Last Updated on 1 February 2021 by Herman Tan Manado

Tiongkok merupakan sebuah Negara yang besar dan memiliki beragam bahasa. Selain Mandarin, ada beragam dialek bahasa lainnya yang masih digunakan di Tiongkok, diantaranya dialek hokkian, dialek kanton, dialek khek, dan sebagainya.

Selain etnis Han (etnis mayoritas), disana juga terdapat 55 kelompok etnis yang diakui pemerintah sana, dan tidak kurang dari 100 bahasa yang masih dipakai di masyarakat.

Namun, pada tanggal 31 Oktober 2000, pemerintah Tiongkok secara resmi menetapkan Bahasa Mandarin sebagai bahasa resmi yang digunakan di negara tersebut.

Bahasa Mandarin (disebut Putonghua,普通话) merupakan bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Tiongkok, dan merupakan salah satu dari 6 bahasa resmi yang dipakai organisasi PBB! Standar pengucapan bahasa Mandarin sebagian besar dipengaruhi oleh dialek Beijing (utara).

Karena itu, terdapat beberapa kelompok masyarakat Tiongkok yang berbicara dalam bahasa dialek dalam kesehariannya. Mereka hanya menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua mereka, jika sedang berada di tempat-tempat publik.

Baca juga : Marga Tionghoa di Indonesia

A. Gambaran Umum Dialek Tiongkok

Dari beragam dialek Cina tersebut, dialek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Tiongkok, antara lain dialek Hokkian (Fujian dan sekitarnya, termasuk Taiwan), dialek Shanghai, dialek Hakka/Khek (Guangdong, Guangxi, Fujian, dan sekitarnya), dialek Sichuan, dialek Kanton atau bahasa Konghu (Guangdong dan Hongkong), dialek Hainan (Hailam), dan sebagainya.

Sebagai contoh :

Dialek Shanghai merupakan sebuah dialek yang berlaku di wilayah Shanghai dan sekitarnya. Keunikan dari dialek ini adalah tingkat kesulitan pengucapannya, sehingga pendengar yang kurang familiar perlu usaha untuk menangkap maksud setiap kata, dan bahkan makna yang terkandung di balik dialek tersebut.

Meski dialek Shanghai tergolong sulit dipelajari orang awam, namun faktanya banyak masyarakat Tiongkok dan perantauannya sendiri yang berkeinginan mempelajari dialek tersebut, karena kota Shanghai kerap disandingkan sebagai kota Paris nya Tiongkok 🙂

♦ Sementara Dialek Hakka sendiri merupakan dialek yang banyak digunakan masyarakat Tiongkok di daerah Guangdong, Guangxi, Fujian, hingga Taiwan. Bahasa ini juga dipakai para perantauan lain yang berada di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, atau bahkan Indonesia.

Di Indonesia, penutur dialek Hakka / khek terkonsentrasi di wilayah Bangka Belitung, Riau dan Kalimantan (Singkawang).

♦ Lalu ada juga dialek Sichuan, yang merupakan dialek yang banyak dipakai di wilayah propinsi Sichuan. Keunikan dari dialek Sichuan adalah, dialek ini lebih cenderung sulit untuk dimengerti bagi masyarakat awam, yang hanya bermodalkan pengetahuan bahasa Mandarin Standar.

♦ Dialek Kanton, merupakan dialek terbesar ke 2 di Tiongkok, banyak dipakai di kawasan Guangdong, Hong Kong, dan juga Makau. Dialek ini juga masih digunakan oleh mereka yang merupakan imigran / cina perantauan. Bahkan, tidak sedikit komunitas dan keturunan Tionghoa yang berada di luar negeri, yang masih menggunakan dialek Kanton sebagai bahasa kesehariannya.

Di Indonesia sendiri, penutur dialek Kanton terkonsentrasi di wilayah Medan dan sekitarnya.

Lebih jelasnya mengenai dialek bahasa Tionghoa lainnya, simak terus lanjutannya dibawah.

