Last Updated on 7 November 2022 by Herman Tan Manado
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa Festival Musim Semi atau Imlek merupakan awal dimulainya tahun yang baru. Apa yang diperbuat di awal tahun juga akan menentukan peruntungan di sepanjang tahun. Ada banyak hal yang tidak boleh dilakukan selama awal tahun baru Imlek.
Secara tradisi, terdapat cukup banyak pantangan yang berkaitan dengan festival tahun baru. Tetapi pada tahun-tahun belakangan ini beberapa larangan sudah mulai ditinggalkan, terutama di antara kalangan masyarakat urban yang modern di kota-kota besar dan di kalangan generasi muda.
Pantangan di Hari Tahun Baru Imlek
Inilah daftar 6 pantangan teratas yang pantang dilakukan di hari pertama Tahun Baru Imlek. Kebijaksaan pembaca diperlukan untuk menyikapi hal dibawah :
1. Hindari Minum Obat
Adalah hal yang tabu bagi seseorang untuk menyeduh obat herbal atau minum obat di hari pertama tahun yang baru. Jika tidak, orang tersebut diyakini akan jatuh sakit di sepanjang tahun.
Di beberapa daerah pedesaan Tiongkok, setelah berdentangnya lonceng2 di kuil tepat pada tengah malam di Hari Tahun Baru, orang yang sedang sakit memecahkan gerabah tempat obat dengan keyakinan bahwa dengan melakukan tradisi ini penyakit akan dibawa pergi menjauh dari tahun yang baru.
2. Jangan Menyapu atau Membuang Sampah
Kegiatan menyapu di hari tahun baru Imlek dikaitkan dengan hilangnya pula kekayaan, karena diyakini akan ikut tersapu bersih. Membuang sampah melambangkan dapat ikut terbuangnya semua peruntungan yang baik atau nasib baik dari dalam rumah.
3. Jangan Sarapan dengan Bubur
Dilarang menyantap bubur, karena ada anggapan bahwa hanya orang miskinlah yang menyantap bubur sebagai sarapan, dan orang tidak ingin memulai awal tahun dengan “kemiskinan” karena hal ini merupakan pertanda yang buruk.
4. Jangan Mencuci Pakaian dan Keramas Rambut
Orang tidak mencuci pakaian pada hari pertama dan kedua setelah tahun baru, karena konon kedua hari ini dirayakan sebagai hari ulang tahun Dewa Air (水神; Shuishen).
Mencuci pakaian dianggap tidak menghormati dewa air. Orang dahulu percaya bahwa air melambangkan kekayaan. Dipercaya bahwa menuangkan air setelah mencuci pakaian di tahun baru berarti mencurahkan (membuang) kekayaan!
Rambut tidak boleh dikeramas pada hari pertama tahun baru. Dalam Bahasa Mandarin, kata rambut (头发; Toufa) memiliki pengucapan dan karakter yang sama dengan kata Facai (发财), yang bermakna ‘menjadi kaya’.
Oleh sebab itu, ini dipandang sebagai hal yang tidak baik, karena dianggap “mencuci bersih keberuntungan seseorang” di awal tahun.
5. Dilarang Melakukan Pekerjaan Jahit Menjahit
Hindari penggunaan pisau dan gunting agar tidak celaka, entah seseorang bisa terluka atau rusaknya peralatan. Hal ini dianggap bisa membawa kepada ketidakberuntungan di tahun baru.
Selain itu, dipercaya bahwa tahun yang akan datang akan menjadi “tahun yang sulit” (dengan banyak jahitan).
6. Anak Perempuan yang Sudah Menikah Tidak Diperbolehkan Berkunjung ke Rumah Orang Tuanya pada Hari Imlek
Anak perempuan yang sudah menikah tidak diijinkan berkunjung ke rumah orang tuanya pada saat hari Imlek, karena diyakini akan membawa nasib buruk kepada orang tua dan menyebabkan kesulitan ekonomi dalam keluarga tersebut.
Menurut tradisi, anak perempuan yang sudah menikah berkunjung ke rumah orang tuanya pada hari kedua tahun baru Imlek.
♦ Selain ke 6 hal diatas, masih terdapat 11 hal lain yang juga Ditabukan selama Festival Imlek!
Selama Festival Musim Semi (dimulai dari hari ke-1 hingga hari ke-15 Tahun Baru Imlek) juga berlaku beberapa pantangan sebagai berikut :
1. Tangisan anak dipercaya akan membawa kemalangan ke dalam keluarga. Oleh sebab itu orang tua akan melakukan apapun yang terbaik untuk menjaga agar anak tidak menangis dengan semua cara yang mungkin.
2. Jangan memotong rambut menjelang Imlek. Menurut kepercayaan, kita tak boleh memotong/menggunting rambut pada saat tahun baru Imlek; alasannya keberuntungan kita disepanjang tahun akan ikut terpotong juga, seperti yang sudah dijelaskan No.4 diatas.
3. Kunjungan ke rumah sakit selama periode ini juga diyakini akan membawa penyakit kepada orang yang bersangkutan di tahun yang baru. Oleh sebab itu, hindari melakukan kunjungan ke rumah sakit, kecuali dalam keadaan darurat!
4. Pencuri : Jangan biarkan orang lain mengambil apapun langsung dari saku Anda (termasuk uang) selama Festival Musim Semi. Berhati-hatilah agar Anda tidak kecopetan, karena hal ini pertanda akan adanya pencurian terhadap seluruh kekayaan Anda di tahun yang baru.
5 Hutang : Jangan meminjamkan uang di hari tahun baru, dan usahakan semua hutang harus dibayar lunas sebelum malam tahun baru. Jika ada seseorang yang berhutang uang kepada Anda, jangan datang menagih ke rumahnya. Orang yang melakukan hal ini dikatakan akan sial sepanjang tahun.
6. Tempat penyimpanan beras tidak boleh kosong. Jika tidak, akan megakibatkan ketidakpastian dan masa depan yang suram. Berhenti atau tidak memasak selama periode tahun baru merupakan pertanda yang buruk.
7. Pakaian yang robek : Jangan mengenakan pakaian baru yang robek. Jika ada yang mengenakannya di bulan pertama tahun yang baru, terutama anak-anak, dikatakan akan membawa nasib buruk dan kemalangan.
8. Jangan terluka : Terluka selama Festival Musim Semi harus dihindari, karena darah dianggap sebagai pertanda buruk akan datangnya malapetaka, seperti luka karena pisau atau bencana berdarah lainnya.
9. Jangan mengenakan pakaian berwarna putih atau hitam, karena sesuai tradisi ke-2 warna ini berkaitan dengan hal perkabungan.
10. Jangan memberi hadiah seperti gunting dan cermin, karena benda-benda ini memiliki makna yang tidak baik dalam budaya Imlek.
11. Hindari memecahkan barang pecah belah, karena dipercaya akan mendatangkan perpecahan, perpisahan, atau nasib buruk. Memecahkan mangkuk, piring, gelas, vas, atau cermin selama tahun baru Imlek dianggap sebagai pembawa nasib buruk, perpisahan keluarga, atau kerugian moneter.
Jika ada sesuatu yang rusak secara tidak sengaja, orang biasanya akan menggunakan kertas merah untuk membungkus pecahannya, dan kemudian mengucapkan “Sui sui ping an” (岁岁平安) yang berarti ‘sepanjang tahun aman dan sehat’.