Last Updated on 17 June 2024 by Herman Tan Manado

Kisah kasim-kasim di Tiongkok (disebut taijian 太监 atau taikam) atau laki-laki yang dikebiri memiliki sejarah panjang yang menarik. Mereka mendapatkan akses yang langka ke keluarga Kekaisaran. Selama berabad2, mereka memegang kekuasaan besar, sebagai penyimpan rahasia dan intrik kehidupan keluarga sang Kaisar.

“Memelihara” para kasim di dalam istana kekaisaran Tiongkok adalah sebuah tradisi kuno, dan menurut catatan disebutkan bahwa tradisi memelihara para pelayan yang telah dikebiri telah ada jauh sebelum abad ke-8 Sebelum Masehi.

Selain keluarga kaisar, taijian a.k.a kasim merupakan kelompok pria satu2nya yang diperbolehkan memasuki kawasan istana kekaisaran Tiongkok (selain beberapa prajurit yang loyal).

Mereka bertugas sebagai penjaga tempat kediaman para permaisuri, selir kaisar, pendamping (dayang2) dari istri dan selir2 kaisar, dimana kesucian mereka harus terjaga dengan baik.

Jika seorang ratu kaisar gagal menghasilkan seorang pewaris takhta, maka anak tertua dari pendamping raja akan meneruskan takhta tersebut.

Dengan demikian kehadiran taijian/kasim bertujuan ganda : yaitu untuk mengawasi selir2 kaisar dan para pendampingnya, yang seringkali berjumlah ratusan, dan untuk menjamin bahwa setiap anak yang dilahirkan di dalam lingkungan kerajaan adalah 100% anak kaisar.

Karena itulah, para kasim istana harus dikebiri terlebih dahulu, untuk mencegah perselingkuhan dengan salah satu wanita kaisar yang ada di istana.

Para kasim istana juga berfungsi sebagai budak para wanita yang tinggal di istana; seperti dayang2 (senior), selir kaisar, putri kaisar, serta permaisuri.

Mereka bertugas untuk memijat, menyajikan makanan & minuman, menjadi pesuruh untuk menyampaikan pesan/sesuatu, memakaikan riasan, bahkan mempersiapkan para selir sebelum mereka berhubungan intim dengan sang kaisar.

Di dalam tradisi Tiongkok, seorang kaisar adalah amanat dari Sang Kuasa, yang memberinya hak untuk memerintah dunia, dan sebaliknya juga menuntutnya untuk memelihara keseimbangan harmonisasi antara Langit dan Bumi.

Karena dipercaya bahwa amanat yang dikirim oleh Langit ini dapat dicabut jika seorang kaisar memerintah dengan tidak bijaksana dan berperilaku tidak baik, maka kehidupan pribadi dari seorang putra langit sangat dilindungi dari masyarakat biasa, agar mereka tidak dapat mengamati kekurangan2 kaisar mereka.

Hanya kasim yang bersifat kebanci2an patuh, yang bagaikan budak, dengan hidup tergantung kepada kaisar, yang dianggap cukup bisa ditakut2i untuk menjadi saksi bisu atas segala kekurangan dan kelemahan pribadi kaisar.

pisau kebiri
Tampak pisau yang digunakan untuk mengebiri para kasim pada akhir Dinasti Qing

Seorang kaisar menaruh kepercayaan penuh kepada kasim (taijian), berawal dari pemikiran tradisional penganut Confucius sehubungan dengan kedudukan sebagai ayah.

Seorang laki-laki yang dikebiri tidak dapat menghasilkan keturunan, dan taijian dipercaya tidak akan pernah secara aktif mendambakan kekuasaan politik (menggulingkan dinasti, merebut kekuasaan, dan mendirikan dinasti sendiri) yang kelak akan diteruskan kepada putranya.

Oleh karena alasan ini pula, sehingga kaisar yang raut wajah santainya dilarang terlihat oleh pria biasa, justru mengizinkan taijian memiliki akses tanpa batas untuk memasuki kediaman istananya.

Sesungguhnya, peran unik seorang kasim dalam istana kekaisaran memberikan dia kekuatan yang besar. Seorang kaisar tak perlu merisaukan para kasimnya akan bersaing, dan memperebutkan selir2 yang dapat mempengaruhi posisi kaisar atas pewaris takhtanya, yang dapat mengubah perjalanan sejarah bagi dinastinya.

Seiring berjalannya waktu, rasa haus akan kekuatan (power), kekayaan, dan pengaruh, membuat banyak kasim menjadi bejat dan motivasi mereka menjadi tidak murni lagi, dimana hal ini terjadi terutama pada periode2 akhir kekaisaran Dinasti Ming dan Qing.

Di jaman itu, banyak keluarga sipil yang memberikan putri2 mereka untuk menjadi selir/gundik kaisar, atau para ayah yang memaksa mengebiri putra2 mereka, sebagai sebuah langkah agar dapat mengirim mereka masuk ke dalam istana, dengan harapan akan mendapatkan pengaruh lebih atas kaisar dan membawa kehormatan bagi keluarga.