Baca juga : Suku Tionghoa dan Ragam Dialeknya di Indonesia

Selain mandarin (Putonghua), Tiongkok masih memiliki beragam dialek bahasa lainnya.

1. Dialek Hokkian (Minnan)

Orang Hokkian (Hanzi: 福建人, pinyin: fujian ren) merupakan penduduk yang berasal dari provinsi Fujian, yang terletak di wilayah tenggara dan selatan Tiongkok. Banyak orang Hokkian menjadi perantau dan tinggal di berbagai negara, terutama di Asia Tenggara. Orang Hokkian juga dikenal dengan sebutan orang Minnan (閩南) atau orang Hok-lo (福佬).

Dialek Hokkian (Hanzi 闽南语, pinyin minnan yu) yang dikenal sebenarnya adalah dialek Minnan Selatan (Min-nan), yang merupakan bagian dari bahasa Han. Dialek ini terutama digunakan secara luas di provinsi Fujian (Hokkian), Taiwan, bagian utara propinsi Guangdong, dan di Asia Tenggara, di mana konsentrasi Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian.

Jumlah penutur bahasa Hokkian sendiri diperkirakan berjumlah 50 juta orang di seluruh dunia!

Orang Hokkian merupakan mayoritas populasi orang Tionghoa di Indonesia. Orang Hokkian di Indonesia terkonsentrasi di daerah Sumatera Utara, Riau (Pekan Baru), Sumatera Barat (Padang), Jambi, Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu, Jawa, Bali, Kalimantan (Banjarmasin, Kutai), Sulawesi (Makassar, Kendari, Manado) dan Ambon.

Baca juga : Dialek Minnan & Kanton
Baca juga : Panggilan Kekerabatan Dalam Tradisi Tionghoa (Dialek Hokkian)

2. Dialek Khek (Hakka, Ke Jia)

Orang Hakka (Hanzi 客家, pinyin ke jia) adalah salah satu kelompok Tionghoa Han yang terbesar di Tiongkok. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Khek (Hanzi 客家話, pinyin ke jia hua), atau di Indonesia umumnya dikenal dengan bahasa Khek.

Bahasa Khek yang dituturkan oleh orang Hakka ini tersebar di kawasan pegunungan provinsi Guangdong, Fujian dan Guangxi di Tiongkok. Dialek Khek juga merupakan salah satu dari 7 bahasa utama di Republik Rakyat Tiongkok saat ini.

Walau saling terpisah-pisah, para penutur bahasa Hakka yang berbeda logat dan dialek dapat berbicara satu sama lain. Kemana pun mereka pindah, orang Hakka masih mempertahankan kebudayaan, terutama bahasa. Dialek Khek memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan bahasa Mandarin, daripada dialek bahasa Tionghoa yang lain.

Jumlah penutur bahasa khek sendiri diperkirakan berjumlah 30-45 juta orang di seluruh dunia!

Orang Hakka (penutur Khek) di Indonesia sendiri terkonsentrasi di daerah Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, Batam, Sumatera Selatan (Palembang), Bangka-Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, Singkawang), Sulawesi Selatan (Makasar), Sulawesi Utara (Manado), Ambon dan Jayapura.

Baca juga : Panggilan Kekerabatan Dalam Tradisi Tionghoa (Dialek Hakka)

3. Dialek Kanton (Cantonese, Konghu)

Orang Kanton adalah penduduk yang berasal dari Guangzhou (Hanzi 广州, pinyin Guangzhou). Guangzhou sendiri adalah ibukota dari Propinsi Guangdong dan merupakan kota terbesar di Tiongkok bagian selatan. Penduduknya banyak yang berpendidikan tinggi, serta terkenal dengan teknik pengobatan tradisionalnya yang mujarab.

