Last Updated on 9 January 2022 by Herman Tan Manado
Terapi tradisional bekam telah dikenal luas di masyarakat Indonesia dan dunia. Bekam merupakan salah satu metode terapi yang telah dikenal sejak jaman kuno di Tiongkok, Mesir, dan Timur Tengah. Terapi ini biasanya menggunakan cawan2 (cupping).
Pengobatan ini sudah ada ribuan tahun lalu, yang katanya efektif untuk meringankan rasa sakit serta nyeri otot. Caranya adalah dengan menyedot darah kotor di titik2 aliran (bagian tubuh) yang tersumbat. Darah kotor/darah beku ini biasanya berwarna kehitaman, encer/kental, bahkan berbentuk seperti gumpalan jeli/agar2.
Salah satu metode pengobatan Tiongkok kuno adalah menggunakan metode bekam. Seperti disebutkan Alexis Black dalam bukunya, “Ancient Chinese Technique of Cupping Offers Pain Relief Without Drugs or Surgery”, metode bekam sudah sangat populer sebagai pengobatan di Tiongkok pada abad ke-18.
Pada jaman Tiongkok kuno, mereka menyebut bekam sebagai “perawatan tanduk”, karena tanduk menggantikan kaca (yang ditempel pada bagian kulit tubuh).
Seorang Herbalis Tiongkok, Ge Hong (281-341 M), dalam bukunya yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris, “A Handbook of Prescriptions for Emergencies” menambahkan, di Tiongkok sendiri metode bekam sudah lama dipergunakan untuk mengeluarkan penyakit bisul.
Mereka menyebutnya teknik “jiaofa”. Demikian pula ketika Tiongkok dipimpin Dinasti Tang, bekam dipakai untuk pengobatan TBC paru2.
Sedangkan, dalam sejarah Mesir kuno yang ditemukan dalam catatan manuskrip papirus berusia 1550 SM, ternyata penggunaan metode bekam juga sudah dibahas. Teknik bekam merupakan dalam sebuah catatan medis kedokteran tertua di dunia, yakni Ebers Papyrus, seperti ditulis Curtis N, J (2005) dalam artikelnya, “Management of Urinary tract Infections”.
A. Ternyata Selebritas dan Atlet Dunia Juga Melakukan Terapi Bekam!
Metode terapi bekam bahkan sudah dilakukan oleh beberapa publik figur ternama di Hollywood, diantaranya aktris Demi M dan Gwyneth P, serta Britney S juga disebutkan pernah mencoba terapi tradisional ini. Dikutip dari Viva, Gwyneth mengatakan bahwa terapi bekam rasanya luar biasa dan tidak sakit.
Selain Gwyneth, ternyata bekam juga diminati sejumlah seleb Hollywood lainnya. Pada punggung Victoria B juga ditemui lingkaran coklat di punggung. Paris H, Lady G dan David A juga dikabarkan telah mengikuti sesi pengobatan tersebut. Bahkan, Jennifer A sengaja memakai gaun yang terbuka punggungnya usai dibekam di red carpet.
Di ajang Olimpiade Rio 2016, perenang Michael P, dan atlet senam Alex N asal USA, menunjukkan lingkaran2 merah bekas terapi bekam di tubuhnya.
B. Manfaat Terapi Bekam
Apakah terapi bekam ini betul2 bermanfaat? Hasil penelitian dan pendapat para ahli kesehatan dunia masih simpang siur, dan banyak pendapat pro dan kontra. Dari prespektif fisikologi Barat, bekam dapat membantu melonggarkan jaringan ikat atau fasia serta merangsang aliran darah ke permukaan. Pengobatan alternatif ini juga membantu merelaksasi jaringan dan sel2 di dalam tubuh.
Sebuah studi tahun 2014 oleh Beijing University of Chinese Medicine mengungkapkan bahwa terapi bekam punya efek jangka pendek yang positif dalam menurunkan intensitas nyeri, dibandingkan terapi panas atau obat2-an konvensional.
The British Cupping Society juga menyatakan bahwa bekam terbukti bermanfaat. Mereka juga mengklaim bahwa terapi bekam dapat membantu mengobati :
1. Gangguan darah, seperti anemia dan hemofilia
2. Penyakit rematik, seperti arthritis dan fibromyalgia
3. Kesuburan dan gangguan yang berhubungan dengan ginekologi (kandungan)
4. Masalah kulit, seperti eksim dan jerawat
5. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
6. Sakit kepala kluster, sebagian atau keseluruhan (migrain)
7. Kecemasan dan depresi
8. Penyumbatan bronkial yang disebabkan alergi dan asma
9. Pelebaran pembuluh darah (varises)
10. Terkena stroke (baik stroke ringan maupun berat) akibat penyumbatan darah.
Sebaliknya, The American Society menandaskan bahwa manfaat yang dirasakan setelah bekam tidak lebih dari sekadar efek plasebo. Dalam kata lain, hanya sugesti belaka.
