Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado

Wong Tai Sin (Hanzi : 黄大仙 ; Pinyin : Huang Daxian ; Cantonese : Wong Daai Sin) adalah Dewa yang populer di Hong Kong yang dikenal karena memiliki keahlian di bidang pengobatan. Namanya secara harfiah diterjemahkan sebagai “Dewa Besar Wong”. Wong Tai Sin adalah gelar bagi Wong Cho Ping setelah diangkat menjadi Dewa.

Menurut deskripsi dari Chisongzi (赤松子自述; chì sōng zǐ zì shù) yang terdapat di Klenteng Wong Tai Sin, Hong Kong, Wong Tai Sin lahir tahun 284-364, dengan nama Wong Cho Ping (黄初平; Huang Chuping) pada tahun 338M di kota Lanxi, Daerah Jinhua (金华县兰溪市), Provinsi Zhejiang, Tiongkok.

Ketika berusia 8 tahun Wong Cho Ping mengalami kemiskinan dan kelaparan, sehingga ia memutuskan untuk bekerja mengabdi sebagai seorang penggembala ternak. Ketika berumur 15 tahun, Ia mulai belajar Tao.

Konon, pada 40 tahun kemudian, Ia dapat mengubah batu menjadi domba dengan menggunakan kemampuan hasil pengolahan dirinya.

Dia juga dihormati sebagai Dewa Chisong (赤松 仙子; chì sōng xiān zǐ), karena dia bertapa di gunung Chisong. Hari kebesarannya adalah tanggal 23 bulan 8 imlek.

wong tai sin
Author Tionghoa.INFO sewaktu menyempatkan diri berkunjung ke Kelenteng Wong Tai Sin.

Pada awal abad ke-20, Leung Renyan (梁仁庵) menyebarkan pengaruh Wong Tai Sin dari Qiaoshan (樵山), propinsi Guangxi Tiongkok menuju Wan Chai, Hong Kong.

Leung tiba di Hong Kong pada tahun 1915. Dia menyewa sebuah apartemen di WanChai, dan mendirikan sebuah altar Wong Tai Sin di apartemennya tersebut.

Kemudian ia membuka sebuah Toko Obat China di dekat apartemen tersebut dan memindahkan altar Wong Tai Sin ke bagian belakang toko.

Pelanggan datang ke tokonya bisa berdoa di altar Wong Tai Sin dan mencari nasihat penyembuhan/pengobatan untuk penyakit mereka. Leung kemudian akan membuatkan resep untuk mereka.

Ternyata memang banyak yang mendapatkan kesembuhan dari sakit yang diderita, sehingga popularitas Wong Tai Sin mulai tumbuh di kalangan masayarakat Hong Kong.

Namun pada tahun 1918, Toko Obat Leung dilalap habis oleh si jago merah. Pada tahun 1921, Leung mengatakan menerima wangsit kembali dari Wong Tai Sin untuk membangun sebuah klenteng. Pesan itu mengatakan bahwa Dewa telah memilih satu tempat yang berjarak 3.600 kaki dari dermaga.

Leung segera menemukan tempat di kaki Gunung Lion Rock, dekat desa Chuk Yuen, yang merupakan jarak yang tepat dari Kota Dermaga Kowloon. Leung terus menerus menerima wangsit dari Dewa yang memberitahukan bentuk klenteng yang harus dibangun tersebut.

Wong Tai Sin juga mengatakan kepada Leung untuk memberi nama klenteng dengan sebutan “Puyi Tan”, dan bahan senyawa untuk membangun klenteng harus disebut “Sik Sik Yuen” (啬色园/sè sè yuán).

Penyebutan Wong Cho Ping sebagai Wong Tai Sin dimulai pada akhir abad 19. Sebelum tahun 1911, para kaisar dinasti kebanyakan menjabat sebagai simbol agama, ataupun menganggap dirinya sebaga pemegang mandat dari langit dalam konteks agama. Setelah jatuhnya Dinasti Qing, tradisi tersebut sudah tidak dilaksanakan lagi.

Leung Renyan tiba di Hong Kong pada tahun 1915 dengan mengembalikan tradisi Dewa Tao, karena Leng menganggap inilah waktu yang tepat untuk menghidupkan kembali tokoh Dewa Tao ke dalam masyarakat modern dengan begitu luar biasa.

Tak seorang pun dapat dapat menjawab apakah kejayaan Klenteng Wong Tai Sin adalah suatu kebetulan saja?

wong tai sin mrt
Tampak stasiun MTR Wong Tai Sin Hong Kong (pojok kanan atas) – regensblog.com

Pemberian nama Daerah Wong Tai Sin dan Distrik Wong Tai Sin dikarenakan pengaruh Dewa tersebut yang sangat populer di dalam masyarakat waktu itu. Saat ini, Sik Sik Yuen merupakan yayasan dana pendidikan dan amal, berasal dari Leung sebagai penyembuh, menjalankan sebuah klinik pengobatan gratis.

Di Hong Kong, ada satu stasiun MTR dinamai Wong Tai Sin dan ada Klenteng Wong Tai Sin Temple. Banyak wisatawan dari seluruh dunia mengunjungi Klenteng Wong Tai Sin setiap harinya.

Saking banyaknya pengunjung yang datang bersembahyang, dupa yang baru ditancap langsung dicabut oleh petugas dan dimasukkan dalam ember penampung yang disediakan.

Penulis : Li An – Grup TAO Indonesia (dengan perbaikan seperlunya)

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?