Bahasa Kanton, dialek Kanton (kantonis) atau Yuè (Hanzi 广东话, pinyin guangdong hua), atau di Indonesia sendiri disebut dialek Konghu, adalah salah satu dari dialek bahasa Tionghoa yang dituturkan di daerah barat daya Tiongkok (Guangdong), Hong Kong, Makau, dan masyarakat keturunan Tionghoa di Asia Tenggara.

Dialek Kanton dituturkan oleh hampir 70 juta orang di seluruh dunia! Menurut penelitian dari ahli studi bahasa etnis Han di Tiongkok, dialek Kanton merupakan salah satu dialek bahasa Han tertua, yang masih tersisa sekarang ini. Dialek Kanton dulunya digunakan secara luas pada jaman Dinasti Tang (618-907 M).

Orang Kanton di Indonesia sendiri terkonsentrasi di wilayah Medan, Jakarta dan Makassar.

4. Dialek Tiochiu

Bahasa Tiochiu atau (Hanzi 潮州, pinyin Chaozhou) adalah sebuah dialek bahasa yang termasuk rumpun bahasa bahasa Sino-Tibet. Dialek ini mirip dengan dialek Hokkian, karena itu penutur kedua bahasa dapat saling mengerti kedua bahasa ini, meski tidak seluruhnya (seutuhnya).

Dialek Tiochiu boleh dikatakan adalah dialek Hokkian yang dipengaruhi oleh dialek Kanton, dikarenakan letak geografisnya yang berada di utara provinsi Guangdong dekat dengan perbatasan provinsi Fujian. Jumlah penurur bahasa Tiochiu diperkirakan berjumlah 10-15 juta orang yang tersebar di seluruh dunia!

Orang-orang Tiochiu di Indonesia sendiri berasal dari berbagai kota di Provinsi Guangdong, antara lain Jieyang, Chaozhou, dan Shantou. Daerah asal orang Tiochiu biasa disebut sebagai Chaoshan, gabungan dari kata Chaozhou dan Shantou.

Orang Tiochiu di Indonesia terkonsentrasi di daerah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat (Pontianak, Ketapang).

5. Dialek Hainan (Hailam)

Hainan (Hanzi 海南, pinyin hainan) adalah sebuah propinsi yang berbentuk kepulauan kecil yang terletak di paling selatan China (wilayah Laut China Selatan). Nama “Hainan” atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “Hailam”, mengacu pada pulau Hainan (海南岛, pinyin hainan dao), pulau utama dari provinsi tersebut.

Bahasa/dialek yang digunakan oleh orang Hainan (Hailam) adalah dialek Hainan (Hanzi 海南话, pinyin: Hainan hua). Jumlah penutur bahasa Hainan sendiri diperkirakan berjumlah sekitar 1,5 juta orang yang tersebar di seluruh dunia. Orang Hainan di Indonesia sendiri terkonsentrasi di daerah Pekanbaru, Batam, dan Manado.

Persebaran ragam dialek bahasa di Tiongkok

Baca juga : Suku Tionghoa dan Ragam Dialeknya di Indonesia
Baca juga : 9 Sebutan dan Tipe Keturunan Tionghoa di Indonesia

B. Dialek Lain Yang Ada Di Tiongkok

Selain dialek yang telah dibahas diatas, masih ada beberapa dialek lainnya yang masih digunakan di Tionglok, seperti dialek Gan. Dialek Gan sendiri digunakan oleh kurang lebih oleh 22 juta orang, dan mayoritas digunakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Jiangxi, sebelah barat Fujian.

Selain itu, ada dialek lainnya seperti dialek Yue, dialek Xiang, dan juga dialek Min, yang masih tetap digunakan hingga sekarang oleh kelompok masyarakat minoritas di Tiongkok. Karena banyaknya dialek atau bahasa daerah yang masih digunakan di Tiongkok, membuat para pelancong kadang menjadi kebingungan.

Namun hal ini seakan menegaskan, bahwa TIONGKOK merupakan negara yang kaya akan budaya dan ragam bahasanya, sehingga mendorong orang lain bersemangat untuk terus menjelajahi dan mempelajarinya.

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?