Dalam satu laporan yang diterbitkan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine mencatat bahwa terapi ini memiliki banyak manfaat. Dalam laporan tersebut, peneliti asal Australia dan Cina mengkaji 135 studi yang membahasa tentang pengobatan alternatif ini antara tahun 1992 sampai 2010.
Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa bekam mungkin efektif ketika digabungkan dengan pengobatan lain, seperti akunpunktur atau obat2-an medis lainnya untuk mengatasi berbagai penyakit dan kondisi, seperti:
1. Herpes zoster (Cacar Ular)
2. Jerawat
3. Batuk
4. Dispenia (sesak napas)
5. Hernia (turun berok)
6. Spondylosis serviks (kerusakan ruas tulang leher)
7. Kekakuan wajah
Namun para peneliti tersebut mengakui bahwa dari semua studi yang mereka ulas mengandung tingkat bias yang tinggi.
Dari segi pengobatan Cina, aliran Qi (气), atau energi kekuatan dan aliran darah yang stagnan (tersumbat) dapat menyebabkan rasa sakit dan timbulnya penyakit. Pengobatan alternatif inilah yang membantu memperlancar sirkulasi Qi dan darah di daerah yang bermasalah. Karena itu, pengobatan alternatif dengan bekam dipercaya dapat memberi manfaat pada tubuh yang sedang sakit.
Baca juga : Akupunktur, Teknik Pengobatan ‘Tusuk Jarum’ Bangsa Tiongkok
C. Jenis dan Cara Melakukan Terapi Bekam
Terapi bekam dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara umum, baik bekam kering maupun basah dilakukan menggunakan cawan kecil yang ditempatkan di atas titik akupuntur (daerah yang bermasalah). Sebelum diletakkan di atas permukaan kulit, cawan akan dipanaskan terlebih dahulu.
Proses pemanasan ini dilakukan dengan memasukkan zat yang mudah terbakar, seperti alkohol, ramuan herbal, atau kertas tertentu ke dalam cawan, dan kemudian membakarnya dengan api. Tujuannya untuk menyedot udara (vacum) dalam tabung cawan.
1. Bekam kering
Menurut Ann Michele Casco, L.AC., seorang praktisi pengobatan tradisional Cina sekaligus ahli akupuntur, teknik bekam klasik disebut ba guan zi, yaitu bekam api, atau bekam kering.
Ketika api mulai mengecil dan akhirnya mati, terapis akan langsung menempel cawan secara terbalik di atas permukaan kulit. Cawan akan dibiarkan menempel di permukaan kulit selama beberapa menit.
Nantinya, udara di dalam cawan yang berangsur2 mendingin, akan menciptakan ruang hampa yang akan menarik kulit dan otot ke dalam cawan. Kulit yang tersedot ini akan memerah, karena pembuluh darah Anda merespon perubahan tekanan.
Supaya cawan bisa dengan mudah terlepas, terapis biasanya akan mengoleskan minyak pijat atau krim khusus sebelumnya ke kulit. Setelah itu, terapis akan menempelkan cawan silikon dan menggesernya ke seluruh tubuh secara berirama, untuk menciptakan efek seperti pijatan.
Selama pengobatan berlangsung, terapis mungkin akan meletakkan tiga sampai tujuh cawan di atas permukaan kulit Anda.
2. Bekam basah
Variasi bekam yang lebih modern yakni menggunakan pompa karet. Beberapa penelitian klinis dari Cina menunjukkan bahwa inovasi dalam teknologi bekam satu ini dinilai lebih nyaman untuk pasien.
Bekam basah dilakukan dengan menusuk atau membuat sayatan kecil pada kulit bekas bekam. Setelah itu, cawan kembali ditempatkan di atas permukaan kulit yang ditusuk atau disayat tersebut untuk mengeluarkan sejumlah darah. Darah yang keluar nantinya akan ditampung dalam cangkir cawan.
Darah yang keluar dari tusukan selama prosedur ini, dianggap sebagai darah kotor/darah beku.
Setelah cawan dilepas, terapis biasanya akan memberikan salep antibiotik dan menutupi daerah bekas bekam dengan perban. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi.
Entah itu bekam kering maupun basah, keduanya sama2 akan menimbulkan memar berwarna kemerahan atau keunguan di kulit. Memar ini bersifat sementara, dan umumnya akan hilang dalam kurun waktu ±10 hari setelah terapi.
