Last Updated on 25 April 2021 by Herman Tan Manado

Pada tahun 1972-1974, di penggalian makam No.3 Ma Wang Dui (马王堆) di Changsa, provinsi Hunan, Tiongkok, para peneliti arkeolog (peneliti benda2 kuno) Tiongkok berhasil menemukan sebuah lukisan bergambar (terbuat dari sutra) yang berukuran ±100 cm x 40 cm, bernama Dao Yin Tu (导引图), berstempel tahun 168 SM (sudah dikonversi ke tahun masehi).

*Tampak pada foto diatas, sebuah lukisan bersejarah di Mawangdui, yang berasal dari Dinasti Han 202 SM-220 M.

Situs ini terdiri dari 2 bukit, yang di dalamnya terdapat 3 makam, dimana ruang pemakamannya terletak di kedalaman 20 meter dibawah tanah. Ini merupakan salah satu penemuan arkeologi terbesar di Tiongkok selama abad ke-20.

Apa Saja yang Terdapat di Dalam Kompleks Makam Mawangdui?

Di dalam kompleks makam di Mawangdui tersebut, terdapat 3 makam elit, yang masing2 diketahui adalah :

Tampak maket (miniatur) lokasi 3 makam di Mawangdui, Changsa, Hunan (Foto : Museum Provinsi Hunan)

Baca juga : Funeral banner of Lady Dai (Xin Zhui)

1. Seorang pejabat tinggi sipil di wilayah Changsa pada era Dinasti Han Barat (202-9 SM), dikenal dengan Marquis of Dai (利蒼; Li Cang; Makam No.2),
2. Lady Dai (辛追; Xin Zhui; istrinya; Makam No.1),
3. dan Li Xi (利豨) Makam No.3; seorang pria berusia 30-an, yang diduga sebagai putra/kerabat mereka).

Beliau sendiri meninggal pada tahun 186 SM, sementara istri dan putranya meninggal pada tahun 163 SM. Lady Dai sendiri diperkirakan berusia 50-an tahun ketika dia meninggal.

Makam Li Cang (makam No.2, digali Desember 1973) tidak dalam kondisi baik ketika ditemukan, dimana makamnya telah dihancurkan, dan sebagian besar isinya telah diambil oleh para perampok kuburan.

Di dalam makamnya hanya ditemukan segel (seal), beberapa barang berpernis (bejana), beberapa tembikar, dan beberapa senjata (seperti pisau belati).

Namun, jasad dan benda2 yang terdapat di makam istri dan putranya masih sangat terawat dan utuh. Para arkeolog menyimpulkan bahwa waktu pembangunan makam No. 2 lebih awal dari pada makam No. 1.

Sementara makam Xin Zhui (makam No.1, digali Desember 1971) sendiri dimakamkan dalam 4 peti mati yang saling bertumpuk, dimana sebuah spanduk pemakaman (funeral banner) yang terbuat dari kain sutra berbentuk huruf “T”, menutupi bagian paling bawah dari peti mati.

Pada spanduk tersebut terdapat lukisan/simbol yang melambangkan langit, bumi, dan dunia bawah. Di dalam makam utamanya juga terdapat 4 kompartemen yang mengelilinginya.

Pada kompartemen atas, arkeolog menemukan bantal, sandaran tangan, dan tongkat jalannya. Di kompartemen itu juga berisi makanan2 yang telah mengering, yang disiapkan untuknya di akhirat.

Tampak patung lilin Ny. Xin Zhui yang berusia sekitar 30-an tahun ketika di restorasi, dan sekarang disimpan di Museum Provinsi Hunan.
Contoh penemuan di Makam Mawangdui, beberapa barang yang terbuat dari kayu berpernis, pada makam No.1

Baca juga : Apa Itu Ilmu Tao Yin Shu/Tao Ying Suk (导引术; Dao Yin Shu) Dalam Taoisme?

Sementara di kompartemen lain, terdapat ratusan artefak2 berharga, seperti 1 set peralatan kosmetik lengkap, pakaian sutra, kain sulaman, tembikar2, barang2 dari kayu berpernis, perlengkapan2 dari bambu/kayu, aneka figur patung kayu, beberapa alat/instrumen musik, sebuah cermin perunggu, dan sebuah segel (stempel).

