Last Updated on 27 September 2020 by Herman Tan Manado
Dalam tradisi budaya orang Tionghoa, bayi yang berumur satu bulan patut dirayakan. Perayaan untuk memperingati bayi berumur 1 bulan ini sering disebut dengan upacara “Man Yue“.
Orang tua yang berbahagia akan memperkenalkan kehadiran momongan baru mereka kepada teman dan sanak saudara mereka, sambil merayakan sebuah pesta telur merah. Secara tradisi, nama bayi tersebut juga akan diberitahukan pada saat itu juga.
Manyue, Sebuah Perayaan Telur Merah Untuk Bayi yang Baru Berusia Sebulan.
Tamu2 yang menghadiri acara pesta telur merah itu akan membawakan berbagai kado. Angpao umumnya diberikan kepada bayi laki-laki, sementara bayi perempuan akan diberikan berbagai perhiasan.
Para tamu undangan tidak meninggalkan pesta dengan tangan yang kosong, karena biasanya orang tua sang bayi akan memberikan “bingkisan” telur merah kepada mereka yang datang, untuk menandakan kebahagiaan dan sebuah permulaan hidup yang baru dengan hadirnya sang bayi.
Pesta telur merah berasal dari budaya Tiongkok jaman dulu. Sama seperti di negara2 lain, angka kematian bayi di Tiongkok pada jaman dahulu cukup tinggi, sebelum berkembangnya ilmu pengobatan modern pada abad ke-20.
Oleh karenanya, seorang bayi yang telah berusia 1 bulan kemungkinan besar (dianggap) dapat bertahan hidup sampai usia dewasa, makanya diadakan sebuah pesta untuk merayakan hal itu.
Secara tradisi, masa nifas (umur bayi 1 bulan, atau ketika seorang ibu istirahat selama sebulan setelah melahirkan tanpa keluar rumah) ini juga merupakan saat yang tepat untuk mengenalkan kembali sang ibu kepada masyarakat luar.
Orang Tionghoa percaya bahwa wanita2 akan berada dalam kondisi tubuh paling lemah sepanjang masa hidupnya, ketika sehabis melahirkan. Karena itulah, para ibu etnis Tionghoa biasanya beristirahat dalam rumah selama sebulan penuh pasca melahirkan tanpa keluar rumah.
Ini untuk memastikan agar mereka tidak jatuh dalam kondisi yang terlalu lelah, atau tidak terjangkiti oleh berbagai kuman penyakit dari dunia luar, yang dapat membahayakan kesehatan mereka pada saat tubuhnya dalam kondisi paling lemah.
Versi lain mengatakan, ketika satu bayi yang baru lahir, dan dia sudah bisa melewati 1 siklus gelap dan terang (yin yang, bulan gelap/mati dan bulan terang/hidup), atau tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek, bayi tersebut dianggap cukup kuat untuk terus tumbuh hingga usia dewasa.
Maka diadakanlah sebuah upacara syukuran (Man Yue) dengan membagikan telur merah, karena telur dianggap sebagai perlambang awal kehidupan. Pada hari tersebut kadang juga diikuti oleh tradisi mencukur rambut bayi.
Selain beristirahat, mereka umumnya mengonsumsi sup daging hasil rebusan dari kaki babi, ditambah dengan telur, cuka dan jahe. Kebanyakan dari ibu2 muda masa kini juga masih mengikuti cara tradisional ini sampai sekarang.
Pada jaman dulu, sesuai dengan pentingnya kehadiran seorang anak laki-laki (sebagai penerus marga) dalam tradisi orang Tionghoa, pesta telur merah kadang2 hanya dirayakan kepada bayi berjenis kelamin laki-laki saja.
Atau perayaan buat bayi laki-laki setidaknya lebih mewah dibanding bayi perempuan. Tetapi sekarang, pesta manyue dirayakan untuk bayi jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Dalam beberapa tahun terakhir, lingkungan/tempat merayakan pesta telur merah juga telah mengalami perubahan. Para orang tua mungkin akan memilih untuk merayakan pesta tersebut di sebuah restoran. Para orang tua juga dapat membawa telur rebus berwarna merah (merah tua, atau merah muda) dalam acara perayaan itu.
Telur dengan jumlah angka jamak adalah untuk bayi laki-laki, sementara telur dengan jumlah angka ganjil adalah untuk bayi perempuan.
Tradisi ini juga masih terlihat pada keluarga keturunan Tionghoa di Indonesia, dimana pada saat bayi mereka berusia satu bulan, biasanya mereka akan mengirimkan sepaket telur merah dan kue kepada sanak saudara atau kerabat yang memberikan kado kelahiran untuk sang bayi.