Selama 800 tahun perjalanan Dinasti Zhou 周 (1045-221 SM), dibagi menjadi 3 periode besar, yang masing2 disebut Periode Zhou Barat 西周 (1045-770 SM), Periode Musim Semi dan Gugur (770-476 SM), dan Periode Negara-Negara Berperang (475–221 SM).
Periode Musim Semi dan Gugur, atau Chunqiu Shidai 春秋时代, atau Spring and Autumn Period, adalah masa2 kejayaan bagi munculnya filosofi2 kunci, sekolah2 atau aliran pemikiran, dan ide2 relijius, saat sebuah negara kecil mulai berkembang dan hidup dalam kedamaian.
Periode ini merupakan jaman akhir penghujung Dinasti Zhou di Tiongkok. Adapun Jaman Musim Semi dan Gugur mendapat namanya karena nama sebuah tulisan karya terkenal dari jaman itu, Chun Qiu.
Periode ini disebut “Jaman 5 Raja Besar Chun Qiu” (Five Hegemons), karena pada masa itu terdapat 5 Kerajaan, yakni Wu (齐), Qin (秦), Jin (晋), Chu (楚), dan Song (宋), yang saling berebut pengaruh dan kekuatan diantara wilayah Negara2 kecil lainnya (yang berjumlah sekitar 40-an), yang pada akhirnya satu persatu ditaklukkan (dianeksasi) oleh Negara mereka.
Kelima Raja Negara besar itu adalah Adipati Mu dari Qin (秦穆公), Adipati Wen dari Jin (晋文公), Raja Zhuang dari Chu (楚庄王), Adipati Huan dari Qi (齐桓公), dan Adipati Xiang dari Song (宋襄公). Pada umumnya, mereka masih mengakui kerajaan Zhou (yang sudah melemah), tetapi beberapa ada pula yang sudah tidak mengirimkan upeti rutin.
Diantara mereka, Negara Qi 齊 dan Chu 楚 adalah yang terkuat dan paling ditakuti. Negara Qi menguasai negara2 kecil di wilayah utara, sementara Negara Chu menguasai wilayah2 di wilayah selatan. Cara saling berebut pengaruh Negara Qi dan Chu pun berbeda.
Negara Qi menggunakan cara memberikan bantuan kepada negeri2 kecil lain, seperti menyelesaikan konflik politik di negeri lain, ataupun membantu negeri lain dari serangan musuhnya, sehingga akhirnya membuat perserikatan diantara mereka.
Sedangkan Negara Chu menggunakan cara2 teror (membuat ketakutan), seperti lewat unjuk kekuatan militer pasukannya (juga lewat kampanye/invasi), sehingga membuat negara2 kecil menjadi gentar, dan akhirnya takluk.
A. Sejarah Periode Musim Semi dan Musim Gugur
Pada tahun 771 SM, setelah Raja You dari Zhou mengganti istrinya dengan seorang selir, ibukota diserang oleh ayah mertuanya yang merupakan penguasa sebuah daerah yang bernama Shen, dan suku nomaden yang disebut Quanrong.
Para penguasa beberapa wilayah di kerajaan tersebut memproklamirkan anak lelaki sang ratu, yang bernama Ji Yijiu, sebagai Raja baru.
Ibukota dipindah ke arah timur pada 770 SM dari Haojing (di Xi’an) ke Luoyang yang sekarang termasuk dalam Provinsi Henan (penanda dimulainya Dinasti Zhou Timur pada 770-221 SM). Penurunan Raja dari jabatan dan pemindahan ibukota, menandai berakhirnya kekuasaan klan Ji di semua wilayah.
Setelah tahun 771 SM, Dinasti Zhou menjadi pemimpin klan terkemuka.
B. Awam Periode Musim Semi dan Musim Gugur
Periode Musim Semi dan Musim Gugur adalah awal era Dinasti Zhou Timur 東周.
Selama periode ini, Kerajaan Zhou mencakup hingga wilayah Sungai Yangtze, dan utamanya berpusat pada sisi timur Sungai Kuning (lihat peta Zhou Timur dibawah). Raja pertama yang memerintah di ibukota timur, Luoyang, disebut bernama Raja Ping.
Raja2 Zhou memerintah sebagai penguasa boneka. Meskipun klan dinasti memiliki sebagian kecil wilayah mereka sendiri di Luoyang, wilayah mereka terlalu kecil untuk membangun pasukan. Mereka sangat bergantung pada wilayah2 sekitarnya sebagai pertahanan.