Darah kotor/darah beku yang keluar dari di titik2 aliran (bagian tubuh) yang tersumbat, biasanya berwarna kehitaman, encer/kental, bahkan berbentuk seperti gumpalan jeli/agar2.
D. Amankah Terapi Bekam?
Menurut media Kompas (lewat liputan khususnya), terapi bekam dianggap relatif aman, terutama bila dilakukan oleh para profesional kesehatan yang terlatih. Namun, terapi ini memang memiliki beberapa efek samping. Potensi efek samping meliputi :
• Ketidaknyamanan ringan
• Luka bakar
• Memar
• Infeksi kulit
Masih menurut The British Cupping Society, ada beberapa kelompok orang yang tidak disarankan dan sebaiknya menghindari penggunaan terapi bekam :
• Wanita yang sedang menstruasi atau sedang hamil.
• Orang dengan kanker metastatik (kanker yang menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya).
• Orang yang mengalami patah tulang atau kejang otot.
• Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gagal organ, hemofilia, edema, kelainan darah, dan beberapa jenis penyakit jantung.
• Lansia dan anak2 dibawah umur 13 tahun.
Selain itu, orang dengan penyakit diabetes dan sedang menggunakan obat pengencer darah (akibat darah kental) juga harus berhati2 ketika ingin melakukan terapi ini. Bahkan, sebaiknya tidak mencobanya. Alih2 mendapatkan manfaat, melakukan pengobatan alternatif ini memiliki potensi memperparah kondisi penyakitnya.
Bagi orang yang memiliki kulit sensitif atau terlalu tipis, juga tidak cocok untuk melakukan pengobatan alternatif ini. Hal ini dikarenakan jaringan kulit yang tipis akan mudah rusak jika ditarik terlalu keras sehing berpotensi luka.
Organisasi ini juga mengatakan, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, terapi bekam sebaiknya tidak diterapkan ke bagian tubuh yang memiliki :
• Trombosis vena dalam
• Terdapat luka pada bagian kulit yang akan dibekam
• Bagian arteri
• Bagian tubuh dimana kita bisa merasakan denyut nadi/jantung
Sedangkan menurut American Cancer Society, jangan hanya mengandalkan terapi ini, dan menunda atau menghindari perawatan medis konvensional untuk kanker sebaiknya tidak dilakukan, karena mungkin akan menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Jika seseorang memang memiliki penyakit yang cukup berat, terapi ini sebaiknya hanya digunakan sebagai tambahan saja, dan tetap berkonsultasi pada dokter agar mendapat perawatan medis yang lengkap.
E. Bagaimana Melakukan Terapi Bekam Yang Aman?
Sebelum memastikan untuk bekam, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, seperti :
1. Kondisi/penyakit apa yang menjadi spesialisasi praktisi bekam tersebut?
2. Apa metode bekam yang digunakan?
3. Apakah fasilitasnya bersih? Apakah praktisi tersebut menerapkan ukuran keselamatan?
4. Apakah praktisi tersebut memiliki sertifikasi dan izin praktek?
Agar tetap higienis, praktisi bekam harus menggunakan celemek dan sarung tangan sekali pakai. Mereka juga wajib membersihkan peralatan bekam dan disterilisasi untuk memastikan tidak ada penyakit, seperti hepatitis dan H1V. Menurut Hipwee, bekam dapat dilakukan dengan aman selama terapis dan pasien memperhatikan hal2 berikut :
1. Pastikan tekanan darah normal, minimal 80mmHG.
2. Bukan untuk mengobati penyakit serius.
3. Tidak dalam keadaan kelaparan, kehausan, dan kekenyangan sebelum dan setelah bekam.
4. Memilih terapis yang terpercaya dan memiliki peralatan lengkap.
5. Pilih titik bekam yang paling tepat, bukan memperbanyak titik.
6. Mandi baru diperbolehkan 2 jam setelah berbekam, dan dengan menggunakan air hangat.
7. Bekam dilarang untuk wanita yang sedang haid, hamil dan masa nifas.
8. Dilarang dilakukan pasca donor darah, atau setelah mengalami kecelakaan.
9. Jangan dilakukan saat masih mengkonsumsi obat pengencer darah.
Baca juga : 7 Macam Obat Cina Legendaris dan Khasiatnya Yang Masih Banyak Dipakai (PART 1)
Terapi ini sebaiknya hanya digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada penyakit2 ringan. Jika ingin mencoba alternatif pengobatan dengan bekam, ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter Anda. Gunakan terapi bekam paling banyak 2-3 kali sebulan, karena efek lukanya bisa terasa membakar di bagian kulit yang dibekam.