Last Updated on 16 August 2021 by Herman Tan Manado
Marga Chen (Hanzi : 陈 atau 陳, Hanyu pinyin : Chen) adalah sebuah nama marga Tionghoa yang umum digunakan.
Marga Chen juga merupakan marga dengan jumlah pengguna terbanyak ke 5 di China (belum termasuk dengan masyarakat perantauan di luar China); sementara di Taiwan marga Chen (umumnya di Taiwan menggunakan dialek Hokkian : Tan) merupakan marga dengan jumlah pengguna terbanyak.
Menurut sejarah, marga ini berasal dari Gui (Hanzi : 媯, Hanyu pinyin : Gui) yang merupakan marga Tionghoa kuno untuk keturunan Kaisar Shun yang bernama Gui Man.
Saat itu Raja Wu dari Kerajaan Zhou yang bernama Zhou Wuwang mendirikan Dinasti Zhou (1066 – 221 SM), lalu menikahkan anaknya kepada Gui Man (nama lain : Hugong). Beliau memberikan tanah kepada keturunannya untuk membangun Negara mereka sendiri.
Keturunan Hogong yang ke sepuluh ini bernama Gongzi Wan karena ada masalah melarikan diri ke negara Qi, salah satu negara pada akhir dinasti Zhou. Di sana ia diangkat menjadi penguasa di wilayah Chen.
Wilayah Chen terbentang dari di sebelah timur kota Kaifeng (sekarang propinsi Henan) sampai ke bagian utara kabupaten Hao (sekarang propinsi Anhui), dengan ibukotanya adalah Wanqiu (kota kabupaten Huaiyang, sekarang propinsi Henan).
Sebagai tanda penghormatan kepada Kaisar Shun, Negara baru ini dinamakan Negara Chen, yang selanjutnya menjadi salah satu dari Tiga Tamu Zhou (Hanzi : 三恪, Hanyu pinyin : San Ka), yang berarti “Negara ini bukan bawahan”, melainkan tamu dari Negara Zhou. Negara ini kemudian diduduki oleh Negara Chu pada abad ke 10 Sebelum Masehi.
Sejak saat itu, masyarakatnya mulai menggunakan “Chen” sebagai marga mereka.
Di Indonesia sendiri sejak G30S tahun 1965, pemerintah mengeluarkan aturan yang mewajibkan pemilik marga tionghoa harus di romanisasi/di Indonesiakan dengan alasan untuk pembangunan karakter dan nasionalisme bangsa.
Karena mayoritas orang Tionghoa di Indonesia adalah pendatang dari Hokkian, maka nama-nama Tionghoa berdialek Hokkian lebih lazim daripada dialek-dialek lainnya.
Marga Chen sendiri di Indonesia umumnya telah berubah menjadi Tanto, Tanoto, Tanu, Tanutama, Tanusaputra, Tanudisastro, Tandiono, Tanujaya, Tanzil/Tansil, Tanasal, Tanadi, Tanusudibyo, Tanamal, Tandy, Tantra, Intan, dan sebagainya.
Baca juga : Marga Tionghoa di Indonesia
Ejaan alternatif untuk Marga Chen :
Hokkian : Tan, Tjhin
Hakka : Chin
Kanton : Chan, Chun
Tiochiu : Tan, Tang
Malam, mau tanya, saya diinfokan oleh nenek saya kalau kami itu hokchia, dan marga keluarga kami itu The/Te, mau tanya kalau cara baca sesuai hanzi atau bahasa mandarinnya bagaimana ya…? Dan penulisan hanzi nya bagaimana ya…? Terimakasih
Opa dari pihak Papa saya juga bermarga Chen/Tan. Tapi karena alasan tertentu di masa lalu, tidak menggunakan marga itu dan malah menggunakan nama belakang dari pihak Oma dari Papa Saya (Sambuaga). Sehingga Marga Opa Saya tidak sampai di Indonesiakan.
Kalau di KTP-nya sudah pakai marga “Sambuaga”, berarti sudah di-Indonesiakan.
Kalau saya dari saya kakek namanya Tan Tek Tan , dan Bapak Tan Tiong Hap. jadi saya tetap akan ikut marga dari Bapak saya Tan juga.Karena bapak saya kasih nama saya Tan Sui Lian
Thanks, saya marga dari Tan dari Papa , dan Ong dari Mama, di Indonesia kan menjadi Intan
Selamat malam ko herman,
Bila ada mohon penjelasan asal usul marga saya. Wu /mu 巫
Email saya [email protected]
Terima kasih ko herman.
Marga Wu atau Goh memang cukup banyak di Indonesia.
Sabar ya, kita sementara susun seri artikel mengenai asal-usul marga.
Klu bisa ko herman tlg ceritai asal usul marga wei
Ok sabar ya!
Soalnya marga Anda ini cukup langka penggunanya di Indonesia.
您好。salam kenal. Nama saya Haivel Alan Chendra (称海蓝). Mau tanya, apa makna dari nama marga 陈 (Chen) itu sendiri? Karna selama ini banyak tmn2 jg yg pd g tau. Mohon dibantu penjelasannya. Terima kasih.
Karakter Chen memiliki akhiran Dong (东), yang berarti “timur”. Artinya, marga ini AWALNYA dipakai oleh orang2 Timur Tiongkok, utamanya propinsi Fujian dan sekitarnya.
Kira2 itu saja yg dapat saya infokan.