Di jamannya, mereka juga melakukan upacara ritual keagamaan kuno.
C. Organisasi Politik
Seluruh kerajaan Zhou pada dasarnya terpusat di sisi timur Sungai Kuning. Wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa wilayah kekuasaan dan kerajaan.
Struktur politik yang berjumlah belasan negara bagian, pada awal era tersebut cukup longgar. Perwakilan penguasa dari wilayah2 (negara) yang kuat, dan perwakilan dari wilayah2 (negara) yang lebih lemah sering mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan hukum, aturan, dan permasalahan2 lain.
Terkadang, pemimpin dari wilayah (negara kecil) yang berpengaruh besar akan dianggap sebagai hegemoni selama masa krisis dan perang. Pada masa ini, wilayah yang berada di garis depan, seperti (negara) Qin, menjadi lebih kuat karena memiliki ruang untuk ekspansi.
Saat itu, ada banyak persaingan dan peperangan diantara mereka.
D. Peristiwa Besar Pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur
Pada dasarnya, Kaisar Zhou adalah penguasa boneka semata (ceremonial figureheads), meskipun mereka memang memiliki sedikit wilayah milik mereka sendiri di Luoyang. Wilayah yang mereka kuasai terlalu kecil untuk membangun pasukan yang cukup besar untuk melindungi mereka, sehingga sangat tergantung pada wilayah2 lain di sekitar.
Mereka juga sering mengadakan upacara keagamaan kuno yang menyembah langit dan bumi. Masyarakat disana waktu itu percaya bahwa mereka betul-betul memiliki kekuatan magis, karena merupakan perwakilan surga sebagai dewa.
Selama sekitar ±300 tahun Periode Musim Semi dan Musim Gugur, banyak wilayah-wilayah kecil perlahan menyatu karena kampanye penaklukan (dilakukan negara2 yang lebih kuat).
Terdapat banyak persaingan dan peperangan. Sekitar tahun 550 SM, ada 4 kekuatan besar: Qin 秦 di Barat, Jin 晉 di bagian tengah, Chu 楚 di Selatan, dan Qi 齊 di bagian timur.
Pada tahun 497 SM, para bangsawan Jin memulai perang sipil (saudara). Tahun 453 SM, hanya ada 4 wilayah utama di Jin, dan pada tahun tersebut, 3 klan yang lebih lemah (bergabung untuk) menghancurkan klan kuat, sehingga hanya tersisa Han, Wei, dan Zhao. Tahun 403 SM, mereka membagi wilayah Jin untuk (kepemilikan) masing2.
Kejadian ini menyisakan delapan wilayah pada bekas wilayah kerajaan Zhou, yakni : Han, Wei, Zhao, Qin, Chu, Yue, Qi, dan Yan, dimana semuanya berlokasi di sekitar Beijing saat ini (utara).
Ketika Raja Wu dari Zhou (周武王, Zhou Wu Wang) berkuasa sebagai Kaisar pertama dinasti Zhou (1046 SM), Ia menghapuskan gelar “kaisar” (皇帝, Huang Di) dari dinasti Shang, sehingga menjadikan “Raja” (王, Wang) sebagai penguasa tertinggi dinasti Zhou.
Di bawah Raja, terdapat 5 level jabatan dibawahnya, yakni :
• Duke (公, gōng)
• Marquis (侯, hóu)
• Count/earl ( 伯, bó)
• Viscount (子, zǐ)
• Baron (男, nán)
E. Penghujung Periode Musim Semi dan Musim Gugur
Menurut catatan sejarah, tahun 481 SM diperkirakan sebagai akhir dari Periode Musim Semi dan Musim Gugur. Awal dari kemunculan periode Raja Yuan dari Zhou pada tahun 475 SM, adalah tanggal yang diterima secara umum. 403 SM adalah tahun ketika wilayah Jin resmi dibagi menjadi Zhao, Wei, dan Han.
F. Pecahnya Wilayah Jin (455-403 SM)
Wilayah Jin adalah wilayah terbesar di Tiongkok Utara bagian tengah selama pertengahan Dinasti Zhou. Tapi penguasa adipati Jin kehilangan kekuasaan dan gelar kebangsawanannya.
