Last Updated on 27 March 2021 by Herman Tan Manado
Delapan Dewa, 8 Dewa, atau Ba Xian (八仙; Baxian) sendiri adalah sekelompok Dewa-Dewi dalam Taoisme yang hidup pada jaman dulu, yang dapat mencapai kesempurnaan-Nya. Mereka dihormati dan dipuja oleh masyarakat Tionghoa karena menunjukkan kebahagiaan.
Legenda terkenal “8 Dewa Menyeberangi Lautan” berasal dari Penglai (蓬莱), Kota Yantai, Propinsi Shandong, Tiongkok. Diceritakan bahwa 8 Dewa tidak menggunakan perahu untuk menyeberangi lautan, melainkan menggunakan kesaktian mereka.
Paviliun Penglai yang terkenal di dunia, terletak di bukit Danyasan di dekat lautan, sebelah utara kota Penglai. Dibangun tahun 1061 pada tahun ke 6 masa pemerintahan Kaisar Jiayou dari Dinasti Song.
Total areanya seluas 1,89 km², terdiri dari 6 kompleks bangunan, yaitu Paviliun Penglai, Istana Tianshou, Istana Longwu, Klenteng Luzu, Klenteng Sanqing dan Klenteng Mituo.
Setiap sosok dari Ba Xian menggambarkan / mewakili berbagai kehidupan yang berbeda, yaitu kemiskinan, kekayaan, kebangsawanan, kejelataan, kaum tua, kaum muda, kejantanan, dan kewanitaan.
Kisah Ba Xian menunjukkan bahwa kita sebagai manusia juga dapat mencapai kehidupan abadi, melalui berbagai tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri, serta banyak melakukan perbuatan baik.
Siapa saja ke-8 Dewa tersebut? Simak ulasannya berikut :
1. He Xian Gu (何仙姑)
He Xian Gu (何仙姑) bernama asli He Qiong. Beliau dilahirkan di Kabupaten Zengcheng, Propinsi Guangzhou, Guangdong pada zaman Dinasti Tang (618-907 M). Beliau tinggal di suatu tempat ditepi sungai Yun Mu, yang berarti Sungai Mika.
Konon beliau menjadi Dewa pada usia 14 tahun, setelah Beliau menelan serbuk mika. Beliau merasakan tubuhnya ringan dan dapat melayang2 dari suatu puncak ke puncak gunung lainnya.
Di puncak gunung itulah Beliau mengumpulkan buah Dewa untuk ibunya yang sudah tua. Perlahan2 Beliau merasakan perubahan pada dirinya sehingga tidak perlu makan. Kaisar Wu Ze Tian yang mengetahui kesaktian He Xian Gu memanggil Beliau ke Istana.
Dalam perjalanan ke istana, Beliau lenyap dari pandangan orang biasa, dan menjelma menjadi Dewi. Beliau pernah menampakkan diri pada tahun 750 M, melayang diantara awan yang berkilauan diatas klenteng Magu (麻姑) di kota Guangzhou.
He Xian Gu dilukiskan sebagai seorang gadis yang cantik, membawa setangkai bunga mustika, kadang2 juga membawa kebutan, atau juga membawa keduanya.
2. Han Xiang Zi ((韓湘子)
Han Xiang Zi (韓湘子) adalah seorang sastrawan yang hidup pada zaman Dinasti Tang (618-907 M). Sejak kecil Beliau telah menunjukkan kepintarannya. Beliau mampu membuat bunga peoni mekar dengan warna yang indah selama beberapa hari, setiap permulaan musim dingin,
Beliau belajar ilmu kedewaan dari Lu Dong Bin.
Han Xiang Zi sering digambarkan membawa Dizi, seruling tradisional Tiongkok. Beliau juga sering disebut sebagai Dewa pelindung para penyuling. Han Xiang Zi juga merupakan pencipta karya musik Tao, yaitu Tian Hua Yin.
Selain itu, Beliau juga dikenal sebagai Dewa Pelindung Peramal.
