Last Updated on 14 July 2020 by Herman Tan Manado

Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng, menyambut baik perbaikan sikap yang ditunjukkan oleh Pemerintah RI kepada jutaan warga Tionghoa yang menetap di Tanah Air.

Sebelumnya, mereka kerap diperlakukan secara diskriminatif. Mereka, kata Xie, tidak hanya berkontribusi besar bagi perkembangan ekonomi, tetapi, mereka memiliki peran unik untuk menjembatani pertukaran dan kerja sama kedua negara.

Hal itu disampaikan Xie ketika diwawancarai secara eksklusif oleh harian terkemuka Tiongkok, Global Times. Hasil wawancara itu kemudian dikirim Kedutaan Besar China di Jakarta kepada VIVAnews pada akhir pekan lalu. Perbaikan perlakuan itu, kata Xie, ditunjukkan pada 2000.

Saat itu, mantan Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan terhadap perayaan kebudayaan dan adat-istiadat keturunan Tionghoa.

“Kemudian, pada 2002, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. Lalu, usai diberlakukannya UU No 12. tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI, maka perbedaan pribumi dan nonpribumi dihilangkan,” kata mantan Duta Besar China untuk Amerika Serikat itu.

Bahkan, pada Maret tahun ini, lanjut dia, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara legislatif mencabut sebutan diskriminatif terhadap orang Tionghoa.

“Agustus tahun ini, museum pertama di Indonesia yang mencerminkan sejarah dan budaya Hakka selesai dibangun. Pembukaan museum itu turut dihadiri oleh mantan Presiden SBY dan Beliau menyatakan bahwa kaum Tionghoa Indonesia termasuk orang Hakka ikut memberikan kontribusi positif dalam perjuangan merebut kemerdekaan,” kata dia.

Pak SBY, lanjut Xie, turut memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi kaum Tionghoa dalam mendorong pembangunan dan kemajuan nasional.

Dalam kesempatan itu, Xie juga turut melontarkan kekagumannya terhadap Indonesia. Di matanya, Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah yang luas dan sumber daya alam berlimpah. Indonesia, ujar Xie, memiliki penduduk 250 juta jiwa dan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 17 ribu pulau.

“Indonesia telah dikenal dengan reputasinya sebagai Zamrud Khatulistiwa. Teman-teman di Indonesia kerap mengatakan dengan bangga: sumber daya Indonesia sangat banyak sampai tidak terhitung. Jangan tanya apa yang kami punya, tetapi tanyakan apa yang tidak kami punyai!,” kata Xie menirukan ucapan tersebut.

Xie juga mengaku kagum dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kendati Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, namun memiliki banyak suku bangsa dan bisa hidup berdampingan.

Sumber berita : viva.co.id

By Herman Tan Manado

One Smile Return to the East. Follow @tionghoainfo untuk info2 terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: eitss, mau apa nih?