Pertikaian dan peperangan dalam memperebutkan pengaruh dan wilayah diantara Negara2 pada jaman ini, terus berlanjut sampai ke masa “Periode Negara-Negara Berperang” (476-221 SM).
G. Filosofi dan Agama
Periode Musim Semi dan Musim Gugur dikenal sebagai masa “Seratus Sekolah Pemikiran”. Selama awal hingga pertengahan era ini, banyak wilayah/negara kecil memiliki bahasa mereka masing2. Latar belakang suku dan budaya memungkinkan banyak aliran pemikiran untuk hidup (eksis) secara bersamaan.
Karena ada masa damai, masyarakat dapat berdiskusi dan mengajarkan ide-ide mereka dengan bebas. Periode Musim Semi dan Musim Gugur adalah masa kejayaan bagi perkembangan filosofi dan agama. Filosofi besar muncul dan diwariskan ke kekaisaran2 kemudian, yakni : Legalisme, Konfusianisme, dan Taoisme.
Aliran pemikiran utama yang lain, seperti Mohisme, Budhisme, dan lainnya yang tak kita ketahui, tidak diwariskan ke kekaisaran berikutnya.
1. Konfusianisme
Konfusianisme mungkin adalah sekolah besar pertama yang muncul diantara tiga aliran pemikiran.
Konfusius mungkin adalah tokoh filosofi pertama yang berpengaruh, dan pengajarannya bertahan dan diterima secara luas hingga pada era ini.
Dalam Kumpulan Kesusastraan, sebuah buku yang berisi kutipan2 perkataannya, diketahui bahwa Ia tidak mencetuskan filosofi apapun. Ia hanya mengajarkan ajaran kuno kepada murid-muridnya. Ia hanya ingin mereka mempelajari naskah kuno.
Ia berkata ingin mengembalikan dan mengajarkan doktrin Mandat Langit. Kepercayaan penting dari filosofi politisnya adalah bahwa Langit akan memilih satu orang dari klannya untuk memimpin. Ia mencampur teologinya dengan idenya tentang politik.
Ia menganjurkan setiap orang untuk bertingkah laku sesuai peran mereka dalam masyarakat. Ia berkata bahwa jika mereka melakukannya, akan ada harmoni, kemakmuran, dan kebahagiaan.
2. Legalisme
Ide-ide Legalis tak diterima dimanapun. Sebuah filsafat Antitesis utama kemudian dikembangkan oleh penguasa di Qin setelah Shang Yang (390-338 M) menjadi penguasa.
Pengajaran ini membenarkan sikap untuk tunduk pada kaisar, dan membenarkan perang total. Sebuah birokrasi terpusat ditekankan dan orang2 diperbudak untuk proyek konstruksi besar demi memperkuat kekaisaran.
Legalisme mengajarkan bahwa peran utama rakyat dalam hidup adalah untuk mengikuti semua aturan Kaisar, dan karena itu mereka menyingkirkan hubungan keluarga, kebebasan, dan etika budaya yang diterima diseluruh wilayah kekuasaan mereka.
3. Filosofi Taoisme
Filosofi besar lain yang menjadi dasar agama disebut Taoisme. Guru pertamanya bernama Laozi (老子). Ada pendapat berbeda tentang apakah ia lahir selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur atau setelahnya.
Dikatakan bahwa Laozi menulis Dao De Jing (道德经), tapi sejarawan masih mendebatkan kapan Laozi hidup, dan apakah ia benar-benar orang (pelaku) dalam sejarah.
Kebanyakan orang menempatkannya hidup sejaman dari filosofis Konfusius. Mereka berpendapat, bahwa beliau hidup sekitar tahun 600 atau 450 SM (abad ke 6 hingga 4 SM). Versi lain mengatakan bahwa beliau hidup pada sekitar tahun 380 SM.
Diperkirakan bahwa filosofis Taois lain yang bernama Zhuangzi (庄子), menulis Zhuangzi.
Dikatakan bahwa Taoisme tak dianggap sebagai sekolah agama dan filsafat yang sistematis, hingga masa Dinasti Han. Pada era Han, Dao De Jing dianggap sebagai kitab utama Taois dan Zhuangzi dianggap sebagai kitab suci sekunder.
Baca juga : Dinasti Qin, Dinasti Kekaisaran Pertama di Tiongkok
Ada rekomen novel aslinya dalam bahasa indo?