Suatu ketika, Lu Dong Bin membawa Han Xiang Zi naik ke puncak pohon persik ajaib, Han Xiang Zi terpeleset jatuh. Dalam jatuhnya itu tiba2 Beliau telah menjadi Dewa. Han Xiang Zi dilukiskan dengan membawa seruling dan berwajah tampan, berpakaian seperti seorang yang terpelajar.
3. Lan Cai He (藍采和)
Lan Cai He (藍采和) sering digambarkan sebagai seorang yang berpakaian biru, salah satu kakinya tidak bersepatu. Ia seringkali digambarkan sebagai seorang anak laki-laki, namun dalam beberapa naskah maupun cerita, Ia juga sering digambarkan sebagai seorang anak perempuan.
Satu hal yang menjadi ciri khasnya tersendiri adalah keranjang bambu penuh dengan bunga. Beliau berkelana ke seluruh negeri sambil bernyanyi dan membawa sebuah keranjang buah. Itulah sebabnya Beliau dipuja sebagai Dewa Pelindung Penjual Bunga.
Dalam pengembaraannya Beliau bertemu dengan Li Tie Guai yang mengajarkan Beliau tentang ilmu kedewaan. Bersama2 dengan Li Tie Guai akhirnya Beliau menjadi salah satu dari 8 Dewa.
Lan Cai He juga sering digambarkan membawa sepasang kastanet bambu yang akan dikatupkan, dan membuat irama sambil menghentakkan kaki, mereka akan bernyanyi mengikuti irama tersebut. Sekelompok penonton akan mengikuti serta menonton pertunjukkan mereka tersebut.
Setelah pertunjukkan2 ini, mereka akan memberikan uang dalam jumlah besar sebagaimana diminta. Uang logam tersebut kemudian akan diuntai sehingga menjadi untaian panjang. Pada saat mereka berjalan, koin2 logam ini akan terlepas dari untaian tanpa diperdulikan oleh Lan Cai He, para pengemis lainnya kemudian akan memunguti uang tersebut.
4. Cao Guo Jiu (曹國舅)
Nama Cao Guo Jiu (曹國舅) mempunyai arti Paman Raja Cao. Nama asli Beliau adalah Cao Yi, bergelar Jing Xiu, dan pada zamannya Beliau lebih dikenal dengan nama Cao Jing Xiu; namun sering juga dipanggil dengan sebutan Gongbo (公伯).
Cao Guo Jiu adalah keturunan dari Cao Bin, seorang jendral pada awal zaman Dinasti Song, dan merupakan adik dari Permaisuri Cao, istri dari Raja Renzong pada pemerintahan Dinasti Song.
Pada akhirnya, Cao Guo Jiu mundur dari jabatannya di istana dan memilih pergi ke puncak gunung untuk bertapa. Selama masa pertapaannya, Beliau bertemu Dewa Zhong Li Quan dan Lu Dong Bin, yang mengajari Beliau ilmu kedewaan.
Setelah bertahun2 berlatih ilmu kedewaan, akhirnya Cao Guo Jiu berhasil menjadi Dewa. Cao Guo Jiu dilukiskan sebagai seorang pejabat tinggi Dinasti Song, sambil membawa plakat giok atau sebuah alat pengiring musik semacam castanet.
Untuk itulah Beliau sering dipuja sebagai Dewa Pelindung Seniman.
5. Li Tie Guai (李鐵拐)
Li Tie Guai (李鐵拐) mempunyai nama asli Li Suan (Li Yuan). Berasal dari San Zhou, hidup di zaman Dinasti Sui. Hari kebesarannya diperingati setiap tanggal 8 bulan 4 Imlek. Li Tie Guai disebutkan juga Tie Guai (Li si tongkat Besi) adalah salah satu dari 8 Dewa (Baxian).
Beliau sering ditampilkan sebagai seorang tua dengan wajahnya yang kotor, berjenggot panjang dan berambut acak2-an dengan pin emas. Beliau dilukiskan dengan membawa tongkat besi & buli-buli merah (berbentuk botol labu) di tangannya.
Walaupun dikenal pemarah, Li sangat murah hati dan sering menolong terhadap orang yang miskin, orang sakit dan mereka yang sedang kesusahan dan membutuhkan pertolongan. Ia menolong mereka dengan botol labu emasnya yang selalu dibawanya.
