Last Updated on 17 April 2021 by Herman Tan Manado
Identik dengan Dinasti Qin itu sendiri, Qin Shihuang mampu mendirikan kekaisarannya dengan membangun di atas landasan yang kokoh, yang telah diletakkan oleh nenek moyangnya yang disegani. Kenyataannya, dialah yang mengkonsolidasikan upaya-upaya mereka dan merampungkan karya mereka.
Sayangnya, karena pemerintahan Qin Shihuang yang menindas, Dinasti Qin ambruk hanya dalam empat tahun setelah ia wafat. Tetapi, pengaruhnya jauh melampaui keberadaannya yang hanya 14 tahun.
Raja Wu dari Zhou adalah pendiri Dinasti Zhou. Seorang pria yang penuh kebajikan, dan bertekad kuat. Ia lancarkan perang untuk menghukum Raja Zhou dari Shang yang tirani, dan meraih kemenangan besar karena prajurit Shang tidak rela mati demi raja mereka. Dinasti Shang digulingkan dan Raja Zhou membakar diri sampai mati
Raja You Zhou adalah penguasa terakhir dari Dinasti Zhou. Suka pamer dan serampangan, ia benar-benar cuek terhadap urusan negara. Ia membuat marah para penguasa negara-negara bagian yang bergantung padanya, dengan sikapnya yang terlalu memanjakan selir kesayangannya, yaitu Baosi.
Ketika salah penguasa itu berkolaborasi dengan Xirong yang minoritas dan berperang melawan Raja You, Raja You menyalakan mercu suar untuk minta tolong, tetapi tak seorang pun datang menolongnya, demikianlah ia tewas terbunuh.
Adipati Mu dari Qin adalah penguasa yang berpandangan jauh ke depan. Ia aktif mengumpulkan orang-orang berbakat untuk membantunya mengatur urusan negara. Ia berperang dengan negara-negara bagian lainnya, merebut tanah yang diduduki oleh berbagai suku, memperluas wilayahnya dan menjadi pemimpin yang paling berkuasa di antara para tuan tanah.
Baili Xi sebelumnya adalah seorang pejabat di negara bagian Yu. Walaupun dikenal herbakat, ia kurang diberikan pengakuan oleh penguasanya. Belakangan, Adipati Mu dari Qin menjadikannya perdana menteri Qin di usia 70. Atas bantuannya mengembangkan Qin menjadi kekuatan besar, ia dihormati rakyat Qin dan dijuluki “Pejabat Lima Lembar Kulit Domba”.
Shang Yang semula bernama Gongsun Yang. Ahli dalam pemerintahan, ia sangat dihargai oleh Adipati Xiao dari Qin. Dua kali ia memperkenalkan reformasi yang drastis dalam pemerintahan serta struktur sosial untuk mengkonsolidasikan rejimnya dengan menggunakan hukum.
Reformasi-reformasinya membawa kemajuan ekonomi yang pesat dan kemajuan militer, dan meletakkan landasan bagi penyatuan Tiongkok belakangan. Reformasi politiknya juga memberikan model dasar dari pemerintahan otoriter yang disentralisasikan, yang bertahan 2.000 tahun di Tiongkok. Setelah Adipati Xiao wafat, ia daan keluarganya dibunuh.
Su Qin dan Zhang Yi adalah politikus-politikus terkenal selama Zaman berperangnya Negara-negara Bagian, ketika negara-negara bagian yang lebih kecil berebut supremasi. Keduanya berkelihng tujuh negara bagian yang terkuat, menasihatkan strategi-strategi yang berlawanan.
Su Qin mwnghimbau enam negara bagian untuk membentuk aliansi me1awan Qin; suatu strategi yang dikenal sebagai He Zong. Zhang Yi menasihatkan Lian Heng, membujuk masing-masing dari keenam negara bagian itu untuk membentuk koalisi dengan Qin yang berkuasa.
Fan Sui sebelumnya sebelumnya bertugas di istana Wei. Sangat dihargai oleh Adipati Zhao dan; Qin, ia dijadikan Prdana Menteri. Kebijakan luar negerinya membantu Adipati Zhao menaklukan Han, Wei dan Zhao dan menggulingkan kerajaan Zhou “sebagai penguasa tertinggi di negeri ini”.
Lu Buwei semula seorang pedagang kaya di negara bagian Han, yang kemudian menetap di Wei. Ia berjumpa dengan Guru Yiren, cucu Adipati Zhao dari Qin. Manipulasi-manipulasi nya yang licik membantu Yiren menjadi Adipati Zhuangxiang dari Qin; dan ia sendiri menjadi Perdana Menteri menteri. Belakangan, Lu Buwei bunuh diri.
Li Si dilahirkan di Chu. Ia bekerja di Qin ketika masih muda. Ketika Ying Zheng, adipati Qin, memutuskan untuk memecat orang-orang dari negara bagian lain yang bekerja di istana Qin, Li Si menulis “Permohonan untuk tidak mengusir orang luar”. Ia berargumentasi bahwa bakat-bakat asing mengkontribusikan pelayanan yang berharga.
