Last Updated on 27 September 2021 by Herman Tan Manado

Keriuhan terjadi di kota Jingzhou, Provinsi Hubei, Tiongkok. Ini akibat patung “Dewa Perang” setinggi 190 kaki, Guan Yu (关公), yang hendak di relokasi. Patung tokoh jaman Sam Kok (三国) tersebut dibuat dari perunggu pada tahun 2016, dengan biaya US$ 26 juta (~Rp 370 miliar).

Belakangan terungkap bahwa patung itu ternyata didirikan secara illegal. “Dalam aturannya, kota Jingzhou memang melarang adanya bangunan yang lebih tinggi dari 78 kaki,” tulis media Insider, 24/9/2021.

Entah mengapa, pembuatan patung Dewa yang disegani ini berhasil dilakukan. Kemungkinan pada waktu itu terdapat “celah hukum”, yang membuat proyek patung Guan Yu tersebut bisa terus berlangsung.

Di sisi lain, sejumlah warga lokal juga menganggap bahwa patung itu merusak estetika dan budaya sejarah kota Jingzhou. Ini sama halnya seperti yang dikatakan Pemerintah pusat Tiongkok dan Kementerian Perumahan serta Pembangunan Pedesaan setempat.

Alhasil, patung Guan Yu tersebut kini dibongkar dan dipindahkan dari lokasi aslinya di Taman Guan Gong. Eksekusi pemindahan memakan biaya sekitar 155 miliar Yuan, atau US$ 46 juta (~Rp 654 miliar)!

Berikut foto2 patung tersebut ketika masih berdiri :

Patung Dewa Perang Guan Yu di Jingzhou, Hebei, Tiongkok, ketika diresmikan pada 11 Juli 2016 (foto : screenshoot twitter @garfxist)

Baca juga : Inilah Patung Guan Yu Terbaru Yang Dibuat Seberat 1320 Ton!

Kala itu, patung yang disembah masyarakat Tiongkok sebagai “Dewa Perang” ini dibuat oleh perancang terkenal, Han Meilin, setinggi 190 kaki (58 meter), dan terbuat dari 4000 keping lempeng tembaga yang terpaku di seluruh sisi badan patung!

Sementara desain alas dari Patung Guan Yu sendiri terlihat seperti sebuah kapal perang yang sedang berlayar di lautan. Di dalam area bangunan alas seluas 83.000 m² itu terdapat museum dan kuil khusus untuk menghormati Beliau.

Patung ini divisualisasikan seperti tampak sedang mengawasi keadaan kota beserta penduduknya, dengan wajah-Nya yang garang, serta jenggot panjang yang terurai dan mantel yang mengalir; lengkap dengan senjata goloknya yang terhunus (关刀; Guan Dao).

Sebagai info, berat senjatanya Green Dragon Crescent saja mencapai 136 ton!

Saat dipindahkan, beberapa foto pun tersebar di Weibo (Twitternya Tiongkok). Terlihat, bagaimana proses relokasi berlangsung, dimulai dari bagian kepala patung. Rencananya, patung raksasa tersebut akan dibawa ke kawasan wisata Dianjiangtai (点将台), sekitar 5 mil dari kota itu.

Berikut potretnya ketika relokasi dilakukan :

Patung Dewa Perang Guan Yu di Jingzhou, Tiongkok, ketika mulai dibongkar (foto : screenshoot via weibo).

Negeri tirai bambu memang banyak mengoleksi banyak patung raksasa. Mulai dari patung2 Buddha, hingga patung Dewa-Dewi setempat yang populer. Selain itu ada juga patung pendiri Tiongkok, Mao Zedong, replika patung singa sphinx Mesir berukuran penuh, dan patung Marilyn Monroe raksasa.

Ini menjadi semacam fenomena di beberapa kota besar di Tiongkok. Dilansir dari Worldcrunch, dalam beberapa tahun terakhir, otoritas lokal di Tiongkok sering berlomba untuk menciptakan IP (intellectual property; atau kekayaan intelektual), dalam bentuk bangunan monumental di kota mereka.

Lambat laun, perlombaan ini malah menimbulkan konsekuensi negatif, karena kebanyakan tidak ditujukan untuk kepentingan masyarakat setempat.

Mirisnya, gedung2 tinggi pemerintah yang selama bertahun2 menjamur di berbagai pelosok Tiongkok, muncul di kota2 regional termiskin negara tersebut.

Inilah yang membuat munculnya istilah white elephants, yakni proyek pembangunan monumental besar-besaran yang tidak terpakai. Patung raksasa Guan Yu adalah salah satu contohnya.

Baca juga : Inilah Patung Guan Yu Terbaru Yang Dibuat Seberat 1320 Ton!

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?