Li adalah murid dari Thay Shang Lao Jin. Beliau meninggalkan keduniawian & mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari “Tao Ying Suk” selama 40 tahun, seringkali berpuasa & bermeditasi. Diceritakan sebelum Li menjadi Dewa, Beliau adalah seorang pria yang tampan.
Namun suatu saat, ketika Beliau sedang bermeditasi, rohnya berjalan ke surga, untuk bertemu Dewa-Dewa lainnya. Beliau berpesan kepada muridnya bernama Li Qing agar menunggu selama 7 hari untuk roh nya kembali.
Apabila roh Beliau tidak kembali dalam waktu 7 hari, maka Li Qing ditugaskan untuk membakar raga Beliau; karena itu berarti gurunya telah menjadi Dewa. Namun baru 6 setengah hari, Li Qing telah membakar badan gurunya karena dia harus pergi menengok Ibunya yang sakit keras, dan ia tak berani meninggalkan jasad gurunya.
Ketika roh Li kembali, Beliau menemukan bahwa tubuhnya telah di kremasi dan Beliau harus masuk ke badan orang lain, yang pada saat itu kebetulan terdapat seorang pengemis yang baru meninggal karena kelaparan.
Oleh karena itu, Li sering ditampilkan sebagai seorang pengemis dengan pakaian compang-camping. Kemudian Thay Shang Lao Jin menampakkan diri & memberikan buli-buli merah berisi obat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit & tidak akan pernah kosong. Thay Shang Lao Jin mengangkat Li Tie Guai menjadi Dewa.
Sejak saat itu Li diberi tugas untuk menyembuhkan orang2 sakit. Li telah berkelana ke segala penjuru & dapat ditemukan dimana orang terbaring sakit dan orang miskin tertindas.
6. Zhang Guo Lao (張果老)
Zhang Huo Lao (張果老) adalah seorang pertapa Tao yang hidup bertapa di Gunung Zhongtiao (中条山). Sebelah tenggara Yongji, Shanxi di Hengzhou pada zaman Dinasti Tang (618-907 M). Zhang Guo Lao telah berusia ratusan tahun ketika Wu Ze Tian memerintah. Julukan “Lao” diakhir namanya berarti “Tua”.
Kaisar Taizong & Gaozhong dari Dinasti Tang berulang kali mengundang Beliau untuk hadir ke istana, tetapi Beliau selalu menolak. Akhirnya ketika Wu Ze Tian memerintah (690-705 M), Zhang Huo Lao bersedia turun gunung meninggalkan pertapaannya.
Tetapi dalam perjalanan, Beliau mendadak meninggal dunia dan tubuhnya membusuk dimakan ulat.
Beberapa kemudian hari Beliau muncul lagi di pegunungan Zhongtiao di Hengzhou dengan menunggang keledai, duduk menghadap ke belakang, dan dapat menempuh jarak ribuan mil dalam seharinya.
Ketika Beliau tiba di suatu tempat, keledainya dapat disulap menjadi selembar gambaran yang dapat dilipat dan dimasukkan ke dalam saku.
Zhang Guo Lao kembali ke gunung Hengzhou dan meninggal dunia disana pada tahun 746 M. Ketika beberapa muridnya membuka makam Beliau, ternyata jenazah gurunya telah lenyap dan makam itu telah kosong.
Zhang Guo Lao sering dilukiskan dengan menunggang keledai, duduk menghadap ke belakang, membawa alat musik bernama Yugu yang berbentuk bambu dengan 2 tongkat penabuhnya.
7. Zhong Li Quan (鐘離權)
Zhong Li Quan (鐘離權) dilahirkan di dekat kota Xian, Propinsi Shanxi pada zaman Dinasti Han pada tanggal 15 bulan 4 Imlek. Zhong Li Quan sering dikenal juga dengan nama Han Zhong Li (漢鐘離) karena Beliau dilahirkan pada zaman Dinasti Han.
Zhong Li Quan juga dikenal dengan sebutan Zheng Yang Zu Shi (正阳祖师) yang berarti “Leluhur Marga Yang yang sejati” dan Yun Fang Xian Sheng (云房先生) yang berarti “Penguasa Awan”.