Peran Dan Jumlah Kasim Istana Kekaisaran Tiongkok

Dalam sejarah Tiongkok, kasim sudah hadir sejak Dinasti Shang. Sebelum masa Dinasti Sui dan Dinasti Tang, kasim disebut huanguan (宦官), dan setelahnya barulah mereka disebut taikam atau taijian (太监). Kasim harus dikebiri, karena dalam istana ada permaisuri, selir, putri kaisar, dan juga para dayang istana.

Yang mana wanita dalam istana lebih banyak, sehingga para pelayan laki-laki tidak diperbolehkan keluar masuk. Dikhawatirkan dan berisiko tinggi mereka akan melakukan hal2 tidak terpuji yang akan merusak nama baik istana. Maka digunakanlah kasim.

Kemudian kasim selalu ada dalam setiap dinasti, mulai dari informasi yang berasal dari kitab Zhouli yang mengandung catatan sejarah pertama mengenai sistem kasim, sampai dinasti terakhir Tiongkok yaitu Dinasti Qing.

Menurut Zhouli, kaisar memiliki 1 ratu, 3 madam, 9 selir, 27  consort, dan 81 wanita istana. Setiap wanita ini dikawal oleh para kasim.

Baca juga : Tingkatan selir pada jaman Dinasti Tang

Ada 2 tipe kasim : Yakni kasim yang dipaksa/dihukum untuk dikebiri, dan mereka yang dengan sukarela dikebiri.

Sejarahwan termashur, Sima Qian (司馬遷 ; 135 – 86 SM) termasuk yang dihukum untuk dikebiri. Orang biasa yang ingin menjadi kasim persyaratan pertama kali adalah memotong alat kelaminnya, atau dikebiri.

Pemotongan alat kelamin ini disebut jingshen (净身) penyucian diri. Proses ini membuat mereka menjadi manusia cacat yang kurang lengkap anggota tubuh mereka. Bagi kasim yang sejatinya telah dikebiri dari sejak kecil sebelum akil balik, tidak akan tumbuh kumis dan janggut setelah besar nanti.

Suaranya akan melengking seperti perempuan. Dalam sejarah Tiongkok yang panjang, para kasim atau taikam ini tidak hanya mengurus hal2 rumah tangga kekaisaran saja, tetapi juga terlibat di dalam pergolakan dan pertentangan politik istana (dinasti).

Naiknya pengaruh kasim di masa Dinasti Ming membawa dampak ketidakstabilan politik. Sebelum Minguo (Republik) berdiri, berbagai dinasti, seperti Dinasti Han, Dinasti Tang, dan Dinasti Ming, runtuh dengan adanya “kontribusi” atau campur tangan dari para kasim sendiri.

Dalam studi mengenai pemberontakan yang meluas di awal abad-16, Robinson mengamati bahwa rivalitas politik diantara kasim istana menciptakan kondisi menuju pemberontakan yang meluas.

kasim terakhir china
kisah hidup Sun Yaoting, kasim terakhir di China (dinasti) dalam sebuah buku yang berjudul The Last Eunuch of China)

Baca juga : 9 Kasim Paling Berpengaruh dalam Sejarah Tiongkok

Sejarah mencatat, Dinasti Ming memiliki jumlah kasim yang terbanyak sepanjang sejarah dengan mencapai 100 ribu kasim. Sedangkan pada masa Dinasti Qing jumlah kasim turun drastis berkisar 9 ribu kasim. Pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi (1661-1722 M), jumlah kasim diperkirakan sekitar 400-500 kasim.

Pada awal2 masa Republik Tiongkok, Puyi, atau Kaisar Xuantong (kaisar terakhir), sempat diijinkan untuk menetap di Istana Zijin, Kota Terlarang dengan sejumlah kasim pendamping.

Namun Jenderal Feng Yuxian kemudian memaksa Puyi untuk meninggalkan istana. Jumlah kasim yang tersisa dimasa Republik pada hari bersejarah itu adalah 470 kasim.

Kasim terakhir Tiongkok adalah Sun Yaoting (耀庭; 1902-1996). Sun adalah kasim paling tidak beruntung. Dia dikebiri pada usia 8 tahun, hanya sebulan sebelum tumbangnya Dinasti Qing …

Di masa Dinasti Qing, hak untuk mempekerjakan kasim terbatas kepada keluarga kekaisaran dan pangeran dengan peringkat tinggi yang leluhurnya turut berjasa dalam pendirian dinasti. Ada aturan mengenai kuota kasim yang diperbolehkan. Kaisar diperbolehkan memiliki 3000 kasim.

Anak2 kaisar masing2 diijinkan untuk memiliki 30 kasim. Cucu kaisar diperbolehkan untuk memiliki 10 kasim. Jumlah ini menunjukkan prestise dan kedudukan sosial dikalangan keluarga kekaisaran.

Deskripsi tugas kasim sangat luas dan menyentuh di berbagai pekerjaan; mulai dari tukang kebun, pengawas, mengatur pertunjukkan seni, furnitur, masak.

Singkatnya mereka mengerjakan apapun di dalam istana. Kasim merupakan pembantu, sekaligus pelayan kaisar, permaisuri dan selir2 nya, yang mana menyiapkan kesenangan dan hiburan bagi keluarga mereka.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?