Kini jasad dan barang2nya telah dipindahkan, dan berada di bawah perawatan museum Hunan, Tiongkok.

Sedangkan di makam No.3 (terletak di bawah makam No.1), berisi makam seorang pria yang meninggal pada 168 SM. yang dipercaya sebagai kerabat/putra dari Li Cang dan istrinya.

Di dalamnya terdapat banyak sekali manuskrip militer, peta2 topografi, teks2 sejarah dan astronomi, yang ditulis/digambar di atas kain sutra dan potongan bambu.

Selain itu, ditemukan juga puluhan senjata (seperti busur, crossbow, anak panah, pedang, dan tombak). beberapa alat musik, ratusan barang berpernis, ratusan patung kayu, beberapa gulungan kain sutra, cermin, sisir, dsb, yang jumlahnya diperkirakan ±1000 objek.

Pada makam itu juga berisi berbagai teks medis, termasuk lukisan penggambaran latihan taoyin. Naskah itu digali pada November 1973, bersamaan dengan dokumen2 lain seperti Chunqiu Shiyu.

Setelah penggalian, makam No. 1 & 2 di timbun kembali, sedangkan makam No. 3 dibuka untuk umum setelah perawatan dan pembangunan perimeter luar.

Tampak peti kayu bagian luar di dalam ruang peti utama, yang dikelilingi oleh 4 kompartemen. Makam ini berdimensi 672 x 488 x 280 cm (Foto : Museum Provinsi Hunan)

Baca juga : Dinasti Han, Dinasti Kekaisaran Terpanjang (Terlama) di Tiongkok

Sewaktu ditemukan pada saat penggalian, lukisan ini tidaklah utuh dan telah terpotong2. Setelah disusun ulang, terdapat 44 pola panduan gerakan tubuh, disusun dalam 4 lapisan dari atas ke bawah. Setiap lapisan memiliki 11 gambar karakter berwarna, yang kemungkinan dilukis dengan kuas halus.

Lukisan ini diperkirakan dibuat pada akhir abad ke-3 SM (tahun pemerintahan sudah dikonversi ke tahun Masehi).

Pada lukisan Mawangdui (馬王堆帛書; Mawangdui Boshu), terdapat gambar2 berwarna dari 44 tokoh figur dalam posisi berdiri dan duduk, sambil melakukan latihan daoyin. Setiap gambar mewakili metode panduan independen, dan terdapat teks sederhana di setiap sisi gambar untuk menandai namanya (teknik gerakan tersebut).

Terdapat 31 macam gaya yang masih bisa dibaca dalam deskripsi teks, beberapa diantaranya menunjukkan diagram panduan untuk pengobatan rasa sakit, meredakan nyeri, mengatasi ketulian, mengatasi penyakit demam, dsb.

Daoyin tidak hanya terkait erat dengan pengobatan nyeri lutut di tungkai, pengobatan perut pada sistem pencernaan, atau pengobatan mata dan telinga pada wajah, namun juga pengobatan pada penyakit2 menular tertentu.

Tampak pada video diatas, seorang sejarawan asal Inggris yang ketika menyambangi Tiongkok pada 2019 lalu, juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke makam Mawangdui di Changsa, dan ke museum tempat penyimpanan hasil2 dari penggalian tersebut (Courtesy : China Relics Decoded @National Geographic Channel).

Lukisan ini juga mencerminkan keragaman teknik olah kebugaran pada jaman itu, yang digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Dalam lukisan, terdapat bentuk2 gerakan yang melibatkan lengan dan kaki, seperti panduan cara berdiri dan duduk, dan panduan dengan menggunakan peralatan (seperti tongkat), yang digunakan untuk melakukan gerakan menekuk dan memutar, dengan tongkat di kedua tangan.

Ada pula gerakan memutar dan melipat pinggang, dengan bola di bawah kaki, yang juga merupakan salah satu bentuk gerakan dengan menggunakan peralatan (tools). Sebagian lainnya terlihat meniru gerakan2 hewan, seperti burung, beruang, kera, dsb.

