Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado

Hong Yi, yang memiliki nama panggilan ‘Red‘, adalah seniman arsitek asal Malaysia. Dia diberi julukan karena namanya, ‘Hong’, terdengar seperti kata ‘merah’ dalam bahasa Mandarin.

Kakek dan ayah Hong Yi meninggalkan Shanghai, China pada tahun 1960-an selama awal Revolusi Kebudayaan, lalu pindah ke Malaysia, tempat di mana ia akhirnya dilahirkan dan dibesarkan.

Setelah tumbuh dewasa, ia mendengar cerita tentang bagaimana kehidupan di China, tetapi tidak pernah membayangkan bagaimana suatu hari dia akan pergi ke China untuk bekerja.

Setelah lulus dari universitas Melbourne Australia dengan gelar Master Degree in Architecture pada tahun 2010, ia mengambil tawaran untuk bekerja pada Australian Architecture Firm Hassel di salah satu Kantor Cabangnya yang terletak di Shanghai.

Hong Yi akhirnya mulai menciptakan karya seninya dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang setiap hari ditemuinya.

hong yi with jackie chan
Hong Yi ketika foto bersama aktor terkenal Jackie Chan; dimana dia membuat lukisan beliau dengan menggunakan 64 ribu batang sumpit yang tampak seperti tirai gorden secara khusus, pada HUT Jackie Chan yang ke-60 dalam acara konser amalnya 7 April 2014 lalu.

Dikenal sebagai artis yang suka melukis, tapi tidak dengan ‘kuas’, karya-karyanya telah ditampilkan oleh berbagai media di seluruh dunia seperti Huffington Post, Wall Street Journal, ABC, CNN, NBC, dan Daily Mail. Karya seninya yang telah diunggah ke situs video Youtube dan Youku telah dilihat oleh jutaan orang.

Dia pernah bekerja dengan klien seperti Hewlett Packard, Unilever, Nespresso, AT & T, BBDO, Mercedes Benz, Esquire dan Astro.

Lalu pernah diundang sebagai presenter pada acara 6th and 7th EG Conference di Monterey California, TEDxkl 2013 di Kuala Lumpur Malaysia, APEC Young Entrepreneur’s Summit 2013 di Beijing China, dan memberikan kuliah umum di perguruan tinggi design universities Domus Academy and NABA di Milan Italia.

Red Hong Yi saat ini menjalankan studio desainnya sendiri serta tinggal dan bekerja antara Shanghai dan Malaysia. Dia ingin terus menggunakan bahan-bahan yang biasa dan sering diabaikan sebagai objek untuk membuat seni yang indah dan melalui seni dan internet, yang menghubungkan orang di seluruh dunia.

Foto : redhongyi.com

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?