pasukan Jin kembali menyerang Dinasti Song Selatan. Yue Fei memimpin pasukannya untuk menyerang balik penyerbu Jin. Pasukan Jin kalah; perang ini lalu dikenal sebagai perang Yancheng.
Wanyan Wuzhu dari Jin kemudian mengumpulkan 12 ribu tentara dan mengadakan serangan lagi. namun pasukan Jin kembali dikalahkan oleh Yue Fei.
Baca juga : Sejarah Cakwe : Jenderal Yue Fei DIFITNAH Pejabat Qin Hui
Kaisar Gaozong dan Qin Hui ingin berdamai dengan Jin. Legenda mengatakan bahwa Yue Fei menerima 12 piringan emas dari Kaisar, yang memintanya kembali ke ibukota Lin An. Yue Fei tidak punya pilihan lain selain mematuhi perintah Kaisar.
Padahal seperti kata pepatah, “Seorang Jenderal di lapangan tidaklah terikat kepada pemerintah yang berdaulat”.
Merasa hancur, Yue Fei melihat ke langit dan menarik napas berat sambil berkata “Usaha 10 tahun menjadi sia-sia dalam satu hari! Semua kabupaten dan wilayah yang telah kita ambil alih akan hilang. Negara tidak akan makmur; Negara tak bisa pulih kembali!”
Pada tahun 1142 saat Yue Fei kembali ke Lin An. kekuatan militernya dicabut. Qin Hui menuduhnya merencanakan pemberontakan dan memenjarakannya. Di hari ke 29 bulan ke 12 tahun yang sama, Qin Hui mengatur agar Yue Fei dieksekusi atas tuduhan palsu.
Yue Fei diracuni sampai mati di paviliun Fengbo di Lin An, saat berusia 39 tahun.
Catatan :
* Karena jasa-jasanya, Yue Fei dianggap sebagai seorang Dewa oleh penganut Taoisme. Beliau dipercaya sebagai sebagai reinkarnasi dari Guan Gong (关公), yang semasa hidupnya mendapatkan kebenaran/moral (义; Yì), namun tidak mendapatkan kesetiaan/kepatuhan (忠; Zhong) kepada Negara, karena melepas Cao Cao dalam pelariannya.
Kesetiaan/kepatuhan (忠; Zhong) didapat Yue Fei, setelah dengan “sukarela” pulang untuk menjalani takdirnya (di badannya ditato ibunya 精忠报国; Jīngzhōng bàoguó), diadili Kaisar Gaozong (Dinasti Song) atas bisikan Qin Hui, dengan tuduhan melakukan pemberontakan (makar).
Mantap!