Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Bagi sebagian orang Tionghoa, sembahyang kepada Thian, Langit, atau Tuhan Yang Maha Esa dapat dilakukan setiap hari di rumah masing-masing; yakni pada pagi hari saat akan memulai aktivitas dan pada malam hari.
Tetapi ada juga waktu-waktu sembahyang khusus yang dilakukan di Kelenteng atau tempat ibadah lainnya (Dao Guan, Wihara, atau Li Thang), yakni setiap Ce It dan Cap Go (tanggal 01 dan 15 penanggalan Imlek).
Seperti apa sembahyang Ce It (初一; Chuyi) dan Cap Go (十五; Shiwu) ini? Berikut ulasan singkatnya.
1. Apa itu sembahyang Ce It dan Cap Go ?
Sembahyang CeIt dan Cap Go adalah sembahyang yang dilakukan kepada Tian Gong, atau kepada Langit, atau kepada Tuhan Yang Maha Esa; dan juga kepada Dewa- Dewi (Shen Xian) kepercayaan masyarakat Tionghoa, serta kepada leluhur keluarga yang telah mendahului.
2. Siapa yang melakukan sembahyang Ce It dan Cap Go ?
Di Indonesia sendiri, sembahyang Ce It dan Cap Go dilakukan oleh setiap masyarakat keturunan Tionghoa yang menganut agama leluhur (Taoisme, Konfusianisme, dan Buddisme), dan hal ini juga dilakukan oleh masyarakat yang menganut agama diatas, yang berada di berbagai belahan dunia lain.
3. Kapan sembahyang Ce It dan Cap Go dilaksanakan ?
Sembahyang Ce It dan Cap Go dilakukan setiap tanggal 01 dan tanggal 15 kalender Imlek. Kalender Imlek berasal dari kata Mandarin “YIN LI” [阴历] yang berarti penanggalan kalender berdasarkan pergerakan bulan, karena tanggal 1 adalah bulan baru, dan tanggal 15 merupakan bulan purnama.
4. Dimana sembahyang Ce it dan Cap Go dilakukan ?
Sembahyang Ce It – Cap Go dapat dilakukan pada siang atau malam hari, di rumah masing2 umat. Dapat juga bersembahyang di kelenteng2, sekaligus untuk mempererat ikatan komunitas di Kelenteng itu sendiri.
5. Mengapa harus sembahyang Ce It dan Cap Go ?
Banyak alasan umat dalam melakukan sembahyang. Utamanya adalah seperti memohon rezeki, kedudukan, kesehatan, umur panjang dan keturunan.
Juga untuk bersosialisasi atau berkumpul bersama dengan umat lainnya, jika melakukan sembahyang di klenteng2. Bagi umat Kong Hu Cu, pada hari sembahyang Ce It dan Cap Go juga melakukan sembahyang terhadap leluhur sebagai tanda wujud bakti.
Lantas kenapa umat Tao (kelenteng) dianjurkan untuk sembahyang setiap Ce It (Chuyi) dan Cap Go (Shiwu)? Ternyata ini ada dasar pemikiran dari Daoshi2 jaman dulu. Sebenarnya, kalau mau sembahyang, kapan pun bisa saja. Namun orang2 di jaman dulu selalu berusaha menyatu dengan alam, sehingga lebih sensitif dengan kejadian2 dalam jagad raya ini.
Mereka tahu kalau saat bulan purnama (Cap Go), kebanyakan mahluk hidup itu emosinya meningkat, birahinya meningkat, sehingga saat itu adalah saat dimana banyak terjadi kriminal, maling, asusila, dsb.
Sebaliknya pada saat Cet It, saat malam hari di langit tak tampak bulan, ini juga mempengaruhi kondisi jiwa manusia. Apalagi pada jaman dulu masih belum ada penerangan lampu/listrik, sehingga kalau malam semua jadi lebih gelap, mencekam, dan menekan. Hal ini menyebabkan lebih mudah muncul ketakutan dan penyakit, terutama penyakit depresi (pikiran, stres).
Untuk mengurangi terjadinya masalah2 diatas, maka umat dianjurkan untuk lebih banyak bersembahyang pada hari Ce It dan Cap Go. Sehingga diharapkan ahar umatnya bisa lebih baik dalam menjaga hati dan pikiran masing2, dan terhindar dari pengaruh2 negatif dari alam sekitar/lingkungannya.