Adipati sangat terkesan dengan argumentasinya dan menjadikannya konsultan yang paling terpercaya. Li Si lah yang berperan di balik sebagian besar kebijakan dan langkah yang diambil oleh sang kaisar, termasuk pembakaran buku-buku.
Jing Ke dilahirkan di negara bagian Wei. Seorang sarjana yang giat semenjak muda. Ia kemudian menjadi ahli dalam menggunakan pedang. Seorang pria yang benar serta sopan. Ia memenangkan penghargaan dan kepercayaan Pangeran Dan dari Yan, yang memohon kepadanya untuk membunuh adipati Qin. Sayangnya, sasaran Jing Ke meleset, dan ia sendiri tewas tertikam.
Kaisar Pertama dari Qin dinamai Yin Zheng ketika dilahirkan. Baru berusia 13 tahun ketika ia mewarisi keadipatian, ia singkirkan Perdana Menteri Lu Bu Wei dan mengambil alih kendali pemerintahan ketika berusia 20 tahun. Dalam 10 tahun ia sapu bersih keenam negara bagian lainnya dan menyatukan Tiongkok.
Setelah menjadi penguasa tertinggi, yaitu “kaisar”, Ia lancarkan serangkaian reformasi dan memerintahkan banyak proyek raksasa, termasuk Tembok Besar Tiongkok, Istana E Pang, dan makam Qin. Ia terkenal “membakar buku-buku dan menguburkan para sarjana pengikut Confucius. Ia berusia 50 tahun ketika meninggal jauh dari rumah pada tahun 210 SM.
Zhao Gao adalah seorang sida-sida di istana Qin. Belakangan ia menjadi pembimbing putera sang adipati, yaitu Huhai. Setelah kematian Kaisar Pertama, ia berkolusi dengan Li Si untuk menaikkan Huhai ke atas takhta. Ia bantai saudara-saudari sang kaisar baru. Ia renggut urusan-urusan negara dan memaksakan kebijakan-kebijakan yang mengakibatkan kekacauan politik dan ekonomi.
Ujung-ujungnya Zhao Gao tewas di tangan Ziying yang menggantikan Huhai naik tahta.
Meng Tian adalah seorang jenderal Qin yang terkenal. Kakek dan Ayahnya adalah tokoh-tokoh militer yang berprestasi. Selama pemerintahan Kaisar Pertama, Meng Tian berprestasi dalam pertempuran melawan suku nomad Hun, dan dalam membela batas utara kekaisaran Qin. Ia dipaksa bunuh diri oleh Zhao Gao setelah kematian Kaisar Pertama.
Wang Jian adalah seorang jenderal lain yang juga terkenal, yang sangat berjasa terhadap Ying Zheng dalam upayanya menyatukan Tiongkok. Ia rebut ibukota Zhao dan juga menaklukkan kekuatan utama dari Yan. Ketika Qin menyerang Chu yang lebih berkuasa, Ying Zheng semula menempatkan jenderal muda Li Xin.
Jenderal Li meremehkan musuhnya dan kalah hebat. Ying Zheng secara pribadi minta maaf kepada Wang Jian dan memintanya untuk memimpin perang melawan Chu. Wang Jian menghancurkan pasukan Chu dan merebut ibukotanya.
Fusu adalah putera sulung Kaisar Pertama. Sebagai seorang yang penuh kebajikan penuh penimbangan, Fusu memprotes terhadap pembunuhan para sarjana Confucius, yang membuat Ayahnya marah sehingga Ia dibuang. Ketika Kaisar sekarat, ia teringat akan Fusu. Tetapi ketetapannya tidak pernah sampai kepada Fusu.
Tanpa memberitahu Fusu tentang kematian Ayahnya, Zhao Gao dan Li Si menuliskan ketetapan kerajaan dan memaksa Fusu bunuh diri.
Huhai adalah putera bungsu Kaisar Pertama. Bodoh dan tak berpendidikan. Ia disayangi oleh Ayahnya. Setelah kematian Kaisar Pertama, Zhao Gao dan Li Si menjadikan Huhai Kaisar Kedua. Karena tidak berkompeten, ia abaikan negara dan menyerahkan kendali kepada Zhao Gao yang tidak bijaksana. Pada tahun 206 Sebelum Masehi, Huhai dibunuh oleh Zhao Gao.
Sumber : Buku koleksi penulis
Judul : “Jatuh Bangunnya Dinasti Qin” oleh Ren Changhong
Mau tahu sepak terjang dari para tokoh Qin? Jawabannya hanya di buku Qin and Han Dynasty
Kalau bro Anson berkenan, boleh juga mengirimkan sinopsis dari buku yang dimaksud dalam bentuk artikel, dengan menyertakan screen shoot buku tersebut. Demikian info