Beliau telah menunjukkan tanda akan menjadi orang hebat sejak dilahirkan. Ketika Beliau mulai dapat berbicara, kalimat pertama yang diucapkan adalah “Kakiku telah mengembara hingga Istana Ungu para Dewa, namaku tercatat di istana Yu Huang Da Di”.
Beliau adalah seorang Jendral perang Dinasti Han. Kemudian Beliau pergi ke gunung Zhongnan & bertemu Dewa Li Tie Guai dan menjadi murid Beliau. Zhong Li Quan kemudian mempelajari ilmu kedewaan dan bahan kimia.
Setelah berhasil mempelajari semua ilmu tersebut, Beliau diutus turun gunung untuk mengamalkan ilmu & ajaran Tao untuk menolong umat manusia. Dengan menggunakan kesaktian kimia dan kipas saktinya, Beliau merubah batu menjadi koin perak dan emas untuk menolong manusia dari kemiskinan dan kelaparan.
Beliau kemudian menurunkan ilmunya kepada Lu Dong Bin. Ketika sedang bermeditasi, tiba2 tampaklah kereta giok yang membawa Beliau menembus awan yang berkilauan dan menjadi Dewa.
Zhong Li Quan sering dilukiskan sebagai seorang yang berbadan gemuk, berwajah ramah, berjenggot, memakai baju yang terbuka sehingga menampakkan perutnya dan selalu membawa kipas dari bulu.
8. Lu Dong Bin (呂洞賓)
Lu Dong Bin (呂洞賓) nama aslinya Lu Yan; juga sering dipanggil dengan sebutan Shunyang. Beliau lahir di Prefektur Jingzhao sekitar 796 M masa Dinasti Tang tahun Cheng Yuan ke 44 tanggal 14 bulan 4 Imlek.
Konon diceritakan bahwa saat Lu Dong Bin lahir, tercium harum seisi rumah, juga alunan musik merdu dari langit dan lintas sinar putih yang masuk ke dalam ruangan melalui tirai kamar pada saat ibu nya tengah melalui masa persalinan.
Beliau menjabat sebagai Bupati di masa pemerintahan Kaisar Yi Zhong (860-873 M). Pada tahun 874, Lu Dong Bin meletakkan jabatannya dan pergi berkelana. Beliau bertemu Zhong Li Quan yang mengajarkannya ilmu pedang.
Sejak saat itu Lu Dong Bin selalu tampak membawa pedang yang menjadi ciri khasnya dan memperoleh sebutan sebagai Chun Yang Zi (純陽子). Kemudian Zhong Li Quan mengajarkan “Tao Ying Suk” (ilmu dan ajaran Tao dalam mencapai pencerahan) kepada Lu Dong Bin di Gunung Zhongnan.
Setelah berhasil mencapai “Tao” dalam menyucian diri dan mencapai tahap pencerahan, Lu Dong Bin naik ke langit dan menjadi Dewa. Setelah menjadi Dewa, Lu Dong Bin sering menampakkan diri di sekitar sungai besar Yangtze dan Propinsi Zhejiang untuk menolong umat manusia.
Banyak perbuatan mulia yang telah dilakukan Beliau, namun Beliau tidak pernah menyebutkan namanya yang sebenarnya. Beliau lebih dikenal sebagai seorang ilmuwan. Hal ini tampak dari penampilannya yang berwibawa dan terpelajar.
Baca juga : Dewa Juga Sulit Menemukan Seorang Manusia Berakhlak Mulia
Dalam legenda 8 Dewa, Lu Dong Bin merupakan salah satu Dewa yang paling dikenal dalam lingkungan Tao. Tempat-tempat suci sebagai pernghormatan kepada beliau banyak ditemui di dataran Tiongkok.
Btw, Zhang Tao Ling itu bukan anggota 8 dewa ya /
ZHANG DAO LING atau nama panggilan hokkiannya THI TIEN SU adalah dewa pecipta agama Dao, beliau yang menyusun kitab suci agama Dao yg pertama
Dari 8 Dewa, favorit saya adalah Lu Dong Bin.
Kenapa ?