Pemerintah Tiongkok mengkritik “politisasi” Amerika Serikat dalam upaya menelusuri asal Covid-19, dan meminta laboratorium militer AS untuk diselidiki.
Kritik itu dilancarkan Tiongkok pada bulan lalu, sesaat sebelum laporan intelijen AS tentang virus tersebut dikeluarkan.
Laporan itu bertujuan untuk menyelesaikan sengketa di antara badan2 intelijen sejumlah negara, atas sejumlah teori yang berbeda tentang bagaimana asal-usul virus itu muncul, termasuk teori yang pernah ditolak soal kebocoran laboratorium di Wuhan, Tiongkok.
“Mengambinghitamkan Tiongkok tidak bisa memutihkan AS,” kata Fu Cong, direktur jenderal departemen pengendalian senjata Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Laporan AS mengenai asal muasal virus itu dijadwalkan selesai sesuai tenggat waktu. Namun diperlukan beberapa hari untuk menyiapkan versi laporan non-rahasia buat publik, kata sekretaris pers Gedung Putih.
Tiongkok sebelumnya mengatakan bahwa kebocoran laboratorium di Wuhan sangatlah tidak mungkin.
Negara itu telah menolak teori bahwa virus corona berhasil meloloskan diri dari sebuah lab di kota Wuhan, di mana infeksi Covid-19 muncul pada Desember 2019 dan memicu pandemi yang berkepanjangan.
Sebaliknya, Tiongkok mengatakan bahwa virus tersebut menyelinap keluar dari sebuah lab di Fort Detrick, Maryland, pada suatu waktu di tahun 2019.
“Wajar jika AS bersikeras bahwa ini adalah hipotesis yang valid. Mereka harus melakukan giliran mereka, dan mengundang penyelidik ke dalam lab mereka,” kata Fu.
Bulan Agustus lalu, utusan khusus Tiongkok di PBB menanyakan kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang investigasi di lab-lab AS.
Tim gabungan WHO – Tiongkok mengunjungi Institut Virologi Wuhan, namun AS mengatakan bahwa mereka memiliki pertimbangan tentang akses yang diberikan dalam penyelidikan itu.
Ketika ditanya apakah Tiongkok akan berhenti membicarakan lab di Fort Detrick, jika laporan AS menyimpulkan virus corona tidak bocor dari lab di Wuhan? Fu mengatakan, “Itu bukan pertanyaan hipotesis, Anda harus menanyakannya ke AS.”
Fu mengatakan, Tiongkok tidak terlibat sedikitpun dalam kampanye disinformasi (propaganda).
Baca juga : Konferensi Pers Kemenlu Tiongkok, Geng Shuang, 20 April 2020