Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Pemilihan Koko Cici Jakarta sempat vakum setahun pada 2014 lalu karena di stop oleh Bapak Basuki Tjahaja Purnama (Wakil Gubernur DKI saat itu).
Kini, Pak Ahok mengatakan bahwa Koko Cici Jakarta boleh dilaksanakan kembali, tetapi tidak menggunakan dana dari APBD. Untuk itu di tahun 2015 ini Pemilihan Koko Cici Jakarta dilaksanakan dengan menggunakan dana dari Swadaya dan Sponsor.
Rangkaian pemilihan Koko Cici Jakarta siap digelar kembali bertepatan dengan nuansa perayaan Imlek; dimana malam Grand Finalnya akan direncanakan berlangsung pada 24 Maret 2015. Sedangkan pada kegiatan Imlek bulan Februari nanti akan diadakan roadshow ke berbagai pusat perbelanjaan di Jakarta.
Untuk pemilihan Koko Cici Jakarta 2015 sendiri akan mengambil tema “Harmony in Heritage”. Proses pendaftaran akan dibuka untuk umum mulai tanggal 20 Januari 2015.
Untuk selanjutnya akan ada proses audisi, dan para finalis yang terpilih akan mengikuti rangkaian kegiatan, mulai dari karantina hingga malam Grand Final.
Syarat Pendaftaran untuk mengikuti proses audisi Koko Cici Jakarta 2015 :
1. Siapapun boleh mendaftar (TIDAK harus keturunan Tionghoa) dengan berbagai latar belakang ras, suku, budaya dan agama serta tidak dipungut biaya.
2. Warga Negara Indonesia (Tionghoa/non-Tionghoa), rentang usia 18-25 tahun, minimal lulusan SMA/sederajat, tinggi minimal 170 cm (Koko) atau 165 cm (Cici).
3. Berpenampilan menarik, berpengetahuan luas, sehat jasmani dan rohani, menguasai bahasa asing (tidak mutlak harus bisa bahasa Mandarin; namun, akan merupakan nilai tambah tersendiri jika seorang peserta mampu berbahasa Mandarin), dan belum menikah.
4. Berkomitmen untuk berkontribusi memajukan dan melestarikan kebudayaan, khususnya kebudayaan Tionghoa.
5. Siapkan data diri berupa KTP DKI Jakarta (atau kartu mahasiswa/surat keterangan domisili di DKI Jakarta; bagi pendaftar yg tidak memiliki KTP Jakarta, harap menyertakan fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan dari universitas/perusahaan yang berlokasi di DKI Jakarta).
6. Pas foto 3X4 (6 lembar) latar merah, fotokopi Kartu Keluarga, fotokopi akte lahir.
7. Foto 4R close up, seluruh badan, tampak samping (background putih, pakaian formal/casual, sopan).
8. Fotokopi ijazah terakhir atau transkrip nilai terakhir, Curiculum Vitae, Fotokopi Kartu Keluarga, Fotokopi Akte Kelahiran.
9. Seluruh kelengkapan berkas dimasukkan dalam map merah (Koko) dan kuning (Cici).
Formulir dapat diambil dan dikumpulkan pada saat Roadshow di kampus, mall, atau lokasi tertentu yang ditunjuk Pendaftaran dibuka hingga 5 Maret 2015 dan tidak dikenakan biaya. Siapakah yang akan menjadi kandidat Koko Cici Jakarta selanjutnya? Siapkan diri kamu untuk mengikuti pemilihan Koko Cici Jakarta 2015 dan melanjutkan bakti kami. SEGERA! Pemilihan KOKO CICI JAKARTA 2015.
Sekilas Tentang Koko Cici Jakarta
Koko Cici Jakarta adalah generasi muda Indonesia yang berperan sebagai duta pariwisata, duta sosial dan duta budaya yang peduli terhadap pelestarian dan pengembangan kebudayaan Tionghoa di DKI Jakarta dan Indonesia.
Koko Cici Jakarta berdiri sejak Pemilihan Koko Cici Jakarta pertama kali yang diadakan pada tahun 2002 oleh Bapak Sarimun selaku Walikota Jakarta Barat pada waktu itu, Ibu Ernawati Sugondo, Bapak Edi Rusli, Bapak Suryadi dan Bapak Husein hingga tahun 2014.
Informasi lebih lanjut : (1) Website : kokocicijakarta.org (2) Twitter : @kocijakarta
kegiatan Positif harus banyak gambar (foto-foto) dan video.
satu gambar identik 10 ribu kata-kata . satu video wakili 1 juta kata.Semoga bisa buat link ke video .
Menurut saya, namanya juga Koko & Cici, harus ada keturunan Tionghoanya dong. Sedikit atau banyak nah itu baru fleksibel deh. Agama & suku aja yang benar-benar ‘free’.
Setuju. Bukan berarti membatasi tapi Cici Koko yang khas kan budaya dan keetnisannya. Ibarat nyari Putri Solo tapi bisa bukan orang Jawa. Ini berbeda dengan lomba Putri Indonesia yang disaring per teritori bukan berbasis etnis.
Mengenai bahasa, mungkin agak sulit. Secara pribadi lebih afdol kalau peserta bisa menguasai sedikit (tidak harus sempurna) dialek Tionghoa, entah Hakka, Tio Ciu, atau Hokkian, sukur2 bisa Mandarin. Tapi agak sulit juga karena kita sudah mengalami de-Cinanisasi di Orde Baru sehingga semakin sedikit yang bisa menguasai salah satu dialek. Ibarat Putri Solo kalau gak bisa ngomong Jawa ya kurang jos…
But anyway, it is just a game…. So, why so seriousssss!
kalo diharuskan untuk keturunan tiong hoa, berarti acara ini tidak eligible untuk diadakan di Indonesia dong. Ajang lain seperti abang none juga tidak mengharuskan pesertanya harus keturunan betawi, bahkan abang jakarta yang orang papua pun ada.
kalu harus tionghoa berarti rasis dong -_- menyimpang dari tujuan awalnya mengharmoniskan hubungan tionghoa dan non