Last Updated on 30 October 2020 by Herman Tan Manado

Lu Shang (呂尚) umumnya dikenal dengan nama Jiang Ziya (姜子牙) atau Jiang Shang (姜尚), adalah salah seorang pendiri negara bagian Qi. Beliau hidup pada masa abad ke 11 Sebelum Masehi.

Sebagai penasihat utama Raja Wen dan Raja Wu dari Zhou, ia memegang peranan penting dalam mengalahkan negara bagian Shang dan Yin. Ia adalah kepala komandan militer dan pendiri Dinasti Zhou Barat.

Setelah Raja Wu mendirikan Dinasti Zhou, Lu Shang dianugerahi wilayah Qi, yang kemudian berkembang menjadi negara yang kuat selama Zaman Musim Semi dan Gugur dan Periode Negara Berperang. Sebagai pendiri negara Qi, gelar anumertanya adalah Adipati Tai dari Qi (Hanzi : 齊太公; pinyin: Qí Tài Gōng).

Sebagai ahli siasat, pemimpin militer dan politikus yang luar biasa, pengaruh Lu Shang dapat dirasakan sepanjang masa Tiongkok Kuno. Ia dikenal luas dalam tulisan-tulisan bersejarah dan dihormati sebagai ahli tertinggi oleh berbagai sekolah filosofi, termasuk Konfusianisme, Taoisme, Legalisme dan Militerisme.

Lu Shang lahir di Donghai (sekarang kota Rizhao) propinsi Shandong pada abad ke 11 Sebelum Masehi. Nama keluarganya adalah Jiang dan nama pemberiannya adalah Shang. Ia tergolong dalam clan Lu-Shi.

Nama kehormatannya adalah  “Ya” dan “Jiang Tai-Gong” dan gelar kehormatannya adalah “Ziya”. Raja Wu dari Zhou menyebutnya “Shi Shangfu”. Lu Shang adalah generasi ke 54 dari keturunan Kaisar legendaris Yan Di Shen Nong.

Jiang Taigong Memancing Tanpa Kail

Raja Zhou dari Shang merupakan seorang tirani yang tak kenal ampun, dan Raja Wen dari Zhou ingin menggulingkannya. Konon, Guru dari Lu Shang (Maha Dewa YuanShi Tianzun; 元始天尊) yang memanggilnya dengan nama Jiang Ziya mengirimkannya ke dunia suntuk membantu Raja Wen.

Jiang Ziya merasa bahwa karena ia sudah berusia lebih dari 50 tahun, dan ia tidak mengenal Raja Wen, tidak mungkin baginya untuk memperoleh kepercayaan dari Raja Wen. Karenanya, ia pergi memancing di rute yang diambil Raja Wen untuk kembali ke Ibukota.

Kail ikan biasanya melengkung di salah satu ujungnya. Namun, Jiang Ziya berhasil menangkap banyak ikan tanpa kail dan umpan. Saat Raja Wen melihat ini, ia tahu bahwa Jiang Ziya memiliki kemampuan khusus.

Setelah berbicara dengannya, Raja Wen yakin bahwa Jiang Ziya memang pria yang berbakat dan memutuskan untuk memberinya tugas-tugas penting. Jiang Ziya kemudian membantu Raja Wen dan putranya untuk menaklukan Raja Zhou dan mendirikan Dinasti Zhou.

Saat diangkat menjadi adipati negara bagian Qi (sekarang propinsi Shandong). ia memerintah wilayah tersebut dengan mengeksploitasi sumber daya alamnya. Ia memprakarsai peternakan dan kegiatan-kegiatan untuk memproduksi garam.

Negara bagian itu dengan cepat menjadi makmur dan memeperkuat pemerintahan Dinasti Zhou di bagian timur. Kemudian, ia membantu Raja Wu, Raja Cheng dan Raja Kang dalam mempromosikan kemajuan dan perkembangan sosial.

Ziang Ziya Memorial Tianmu Lake
Ziang Ziya Memorial Tianmu Lake – skpfoto.com

Ahli Strategi Militer

Lu Shang merupakan ahli strategi dan penasihat yang hebat. Ajarannya dalam bidang militer, politik dan kebudayaan menjadi dasar bagi generasi yang akan datang, dan diikuti oleh orang-orang Tiongkok. Ia juga menulis kitab ilmu perang yang masih terkenal sampai sekarang, yang menjadi dasar dari ilmu perang Sun Zi beberapa ratus tahun kemudian.

Ideologi Politik

Setelah Lu Shang mendirikan fondasi negara bagian Qi, ia menjaga agar kerajaan itu tidak dimiliki oleh hanya satu orang, tapi oleh seluruh rakyat. Karenanya, raja harus mencari keuntungan untuk rakyatnya, dan harus mengemban tanggung jawab menciptakan mata pencarian untuk mereka. Inilah cara untuk meraih dukungan rakyat dan menyatukan negeri.

Mencintai Rakyat

Lu Shang percaya bahwa mencintai rakyat berarti memenangkan dukungan mereka dengan kebajikan dan menanam kebaikan. Menurut Lu Shang, pemimpin harus mendengarkan pendapat rakyat, mencintai rakyat, menyatukan rakyat dan mempraktikkan kebajikan dan kebenaran.

Dengan begitu, orang yang memenangkan hari rakyat pastilah bukan orang yang meraih pencapaian ini dengan paksa atau kekejaman. Sebaliknya, ia akan bisa memimpin dengan kebajikan, sambil menanam kebaikan, dan melarang kelaliman.

Lu Shang percaya bahwa sebuah negara bisa menjadi kuat hanya jika rakyatnya makmur. Jika para pejabat menikmati kekayaan sementara rakyatnya tetap miskin, penguasa tersebut takkan bertahan lama. Raja Wen membawa kemajuan dan kemakmuran di negara bagian Zhou dengan mengikuti pedoman ini.

Pikiran Rakyat

Lu Shang sangat percaya akan humanisme. Untuk menstabilisasi kerajaannya, Lu Shang berkata “Seperti surga memiliki siklusnya sendiri, rakyat memiliki kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya sendiri”. Lu Shang adalah seorang peraih kesuksesan yang berbakat dalam sejarah Tiongkok kuno.

Beliau juga merupakan tokoh hebat pertama yang muncul dalam panggung pertunjukkan sejarah Tiongkok. Sebagai Dewa Religi, ia dipuja sebagai Dewa Seni Bela Diri dan Dewa Kecerdasan. Lu Shang masih dianggap sebagai Dewa Pelindung. Banyak yang masih percaya, “jika Taigong ada disini, tak ada yang perlu ditakutkan”.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

3 thoughts on “Kisah Jiang Ziya; Penasehat Tiongkok Kuno Termasyur”
  1. Halo Pak Herman…
    Tlg dibagi link nya utk Liutao (6 strategi perang) Zhang Thay Kung tersebut. Thx… Regards…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?