Jadi sebetulnya sembahyang Ce It dan Cap Go itu bertujuan untuk menjaga perilaku dan kesehatan umat. Cuma banyak dari kita yang tidak tahu asal usulnya, serta belum tahu manfaat sesungguhnya dari persembahyangan ini.
6. Bagaimana tata cara sembahyang Ce It dan Cap Go ?
Jika sembahyang dilakukan di kelenteng2, biasanya sembahyang dengan 1 atau 3 batang dupa/hio di setiap patung Dewa-Dewi, dan kepada Thian/langit. Jika sembahyang dilakukan di rumah yang memiliki altar, ini tergantung kebiasaan masing2 saja.
Yang utamanya (simpelnya) adalah menyediakan 5 macam buah-buahan, beserta permen/manisan, dan 5 cangkir teh. Kadang ada juga yang menambahkan beberapa kue, seperti kue lapis, kue mangkok, atau kue2 lainnya juga diperbolehkan, tergantung kebiasaan masing2 saja.
Tolong tanya, saya perantauan, altar leluhur keluarga saya ada di rumah. kalau ingin sembahyang ce it cap go, untuk leluhur apa bisa dilakukan di kelenteng? Trims
Mau nanya…apakah sembahyang cheng beng tahun 2019 tanggal 05 April 2019 ini bertepatan dengan ce it..apakah boleh sembahyang?
karena ce it itu cia cai..
Thangks
melakukan sembahyang ce it cap go setelah proses pemakaman dilakukan ditiap tanggal 1 dan tanggal 15 bulan imlek. untuk waktunya sendiri lebih baik dilaksanakan 3x ce it dan 3x cap go atau bagaimana? terimakasih…
Tolong tanya dimana harusnya letak tempat dupa dewa langit di rumah. Kebetulan rumah saya 2 lantai. Dan saya pelihara anjing. Apakah tidak boleh ada anjing yg berkeliaran di dekat tempat dupa tsb? Mohon penjelasan
Hi Fani,
Letak sembahyang Thian / Thian Gong adalah tepat di pintu utama rumah.
Jika rumah Anda 2 lantai, maka posisi tempat dupanya bisa diletakkan di depan pintu lantai 2.
Bisa menggunakan hiolo gantung, bisa juga hiolo tempel di dinding.
Tidak masalah ada anjing, yang penting tidak “pup” disembarang tempat.
Kira-kira demikian, semoga dimengerti.
kalau pas cheit capgo mau sembahyang di rumah kelupaan pas pagi nya
lebih bagus langsung cepat sembahyang waktu siang hari atau nunggu malam aja y ?
biasa nya kalau mau taruk bunga di altar kwan te kong , contoh bunga apa yang bole di sembah ya ?
apa kwankong bole sembah arak lokal ?
thanks
Hi delvi,
Sembahyang Ce it dan Cap go pada dasarnya dilakukan pada malam harinya, karena orang2 kebanyakan beraktivitas di pagi hingga sore hari.
Namun ada juga yg sembahyang pada pagi atau siang hari, tergantung ketersediaan waktunya saja.
Kalau saya pribadi tidak menggunakan hiasan bunga. Hanya buah 5 macam + teh 5 cangkir, sepasang lilin, dupa, cukup.
Namun kalau mau pakai bunga, disarankan yang tidak berduri. Itu saja.
Semoga membantu!
Mau nanya sembayang ju ik,dan 15 itu yg benar kita sembayang nya malam satu hari sebelum tg 1 dàn tgl 14 atau tgl 1 malam dab tgl 15 malam?makasih
Awal mula sembahyang malam 1 hari sebelum hari H itu berasal dari Konghucu, yakni Si atau jam yang pertama, sekitar jam 11 malam.
Hari besar Dewa-Dewi sering diadakan sejak malam sebelum hari H nya, dan ini biasanya menyebar di klenteng2 dengan unsur Konghucu yang kental.
Namun untuk Ce It dan Cap Go tidak mengenal istilah itu. Sembahyanglah pada malam hari H nya.
Demikian info & salam hangat