Last Updated on 16 February 2017 by Herman Tan Manado
Qīng jìng wú wéi
清静无为
Selalu berusaha berbuat sesuatu yang berguna untuk orang lain dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih. Inilah inti dari ajaran Agama TAO yang selalu dianjurkan kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup didunia yang fana ini. Dengan demikian kita bisa mengetahui betapa bijaknya seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
Wù jǐ wù rén
悟己悟人
Umat TAO dianjurkan untuk sedapat mungkin bisa sadar dalam menjalankan perbuatan-perbuatan dan pengertian yang sempurna bagi dirinya, dan kalau bisa juga sekaligus menyadarkan orang lain terhadap perbuatan bijaksana.
Ungkapan ini, menunjukkan kepada kita untuk bisa selalu berbuat amal dalam menyempurnakan diri. Dengan demikian bisa secara tidak langsung mengajak orang lain ikut sadar juga. Itu yang diutamakan, jadi kita tidak dianjurkan untuk menarik-narik umat Agama lain dengan dalih menyelamatkan umat agama lain ataupun menyadarkan umat agama lain.
Chéng xīn shǒu zé
诚心守则
Setia dan Jujur serta taat pada peraturan.
Ungkapan ini sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat etnis Tionghoa, terutama dalam bidang bisnis dan perdagangan. Makanya sering ada yang mengatakan di pusat-pusat perdagangan di beberapa daerah Jakarta, etnis Tinghoa sangat menjunjung tinggi kepercayaan orang lain terhadap dirinya begitu juga sebaliknya.
Para pedagang etnis Tionghoa itu bisa saja hutang barang dulu tanpa anggunan apa-apa, cukup dengan secarik kertas atau telepon saja, dan semuanya hanya berdasarkan kuatnya mereka mempertahankan NILAI KEPERCAYAAN ORANG LAIN KEPADA DIRINYA.
Yǐn shuǐ sī yuán
饮水思源
Minum air harus ingat pada sumbernya.
Ini ungkapan bahwa etnis Tionghoa selalu ditekankan untuk tidak lupa terhadap budi yang telah diberikan orang lain kepada kita, termasuk kepada orang tua kita.
Sifat harus balas budi inilah yang sering dianjurkan kepada anak cucu etnis Tionghoa, jadi mereka akan tumbuh menjadi manusia yang tahu balas budi dan selalu menghormati nenek moyangnya, sampai-sampai diwujudkan dalam upacara keagamaan terhadap Almarhum nenek moyang mereka!
Sàng xīn bìng kuáng
丧心病狂
Kehilangan akal sehat, seperti orang gila.
Ungkapan ini dipakai untuk menjelaskan orang yang kadang-kadang demi nama (MING) dan Harta benda/Keuntungan (LI) sedikit saja, sudah berebutan seperti anjing berebut sisa tulang di tong sampah; sampai tega-teganya mencelakai orang terdekatnya/agama leluhurnya (Leluhur atau orang tua sendiri) demi menjilat pantat tuan barunya.
Pāo zhuān yǐn yù
抛砖引玉
Melempar bata untuk mendatangkan/memancing Giok.
Pepatah ini menunjukkan suatu ‘sifat rendah hati’, dimana menunjukkan seseorang yang sengaja mengaku hanya mengungkapkan sesuatu secara garis besar/sepintas saja (PADAHAL SUDAH LENGKAP), dengan tujuan untuk memancing pendapat-pendapat yang lebih baik atau mantap dari orang yang mendengar atau membacanya.
Zì qiáng bù xi
自强不息
Menyumber terus tanpa ada jedah = Maju terus pantang mundur = Patah tumbuh hilang berganti.
Pepatah ini oleh nenek moyang kita dipakai untuk memacu semangat hidup dalam segala hal, maksudnya kita sebagai etnis Tionghoa haruslah bisa selalu berdikari dalam menjalani kehidupan masing-masing, jangan punya mental tempe, sedikit-sedikit sudah merengek-rengek minta belas kasihan orang lain.
Xìng yāo zuò guài
兴妖作怪
Ikut berperan jadi setan mencari gara-gara = menjilat = mengompori, dsb.
Pepatah diatas dipakai oleh etnis Tionghoa untuk menasehati anak cucunya bahwa jadi manusia haruslah jangan suka ikut-ikutan dalam menimbulkan keonaran, jangan suka mengompori hal-hal yang jahat/setan, jangan suka menjilat sambil mengingkari hati nurani.
Karena itu kalau ada orang yang suka cari gara-gara, suka menjilat tuan kesalahannya sambil mengorbankan hati nuraninya sendiri, suka membantu memfitnah orang lain secara keji. Orang tersebut boleh kita juluki sedang Xing Yao Zou Guai.
Xiào lǐ cáng dāo
笑里藏刀
Pisau dibalik topeng senyum.
Ungkapan ini menasehati kita untuk selalu waspada dengan kata-kata yang manis dan senyum yang dibuat-buat, karena kata-kata yang manis dan senyuman paling sering membuat orang jadi lengah dan mudah terjerumus kedalam jebakan (tinggal dipotong dengan pisau) penipu itu!
Itulah sebabnya ada juga pepatah yang mengatakan bahwa: Sebuah nasehat biasanya sangat menyakitkan telinga, sebaliknya kalimat-kalimat yang sangat enak ditelinga biasanya sering berupa sebuah tipu muslihat.
Nah dengan demikian, maka orang-orang bijak selalu menasehati kita untuk membuang jauh-jauh topeng yang masih dipakai, apapun alasannya.
Kuài rén kuài yǔ
快人快语
Orang jujur/lugu berbicara apa adanya.
Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa orang yang jujur/lugu dan tulus biasanya berbicara apa adanya tanpa maksud yang jelek. Bicaranya langsung ke sasaran tanpa banyak berputar-putar, sehingga terkesan orang tersebut ususnya pun lurus kayak jalan tol.
Dibuat oleh : Shanmao @siutao.com (中国熟语 – 第一册)
Diedit oleh : Mirianto
Dipublikasi oleh : Tionghoa.INFO