Contohnya, ada 1 gerakan yang menyerupai gerakan burung bangau, yang menurut para ahli kesehatan, bisa dipakai untuk sakit jantung, nyeri dada, dan bengkak. Ada pula gerakan latihan untuk mengobati sakit mata, dimana gerakan ini bisa merangsang aliran darah.

Gerakan 5 hewan yang ditemukan tabib Hua Tuo. yakni macan, beruang, menjangan (rusa), monyet (kera), dan burung bangau.

Baca juga : Tabib Hua Tuo; Tabib Setengah Dewa (Gerakan 5 Jenis Hewan Wu Qin Xi)

Ini menandakan bahwa “Gerakan 5 Hewan“, atau Wu Qin Xi (五禽戲) dari tabib legendaris Tiongkok kuno, Hua Tuo (華佗) mungkin memiliki hubungan historis dengan gerakan2 dalam lukisan Dao Yin Tu di Mawangdui.

Aneka gerakan yang terdapat dalam lukisan Mawangdui ini dapat dikatakan sebagai bentuk “senam olahraga kuno” paling awal (tertua di dunia), yang berhasil ditemukan oleh para peneliti/arkeolog.

Ini adalah bagan latihan fisik paling awal di dunia sejauh ini, dan menggambarkan sistem medis yang tidak bergantung pada faktor2 eksternal, seperti obat2an, pembedahan atau perawatan, melainkan hanya memanfaatkan faktor2 internal untuk mencegah timbulnya penyakit.

“Gambar2 itu termasuk pria dan wanita berbagai usia, ada yang berpakaian, ada yang telanjang dada. Postur dan gerakan mereka berbeda satu sama lain. Sebagian terlihat dalam posisi duduk, sebagian lainnya dalam posisi berdiri.

Sebagian besar tekniknya adalah latihan dengan tangan kosong, sementara yang lain terlihat sedang berlatih Daoyintu dengan menggunakan peralatan. Keduanya dipandu dengan gerakan pernapasan (breathing movement guidance).”

Pada penggalian yang dilakukan di makam para bangsawan Dinasti Han tersebut juga terdapat banyak barang2 kuno yang berharga. Penemuan ini adalah informasi yang sangat berharga, untuk memahami bagaimana perkembangan Dinasti Han secara keseluruhan.

Tampak contoh video olah tubuh yang diperagakan oleh seseorang, yang mencoba meniru gaya/gerakan lukisan di Mawangdui. Sekilas, gerakan2 ini hampir serupa/mirip dengan gerakan Tai chi modern.

Dalam terjemahan teks2 dokumen tersebut, menunjukkan bahwa orang2 Tiongkok kuno sejak awal sadar akan perlunya latihan pernapasan preventif dan korektif. Latihan dapat dibagi menjadi 3 kategori :

1. Postur latihan tubuh, seperti peregangan lengan dan kaki, membungkuk, melompat, menari, latihan pernapasan dan menggunakan berbagai peralatan seperti tongkat dan bola.

2. Gerakan2 dalam Wuqinxi, yakni meniru gerakan2 hewan, seperti macan, beruang, menjangan (rusa), monyet (kera), dan burung bangau.
3. Latihan ditargetkan pada pengobatan penyakit tertentu.

Latihan Daoyin yang khas akan melibatkan gerakan lengan dan tubuh dalam durasi waktu tertentu, dengan pernafasan yang terkontrol. Setiap latihan dirancang dengan tujuan yang berbeda, misalnya meningkatkan efek ketenangan pikiran, atau peningkatan kapasitas paru-paru.

Lebih jauh lagi, penelitian yang dilakukan oleh sekelompok sejarawan Tiongkok dari Akademi Sains China (CSA) di Beijing, baru2 ini mengungkapkan bukti keberadaan Dao Yin Shu, yang ditunjukkan dalam tulisan perunggu (Jin Wen), dimana dapat ditelusuri kembali hingga ke masa awal2 dinasti Zhou (1199 SM).

Baca juga : Apa Itu Ilmu Tao Yin Shu/Tao Ying Suk (导引术; Dao Yin Shu) Dalam Taoisme?

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?